Pages

Friday, May 22, 2020

3 Contoh Hikayat Abu Nawas Beserta Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik

3  Contoh Hikayat Abu Nawas Beserta Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik - Pada artikel hari ini kita akan membahas contoh dari Hikayat Abu Nawas Berdoa Minta Jodoh, Hikayat Abu Nawas Pesan Bagi Hakim, Hikayat Abu Nawas dan Lelaki Kikir.

Apa itu hikayat? Menurut Wikipedia, hikayat adalah salah satu bentuk karya sastra prosa melayu lama yang berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng.

Pada pembahasan kali ini kita akan mengetahui unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik Hikayat Abu Nawas. Untuk lebih jelasnya, marilah kita simak materi ini.

Baca juga:Struktur Teks Hikayat atau Unsur-Unsur pada Hikayat

#1 Hikayat Ketika Abu Nawas Berdoa Minta Jodoh Beserta Unsur Instrinsik dan Unsur Ekstrinsik

Hikayat Ketika Abu Nawas Berdoa Minta Jodoh Beserta Unsur Instrinsik dan Unsur Ekstrinsik.

Ada saja cara Abu Nawas berdoa supaya dirinya mendapatkan jodoh & menikah. Karena kecerdasan & semangat dalam dirinya, akhirnya Abu Nawas menerima istri yang anggun dan shalihah. Sehebat apapun kecerdasan Abu Nawas, ia tetaplah insan biasa. Kala masih bujangan, seperti pemuda lainnya, beliau juga ingin segera menerima jodoh kemudian menikah dan memiliki sebuah keluarga.

Pada suatu saat dia sangat tergila-gila pada seorang perempuan . Wanita itu benar-benar manis, pandai serta termasuk wanita yg pakar ibadah. Abu Nawas berkeinginan untuk memperistri wanita salihah itu. Lantaran cintanya begitu membara, ia pun berdoa dengan khusyuk kepada Allah SWT.

?Ya Allah, bila memang gadis itu baik buat saya, dekatkanlah kepadaku. Tetapi apabila memang menurutmu beliau buruk buatku, tolong Ya Allah, sekali lagi tolong pertimbangkan lagi ya Allah,? Ucap doanya dengan menyebut nama gadis itu & terkesan memaksa kehendak Allah.

Abu Nawas melakukan doa itu setiap selesai shalat 5 waktu. Selama berbulan-bulan beliau menunggu indikasi-tanda dikabulkan doanya. Berjalan lebih 3 bulan, Abu Nawas merasa doanya tidak dikabulkan Allah. Ia pun introspeksi diri.

?Mungkin Allah tidak mengabulkan doaku lantaran aku kurang pasrah atas pilihan jodohku,? Katanya dalam hati.

Kemudian Abu Nawas pun bermunajat lagi. Tapi kali ini ganti strategi, doa itu tidak diembel-embeli spesifik pakai nama si gadis, apalagi berani ?Maksa? Pada Allah seperti doa sebelumnya.

?Ya Allah berikanlah istri yg terbaik untukku,? Begitu suara doanya.

Berbulan-bulan beliau terus memohon pada Allah, tetapi Allah tidak juga mendekatkan Abu Nawas menggunakan gadis pujaannya. Bahkan Allah pula nir mempertemukan Abu Nawas menggunakan perempuan yang mau diperistri. Lama-lama beliau mulai risi jua.

Takut sebagai bujangan tua yang lapuk dimakan usia.

Ia pun memutar otak lagi bagaimana caranya berdoa dan mampu cepat terkabul. Abu Nawas memang cerdas. Tak kehabisan akal, dia pun merasa perlu sedikit ?Diplomatis? Dengan Allah. Ia pun mengubah doanya.

?Ya Allah, sekarang aku tidak minta lagi buat diriku. Aku hanya minta perempuan menjadi menantu Ibuku yang sudah tua & sangat aku cintai Ya Allah. Sekali lagi bukan untukku Ya Tuhan. Maka, berikanlah dia menantu,? Begitu doa Abu Nawas.

Barangkali karena keikhlasan & ?Keluguan? Abu Nawas tadi, Allah pun menjawab doanya.

Akhirnya Allah menakdirkan wanita cantik dan salihah itu sebagai istri Abu Nawas. Abu Nawas bersyukur sekali mampu mempersunting gadis pujaannya. Keluarganya pun berjalan mawaddah warahmah.

Analisis Unsur Intrinsik

Tema

Tentang bepergian hayati : Doa dan usaha Abu Nawas untuk mendapatkan pendamping hidup.

Alur

Alur yang digunakan Mundur, karena terdapat flashback.

  • Perkenalan: Ada saja cara Abu Nawas berdoa agar dirinya mendapatkan jodoh dan menikah. Karena kecerdasan dan semangat dalam dirinya, (paragraf 1)
  • Penyelesaian: akhirnya Abu Nawas mendapatkan istri yang cantik dan shalihah. Sehebat apapun kecerdasan Abu Nawas, ia tetaplah manusia biasa. (paragraf 1)
  • Masalah: Pada suatu ketika ia sangat tergila-gila pada seorang wanita. Wanita itu sungguh cantik, pintar serta termasuk wanita yang ahli ibadah. Abu Nawas berkeinginan untuk memperistri wanita salihah itu (paragraf 2)
  • Klimaks: Berbulan-bulan beliau terus memohon pada Allah, tetapi Allah tidak juga mendekatkan Abu Nawas menggunakan gadis pujaannya. Bahkan Allah pula nir mempertemukan Abu Nawas menggunakan perempuan yang mau diperistri. Lama-lama beliau mulai risi jua. Takut menjadi bujangan tua yang lapuk dimakan usia (paragraf 8)
  • Falling action: Ia pun memutar otak lagi bagaimana caranya berdoa dan bisa cepat terkabul.Abu Nawas memang cerdas. Tak kehabisan akal, ia pun merasa perlu sedikit “diplomatis” dengan Allah. Ia pun mengubah doanya. Akhirnya Allah menakdirkan wanita cantik dan salihah itu menjadi istri Abu Nawas. Abu Nawas bersyukur sekali bisa mempersunting gadis pujaannya. Keluarganya pun berjalan mawaddah warahmah (paragraf terakhir).

Penokohan

Abu Nawas: Ambisius, cerdas, cerdik, semangat, & tidak pantang menyerah/ tidak mudah putus harapan.

  • Bukti: Para paragraf 1 (pertama): "Ada saja cara Abu Nawas berdoa agar dirinya mendapatkan jodoh & menikah. Karena kecerdasan & semangat dalam dirinya,"

Sudut Pandang

Orang ketiga serba tahu, karena pengarang tahu hinggai si hati si tokoh Abu Nawas.

  • Bukti: Pada kalimat "Ia pun memutar otak lagi bagaimana caranya berdoa & sanggup cepat terkabul. Abu Nawas memang cerdas. Tak kehabisan akal, beliau pun merasa perlu sedikit ?Diplomatis? Menggunakan Allah. Ia pun mengubah doanyadanquot;.

Latar/Setting

Waktu: Pagi, siang, & malam hari dalam waktu berbulan-bulan.

  • Bukti: Abu Nawas melakukan doa itu setiap selesai shalat lima waktu. Selama berbulan-bulan ia menunggu tanda-tanda dikabulkan doanya. Berjalan lebih tiga bulan.

Tempat: Rumah atau Tempat Ibadah.

  • Bukti: Abu Nawas melakukan doa itu setiap selesai shalat lima waktu. Selama berbulan-bulan ia menunggu tanda-tanda dikabulkan doanya.

Suasana: Khusyuk dan Bahagia.

  • Bukti Khusyuk: Karena cintanya begitu membara, ia pun berdoa dengan khusyuk kepada Allah SWT.
  • Bukti Bahagia: Akhirnya Allah menakdirkan wanita cantik dan salihah itu sebagai istri Abu Nawas. Abu Nawas bersyukur sekali mampu mempersunting gadis pujaannya. Keluarganya pun berjalan mawaddah warahmah.

Amanat

Doa, usaha, ikthiar, dan tawakal lah, maka Allah SWT akan memberi apa yang kita mau/inginkan. Jodoh sudah berada ditangan Allah SWT.

Analisis Unsur Ekstrinsik

Nilai-nilai

  1. Nilai Moral, terdapat pada kalimat: Karena kecerdasan dan semangat dalam dirinya, akhirnya Abu Nawas mendapatkan istri yang cantik dan shalihah. Sehebat apapun kecerdasan Abu Nawas, ia tetaplah manusia biasa.
  2. Nilai Religius, terdapat pada kalimat: Abu Nawas melakukan doa itu setiap selesai shalat lima waktu.
  3. Nilai Sosial Budaya, terdapat pada kalimat: Aku hanya minta wanita sebagai menantu Ibuku yang sudah tua dan sangat aku cintai Ya Allah. Sekali lagi bukan untukku Ya Tuhan. Maka, berikanlah ia menantu

#dua Hikayat Abu Nawas: Pesan Bagi Hakim Beserta Unsur Instrinsik & Ekstrinsik

Hikayat Abu Nawas: Pesan Bagi Hakim Beserta Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik

Bapaknya Abu Nawas merupakan Penghulu Kerajaan Baghdad bernama Maulana. Pada suatu hari bapaknya Abu Nawas yg telah tua itu sakit parah dan akhirnya mangkat global.

Abu Nawas dipanggil ke istana. La diperintah Sultan (Raja) buat mengubur jenazah bapaknya itu sebagaimana tata cara Syeikh Maulana. Apa yang dilakukan Abu Nawas hampir tiada bedanya dengan Kadi Maulana baik mengenai tata cara memandikan jenazah hingga mengkafani, menyalati & men-do?Akannya. Maka Sultan bermaksud mengangkat Abu Nawas sebagai Kadi atau penghulu menggantikan kedudukan bapaknya.

Namun..,demi mendengar planning sang Sultan. Tiba-datang saja Abu Nawas yang cerdas itu datang-tiba nampak berubah sebagai gila.

Usai upacara pemakaman bapaknya. Abu Nawas merogoh btg sepotong btg pisang & diperlakukannya seperti kuda, dia menunggang kuda dari btg pisang itu sambil berlari-lari menurut kuburan bapaknya menuju rumahnya. Orang yang melihat menjadi terheran-heran dibuatnya.

Pada hari yang lain beliau mengajak anak-anak mini dalam jumlah yg cukup banyak untuk pulang ke makam bapaknya. Dan pada atas makam bapaknya itu ia mengajak anak-anak bermain rebana & bersuka cita.

Kini seluruh orang semakin heran atas kelakuan Abu Nawas itu, mereka menduga Abu Nawas telah menjadi gila lantaran ditinggal tewas oleh bapaknya.

Pada suatu hari ada beberapa orang utusan berdasarkan Sultan Harun Al Rasyid datang menemui Abu Nawas.

?Hai Abu Nawas kau dipanggil Sultan buat menghadap ke istana.? Kata wazir utusan Sultan.

?Buat apa sultan memanggilku, aku nir terdapat keperluan dengannya.? Jawab Abu Nawas menggunakan entengnya seperti tanpa beban.

?Hai Abu Nawas kau tidak boleh mengungkapkan seperti itu pada rajamu.?

?Hai wazir, kau jangan poly cakap. Cepat ambil ini kudaku ini dan mandikan pada sungai supaya higienis & segar.? Kata Abu Nawas sembari menyodorkan sebatang pohon pisang yg dijadikan kuda-kudaan.

Si wazir hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Abu Nawas. ?Abu Nawas kau mau apa nir menghadap Sultan?? Istilah wazir.

?Katakan pada rajamu, aku sudah tahu maka aku tidak mau.? Istilah

Abu Nawas.

?Apa maksudnya Abu Nawas?? Tanya wazir dengan rasa penasaran.

?Sudah pergi sana, bilang saja begitu kepada rajamu.? Sergah Abu Nawas sembari menyaruk debu & dilempar ke arah si wazir & sahabat-temannya.

Si wazir segera menyingkir berdasarkan halaman tempat tinggal Abu Nawas. Mereka laporkan keadaan Abu Nawas yang misalnya tidak waras itu pada Sultan Harun Al Rasyid.

Dengan geram Sultan berkata,?Kalian kolot semua, hanya menghadapkan Abu Nawas kemari saja tidak becus! Ayo pulang sana ke tempat tinggal Abu Nawas bawa beliau kemari dengan suka rela ataupun terpaksa.?

Si wazir segera mengajak beberapa prajurit istana. Dan menggunakan paksa Abu Nawas di hadirkan pada hadapan raja.

Tetapi lagi-lagi di depan raja Abu Nawas berlagak pilon bahkan tingkah-nya ugal-ugalan tidak selayaknya berada di hadapan seorang raja.

?Abu Nawas bersikaplah sopan!? Tegur Baginda. ?Ya Baginda, tahukah Anda????

?Apa Abu Nawas???

?Baginda?Terasi itu asalnya dari udang !?

?Kurang ajar kau menghinaku Nawas !?

?Tidak Baginda! Siapa bilang udang asal dari terasi??

Baginda merasa dilecehkan, ia naik pitam & segera memberi perintah kepada para pengawalnya.

?Hajar dia ! Pukuli beliau sebesar 2 puluh 5 kali.?

Wah-wah! Abu Nawas yg kurus kering itu akhirnya lemas tak berdaya dipukuli tentara yang bertubuh kekar.

Usai dipukuli Abu Nawas disuruh keluar istana. Ketika sampai pada pintu gerbang kota, beliau dicegat oleh penjaga.

?Hai Abu Nawas! Tempo hari waktu kau hendak masuk kekota ini kita telah mengadakan perjanjian. Masak kau lupa dalam janjimu itu? Apabila engkau diberi hadiah oleh Baginda maka kamu berkata: Aku bagi 2; engkau satu bagian, aku satu bagian. Nah, sekarang mana bagianku itu??

?Hai penjaga pintu gerbang, apakah kau benar-sahih menginginkan hadiah Baginda yang diberikan kepadaku tersebut??

?Lya, tentu itu kan sudah merupakan perjanjian kita??

?Balk, saya berikan semuanya, bukan hanya satu bagian!?

?Wah ternyata kau baik hati Abu Nawas. Memang harusnya begitu, kau kan sudah acapkali mendapat hibah berdasarkan Baginda.?

Tanpa banyak cakap lagi Abu Nawas mengambil sebatang kayu yg agak akbar lalu orang itu dipukulinya sebesar 2 puluh 5 kali.Tentu saja orang itu menjerit-jerit kesakitan dan menduga Abu Nawas telah sebagai gila.

Setelah penunggu gerbang kota itu klenger Abu Nawas meninggalkannya begitu saja, dia terus melangkah pulang ke rumahnya.

Sementara itu si penjaga pintu gerbang mengadukan nasibnya kepada Sultan Harun Al Rasyid.

?Ya, Tuanku Syah Alam, ampun beribu ampun. Hamba datang kemari mengadukan Abu Nawas yg sudah memukul hamba sebesar dua puluh lima kali tanpa suatu kesalahan. Hamba mohom keadilan berdasarkan Tuanku Baginda.?

Baginda segera memerintahkan pengawal untuk memanggil Abu Nawas. Setelah Abu Nawas berada di hadapan Baginda dia ditanya.?Hai Abu Nawas! Benarkah kau telah memukuli penunggu pintu gerbang kota ini sebesar 2 puluh lima kali pukulan??

Berkata Abu Nawas, ?Ampun Tuanku, sudah sepatutnya dia mendapat pukulan itu

?Apa maksudmu? Coba kau jelaskan seb orang itu?? Tanya Baginda.

?Tuanku,?Kata Abu Nawas.?Hamba & p. Mengadakan perjanjian bahwa bila?Hamba diberi hadiah tersebut akan dibagi 2. Satu bagian saya. Nah pagi tersebut hamba menerima hadial maka aku berikan pula hadiah dua puluh limi kali.

?Hai penunggu pintu gerbang, benarkah kau berjanji misalnya itu dengan Abu Nawas?? Tanya Baginda.

?Benar Tuanku,?Jawab penunggu pintu gerbang menerka bila Baginda memberikan bantuan gratis dalam abunawas.

?Hahahahaha??.!Dasar tukang peras,

sahut Baginda.?Abu Nawas tiada bersalah bahwa penjaga pintu gerbang kota Baghdad suka memeras orang! Kalau kau nir berubah saya akan memecat dan menghukum engkau !?

?Ampun Tuanku,?Sahut penjaga pintu gerbang.

Abu Nawas mengatakan,?Tuanku, hamba sue tiba-tiba diwajibkan hadir di tempat ini, pai Hamba mohon ganti rugi. Sebab jatah ketika lantaran panggilan Tuanku. Padahal besok r buat famili hamba.?

Sejenak Baginda melengak, terkejut ate datang-datang beliau tertawa terbahak-bahak,? Hahahah

Baginda lalu memerintahkan bem sekantong uang perak pada Abu Nawas. A hati gembira.

Tetapi sesampai pada rumahnya Abu Naw bahkan semakin nyentrik misalnya orang gila J

Pada suatu hari Raja Harun Al Rasyid rm menterinya.

?Apa pendapat kalian mengenai Abu N. Menjadi kadi??3

Wazir atau perdana meneteri berkata,?Melihat keadaan Abu Nawas yang semakin parah otaknya maka usahakan Tuanku mengangkat orang lain saja menjadi kadi.?

Menteri-menteri yang lain juga mengutarakan pendapat yg sama. ?Tuanku, Abu Nawas sudah menjadi gila karenanya dia tak layak menjadi kadi.?

?Baiklah, kita tunggu dulu sampai dua puluh satu hari, lantaran bapaknya baru saja mati. Jika tidak sembuh-sembuh jua bolehlah kita mencari kadi yang lain saja.?

Setelah lewat satu bulan Abu Nawas masih dinggap gila, maka Sultan Harun Al Rasyid mengangkat orang lain sebagai kadi atau penghulu kerajaan Baghdad.

Konon dalam seuatu pertemuan besar terdapat seseorang bernama Polan yg semenjak lama berambisi menjadi Kadi, la mensugesti orang-orang di kurang lebih Baginda buat menyetujui jika beliau diangkat menjadi Kadi, maka tatkala dia mengajukan dirinya sebagai Kadi kepada Baginda maka dengan mudah Baginda menyetujuinya.

Begitu mendengar Polan diangkat menjadi kadi maka Abu Nawas mengucapkan syukur pada Tuhan. ?Alhamdulillah?.. Saya sudah terlepas dari balak yg mengerikan.Tapi?.Sayang sekali kenapa hams Polan yang menjadi Kadi, kenapa tidak yang lain saja.?

Mengapa Abu Nawas bersikap seperti orang gila? Ceritanya begini: Pada suatu hari waktu ayahnya sakit parah dan hendak mati global ia panggil Abu Nawas untuk menghadap. Abu Nawas pun datang mendapati bapaknya yang sudah lemah lunglai.

Berkata bapaknya, ?Hai anakku, aku telah hampir mangkat . Sekarang ciumlah indera pendengaran kanan dan telinga kiriku.?

Abu Nawas segera menuruti permintaan terakhir bapaknya. La cium pendengaran kanan bapaknya, ternyata berbau harum, sedangkan yang sebelah kiri berbau sangat busuk.

?Bagamaina anakku? Sudah kau cium?? ?Benar Bapak!?

?Ceritakan menggunakan sejujurnya, baunya ke 2 telingaku ini.? ?Aduh Pak, benar-benar mengherankan, pendengaran Bapak yang sebelah kanan berbau harum sekali. Tapi? Yg sebelah kiri kok baunya amat busuk??

?Hai anakku Abu Nawas, tahukah apa sebabnya sanggup terjadi begini?? ?Wahai bapakku, cobalah ceritakan pada anakmu ini.?;

Berkata Syeikh Maulana.Tada suatu hari datang dua orang mengadukan masalahnya kepadaku. Yang seseorang aku dengarkan keluhannya. Tapi yg seorang lagi lantaran aku tak senang maka tidak kudengar pengaduannya. Inilah resiko sebagai Kadi (Penghulu). Apabila kelak kau suka sebagai Kadi maka kau akan mengalami hal yang sama, tetapi apabila kau nir suka sebagai Kadi maka buatlah alasan yang wajar agar kau tidak dipilih sebagai Kadi o!Eh Sultan Harun Al Rasyid. Tapi tidak mampu nir Sultan Harun AI.Rasyid pastilah permanen memilihmu menjadi Kadi.?

Nah, itulah sebabnya Abu Nawas pretensi sebagai gila. Hanya buat menghindarkan diri agar tidak diangkat sebagai kadi, seorang kadi atau penghulu dalam masa itu kedudukannya misalnya hakim yang memutus suatu kasus. Waiaupun Abu Nawas nir sebagai Kadi tetapi dia seringkali diajak konsultasi sang sang Raja buat memutus suatu kasus. Bahkan beliau kerap kali dipaksa tiba ke istana hanya sekedar buat menjawab pertanyaan Baginda Raja yg aneh-aneh dan nir wajar.

Analisis Unsur Instrinsik

Tema

Tentang Keadilan

Alur

Menggunakan alur maju-mundur. Karena si penulis menceritakan cerita yang tidak berurutan dari awal hingga akhir.

Setting/Latar

  • Latar tempat: Negeri Antah Berantah, Kerajaan Raja Baghdad, Rumah Abunawas, Rumah kadi.
  • Latar suasana: Bahagia, menegangkan, dan ramai.

Sudut Pandang

Sudut pandang pengarang adalah orang ketiga serba memahami.

Amanat

  • Kita harus banyak-banyak bersyukur.
  • Jangan selalu melihat ke atas, sekali-kali lihatlah kebawah, karena masih banyak orang yang hidupnya lebih menderita dari kita.
  • Hadapilah semua rintangan dan cobaan dalam hidup dengan sabar dan rendah hati.
  • Jangan memandang seseorang dari tampak luarnya saja, tapi lihatlah ke dalam hatinya.
  • Hendaknya kita dapat menolong sesama yang mengalami kesukaran.
  • Janganlah kita mudah menyerah dalam menghadapi suatu hal.
  • Hidup dan kematian, bahagia dan kesedihan, semua berada di tanan Tuhan, manusia hanya dapat menjalani takdir yang telah ditentukan.
  • Kita harus selalu bersikap adil

Analisis Unsur Ekstrinsik

Nilai-nilai

  1. Nilai Moral: Janganlah kita terlalu memaksakan kehendak yang kita mau kalau sebenarnya tidak mampu.
  2. Kita harus bersikap secara bijaksana dalam menghadapi segala sesuatu di dalam hidup kita.
  3. Nilai Budaya: Sebagai seorang raja kita harus bisa memberikan contoh teladan kepada rakyat kita.
  4. Nilai Sosial: Kita harus saling tolong-menolong terhadap sesama dan khusus untuk orang yang membutuhkan tanpa ada rasa pamrih.
  5. Hendaknya kita mau untuk berbagi supaya meringankan beban orang yang membutuhkan.
  6. Nilai Religius: Percayalah hanya kepada Tuhan bahwa Dialah yang menentukan nasib manusia.
  7. Jangan memeprcayai ramalan yang belum jelas kebenarannya.
  8. Nilai Pendidikan: Kita harus saling tolong-menolong terhadap sesama manusia dan pada orang yang membutuhkan tanpa mengharapkan balasan.

#3 Hikayat Abu Nawas dan Lelaki Kikir beserta Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik

Hikayat Abu Nawas dan Lelaki Kikir beserta Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik

Syahdan,disuatu masa hayati seorang laki2 yang punya sifat kikir (pelit).Beliau memiliki sebuah rumah yang relatif besar .Didalam rumah itu beliau tinggal beserta seorang istri & 3 orang anaknya yg masih kecil2.Laki2 ini merasa rumahnya sudah sangat sempit menggunakan keberadaannya dan keluarganya.Tetapi,untuk memperluas rumahnya,oleh lelaki merasa sayang buat mengeluarkan uang.Dia putar otak bagaimana caranya supaya ia bisa memperluas rumahnya tanpa mengeluarkan banyak.Akhirnya,ia mendatangi abunawas,seorang cerdik dikampungnya.Pergilah beliau menuju rumah abu nawas.

Si lelaki : ?Salam hai abunawas,semoga kamu selamat sejahtera.?

Abu nawas : ?Salam pula untukmu hai orang asing,terdapat apa gerangan engkau mendatangi kediamanku yang reot ini ??

Si lelaki kemudian menceritakan kasus yang dia hadapi.Abunawas mendengar menggunakan seksama.Setelah si lelaki selesai bercerita,abunawas tampak tepekur sesaat,tersenyum,kemudian beliau berkata :

?Hai fulan,jika kamu menghendaki kediaman yg lebih luas,belilah sepasang ayam,jantan & betina,lalu buatkan sangkar didalam rumahmu.Tiga hari lagi kau lapor padaku bagaimana keadaan rumahmu.?

Si lelaki bingung,apa hubungannya ayam menggunakan luas rumah,tapi ia tak membantah.Sepulang dari rumah abunawas,beliau membeli sepasang ayam,kemudian menyebarkan sangkar buat ayamnya didalam rumah.

Tiga hari lalu,beliau kembali kekediaman abunawas,menggunakan wajah berkerut.

Abunawas : ?Bagaimana fulan,telah bertambah luaskah kediamanmu??

Si lelaki : ?Boro boro ya abu.Apa engkau konfiden idemu ini nir galat?Rumahku tambah kacau menggunakan adanya ke 2 ekor ayam itu.Mereka membuat keributan & kotorannya berbau tak sedap.?

Abu nawas : ?( sembari tersenyum ) bila begitu masukkan sepasang bebek & buatkan sangkar didalam rumahmu.Kemudian balik 3 hari lagi.?

Silelaki terperanjat.Kemarin ayam kini bebek,memangnya rumahnya peternakan?.Atau sicerdik abunawas ini sedang kumat jahilnya?Tetapi seperti pertama kali,ia tak berani membantah,karena jangan lupa reputasi abunawas yang selalu berhasil memecahkan aneka macam perkara.Pergilah dia ke pasar,dibelinya sepasang bebek,lalu dibuatkannya kandang didalam rumahnya.

Sesudah 3 hari beliau pulang menemuai abunawas.

Abu nawas : ?Bagaimana fulan,kediamanmu sedah mulai terasa luas atau belum ??

Si lelaki : ?Aduh abu,ampun,jangan kau menegerjai saya.Waktu ini adalah ketika paling parah selama saya tinggal dirumah itu.Rumahku kini sangat seperti pasar unggas,sempit,padat,dan baunya bukan main.?

Abunawas : ?Waah,bagus jikalau begitu.Tambahkan seekor kambing lagi.Buatkan dia kandang didalam rumahmu jua.Lalu pulang kesini 3 hari lagi.?

Si lelaki : ?Apa kau telah gila abu ?Kemarin ayam,bebek dan sekarang kambing.Apa nir terdapat cara lain yang lebih normal??

Abunawas : ?Lakukan saja,jangan membantah.?

Lelaki itu tertunduk indolen,bagaimanapun juga yang memberi ilham merupakan abunawas,sicerdik pandai yang tersohor.Maka menggunakan pasrah pergilah ia ke pasar & membeli seekor kambing,lalu dia membuatkan kandang didalam rumahnya.

Tiga hari kemudian dia balik menemui abunawas

abunawas : ?Bagaimana fulan ? Telah membesarkah kediamanmu ??

Si lelaki : ?Rumahku sekarang benar2 sudah jadi neraka.Istriku mengomel sepanjang hari,anak2 menangis, seluruh hewan2 berkotek & mengembik,bau,panas,sumpek,betul2 parah ya abu.Tolong aku abu,jangan suruh saya beli sapi & mengandangkannya dirumahku,aku tidak sanggup ya abu.?

Abu nawas : ?Baiklah,kalau begitu,pulanglah kamu,kemudian juallah kambingmu kepasar,besok kau kembali buat menceritakan keadaan rumahmu.?

Si lelaki pergi sambil bertanya2 pada hatinya,kemarin disuruh beli,sekarang disuruh jual,apa maunya si abunawas.Tetapi,ia permanen menjual kambingnya kepasar.Keesokan harinya dia pulang kerumah abunawas.

Abu nawas : ?Bagaimana kondisi rumahmu hari ini ??

Si lelaki :?Yah,tidak mengecewakan lah abu,paling tidak bau berdasarkan kambing dan suara embikannya yg berisik telah tidak kudengar lagi.?

Abu nawas : ?Jika begitu juallah bebek2mu hari ini,besok kau balik kemari?

Si lelaki pulang kerumahnya & menjual bebek2nya kepasar.Esok harinya beliau pulang kerumah abunawas

abunawas : ?Jadi,bagaimana kondisi rumahmu hari ini??

Si lelaki : ?Syukurlah abu,menggunakan perginya bebek2 itu,rumahku jadi jauh lebih damai dan tidak terlalu sumpek & bau lagi.Anak2ku juga telah mulai berhenti menangis.?

Abunawas.Bagus.?Sekarang juallah ayam2mu kepasar & pulang besok ?

Si lelaki pulang dan menjual ayam2nya kepasar.Keesokan harinya dia balik dengan paras yg berseri2 kerumah abunawas

abunawas : ?Kulihat wajahmu cerah hai fulan,bagaimana kondisi rumahmu waktu ini??

Si lelaki :?Alhamdulillah ya abu,kini cita rasanya rumahku sangat lega karena ayam & kandangnya telah nir ada.Kini istriku sudah nir marah2 lagi,anak2ku pula telah tidak rewel.?

Abunawas : ?(sembari tersenyum) nah nah,kau lihat kan,kini rumahmu telah menjadi luas padahal kau nir menambah bangunan apapun atau memperluas tanah banguanmu.Sesungguhnya rumahmu itu relatif luas,hanya hatimu sempit sehingga kau tak melihat betapa luasnya rumahmu.Mulai kini kau harus lebih poly bersyukur karena masih banyak orang yg rumahnya lebih sempit darimu.Kini pulanglah kamu,& atur rumah tanggamu,dan banyak2lah bersyukur atas apa yg dirizkikan ilahi padamu,dan jangan banyak mengeluh.?

Silelaki pun termenung sadar atas segala kekeliruannya,dia terpana akan kecendikiaan sang tokoh & mengucap terima kasih dalam abunawas?

Analisis Unsur Instrinsik

Tema

Tentang bersyukur dengan apa yang telah kita miliki

Alur

Menggunakan alur maju, karena si penulis menceritakan peristiwa tersebut dari awal permasalahan sampai akhir permasalahan tanpa adanya flashback.

Setting/Latar

  • Latar tempat: Negeri Antah Berantah, Rumah lelaki kikir, Pasar, Rumah Abunawas.
  • Latar suasana: Bahagia, menegangkan, dan ramai.

Sudut Pandang

Sudut pandang pengarang adalah orang ketiga serba memahami.

Amanat

  • Kita harus banyak-banyak bersyukur.
  • Jangan selalu melihat ke atas, sekali-kali lihatlah kebawah, karena masih banyak orang yang hidupnya lebih menderita dari kita.
  • Hadapilah semua rintangan dan cobaan dalam hidup dengan sabar dan rendah hