Teknologi bolam lampu dari saat ke ketika telah mengalami perkembangan yg sangat pesat, sejak zaman dahulu manusia telah mengerti betapa pentingnya sebuah penjelasan, terutama dalam saat malam hari. Lantaran itu, mereka berupaya untuk membangun sebuah indera penjelasan mulai menurut lampu minyak yg kemudian dikembangkan lagi dengan ditemukannya teknologi lampu listrik pertama yaitu lampu pijar, dan hingga kini pun teknologi lampu masih dikembangkan supaya lebih efisien dan lebih ramah lingkungan.
Berikut ini merupakan penjelasan tentang banyak sekali jenis lampu yg generik digunakan serta perbedaannya :
Lampu Pijar
Source images : pixabay.com |
Cahaya lampu pijar ini didasari oleh prinsip kerja saat sebuah filamen (dawai tipis yg terbuat berdasarkan tungsen), dialirkan arus tertentu, pada keadaan "vakum udaradanquot; atau tanpa udara disekelilingnya, maka terjadilah pemijaran pada dawai filamen tadi menggunakan suhu sekitar dua.200 derajat celcius. Pijaran kawat filamen inilah yg menghasilkan cahaya yg dapat dipakai untuk menerangi sebuah ruangan.
Kawat filamen tungsten tersebut di tempatkan pada pada bola lampu (bohlam) kedap udara dengan tujuan supaya suhu panasnya terkonsentrasi pada kurang lebih filamen tadi, lantaran menggunakan suhu kerja yang tinggi, filamen akan bisa berpijar lebih terang.
Besar kecilnya arus listrik yang mengalir dapat mempengaruhi cahaya yang dihasilkan lampu pijar tersebut, jika tegangan listrik sedang turun maka cahaya yang dihasilkan ikut turun (meredup). Karena intensitas cahaya lampu pijar hanya sekitar 15 lumen/watt, sehingga untuk menghasilkan cahaya yang lebih terang, maka memerlukan energi listrik yang besar.
Meski energi listrik yg terpakai sudah bisa dibilang relatif besar , tetapi nyala lampu pijar tidak se-jelas dan se-efisien lampu jenis lainnya, hal ini karena 90% lebih energi listrik yg terpakai akan berubah sebagai panas, sedangkan yg berhasil diubah sebagai cahaya hanya 5% dari tenaga listrik yg terpakai tadi. Tentunya ini sangat tidak efisien dan boros energi listrik.
Selain itu, dengan temperatur kerjanya yang tinggi tersebut akan mengakibatkan diameter kawat filamen semakin terkikis dan lama kelamaan kawat akan terputus, sehingga lampu pijar pun tidak dapat digunakan lagi. Karena mudah putus, diperkirakan rata-rata usia pakai lampu pijar hanya 1.000 jam pakai, jika penggunaan dalam sehari 8 jam, maka usia hidup lampu pijar adalah sekitar 4 bulan.
Saat ini lampu pijar sudah mulai ditinggalkan karena konsumsi tenaga listriknya yg lebih boros jika dibandingkan dengan jenis lampu lainnya. Tetapi kita masih sanggup menjumpainya di pasaran, karena selain membuat cahaya, lampu pijar jua bisa membentuk panas sehingga masih mampu dimanfaatkan buat menghangatkan ruangan atau bahkan sangat bermanfaat untuk inkubator telur (loka penetasan telur).
Lampu Pendar
Source images : commons.wikimedia.org |
Lampu pendar atau lampu fluorescent ini biasa kita sebut dengan kata lampu neon, lampu ini telah diciptakan dalam tahun 1938. Lampu ini telah poly kita pakai, baik pada bentuk panjang yg seringkali diklaim lampu TL (lampu fluorescent) atau yg berbentuk misalnya alfabet "Udanquot; & spiral (lampu CFL/compact fluorescent lamp). Meski pada bentuk tidak sama, tetapi secara garis besar cara kerja lampu TL dengan lampu CFL merupakan sama.
Cahaya lampu pendar tadi dihasilkan menurut adanya proses eksitasi elektron menggunakan gas halogen (atau umumnya neon) di pada wadah kaca tertutup menggunakan tekanan eksklusif yg dimana waktu dialiri sebuah tenaga berupa arus listrik, maka elektron dalam atom neon tersebut akan mengalami eksitasi yakni perpindahan elektron pada posisi kulit terluar sebuah atom (neon) dan karena posisi elektron nir stabil dalam lapisan kulit tersebut, maka akan cenderung kembali dalam posisi lapisan atom semula, dan proses kembalinya tadi menggunakan disertai oleh munculnya sebuah "cahaya" sebagai bagian yg dipisahkan sang elekton.
Dan saat elektron tersebut telah kembali pada posisi kulit atom yg semula, akan terjadi balik eksitasi elektron yg berulang karena sudah diberikan tenaga berupa arus listrik, dan selama masih ada energi listrik yang mengalir, insiden tadi akan terus menerus terulang pada satuan permilidetik, lantaran proses terjadinya eksitasi yang cepat tadi, sebagai akibatnya cahaya yang didapatkan terlihat misalnya simultan (nir berkedip).
Intensitas cahaya yg dihasilkan sang lampu pendar pula lebih tinggi dibandingkan menggunakan lampu pijar, yaitu sekitar 67 lumen/watt. Tingkat efisiensi energi listriknya jua lebih tinggi dari lampu pijar, hal ini karena energi listrik yg berubah sebagai tenaga panas lebih rendah dan sangat jauh perbedaannya jika dibandingkan menggunakan lampu pijar.
Selain itu, usia pakai lampu pendar juga lebih panjang jika dibandingkan menggunakan lampu pijar, yaitu kurang lebih 8.500 ? 10.000 jam gunakan.
Dengan tingkat efisiensi energi yg tinggi dan cahaya yang didapatkan pula lebih terang, sebagai akibatnya berakibat lampu pendar dianggap-sebut menjadi lampu irit tenaga.
Tetapi dibalik keunggulannya tersebut masih ada kekurangan yg dimiliki lampu pendar yakni resiko eksistensi merkuri beracun yang dirasa kurang ramah lingkungan dan kurang baik bagi kesehatan penggunanya.
Lampu LED
Source images : amazon.in |
Hal ini didasari karena seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan yang kini mulai membahas soal masalah lingkungan hidup yang aman untuk masa kini dan masa depan. Sehingga lahirlah teknologi lampu baru dengan diode pemancar cahaya (light-emitting diode) atau yang biasa disebut dengan teknologi lampu L.E.D atau LED.
Penelitian lampu LED yang pertama dimulai dalam tahun 1960-an & dari penelitian tersebut berhasil menciptakan lampu LED berwarna merah & hijau. Lalu, kemudian disusul LED biru pada tahun 1990-an, LED biru berhasil diciptakan oleh tiga ilmuwan Jepang Isamu Akasaki, Hiroshi Amano, & Shuji Nakamura. Dan tidak lama lalu selesainya LED biru berhasil dibentuk, LED putih kemudian jua berhasil dibentuk. Sehingga pada tahun 2014, ketiga ilmuwan jepang tadi dianugerahi hadiah nobel fisika berkat penemuannya tadi.
Sumber pencahayaan lampu LED tadi dari menurut dioda berupa bahan semikonduktor berdasarkan material padat yg sanggup mengalirkan arus listrik. Cahaya yg dihasilkan tersebut asal berdasarkan pelepasan tenaga menurut gerakan elektron dalam semikondutor tadi.
Ketika dialiri arus listrik, elektron bebas menurut bagian negatif semikonduktor yg diperkaya elektron bebas akan mengalir menuju ke bagian positif. Dan disaat yang bersamaan, lubang elektron dalam bagian positif berkecimpung ke bagian negatif, gerakan tersebut menciptakan elektron bebas jatuh ke lubang elektron. Akibatnya, elektron turun ke tingkat tenaga yg lebih stabil dan melepaskan foton/cahaya. Semakin tinggi tenaga foton yang dihasilkan, cahaya yang didapatkan jua akan semakin tinggi frekuensinya atau panjang gelombangnya.
Oleh karenanya, rona cahaya lampu LED bergantung pada adonan materi penyusun diodanya. Misalnya, campuran aluminium, galium, & arsenik akan membuat cahaya merah. Perpaduan indium, galium, & nitrida memberi warna biru.
Apabila dibandingkan dengan pembangkit cahaya lampu pijar & lampu pendar, pembuat cahaya pada lampu LED sangatlah kecil. Hanya ukuran kurang menurut 1 milimeter persegi, sehingga buat membuat satu bola lampu maka diharapkan rangkaian yang tersusun menurut beberapa LED.
Selain buat penerangan tempat tinggal atau jalan, ukuran LED yg kecil tadi jua dapat dimanfaatkan buat pencahayaan beragam peralatan elektro, seperti buat remote control, layar monitor, layar televisi atau bahkan layar smartphone.
Lampu LED memiliki intensitas cahaya yang lebih tinggi dari lampu pijar & lampu pendar, yakni sekitar 70-100 lumen/watt. Selain itu, nilai efisiensinya jua lebih tinggi, karena lebih dari 50% energi listrik diubah sebagai tenaga cahaya.
Temperatur kerja lampu LED sangatlah rendah, sehingga menciptakan usia pakai lampu LED sangat panjang. Usia pakainya mampu lebih lama dari lampu pijar & lampu pendar, yakni sekitar 35.000-50.000 jam gunakan.
Produksi lampu LED lebih rumit, sebagai akibatnya membuat harga lampu LED menjadi mahal. Namun, jika dihitung penggunaan jangka panjang buat pemakaian listriknya, maka lampu LED permanen lebih murah karena konsumsi daya listriknya yang lebih kecil apabila dibandingkan dengan lampu pendar dan pijar.
Demikian untuk artikel kali ini tentang Mengenal Perbedaan Lampu Pijar, Lampu Pendar Dan Lampu LED, semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment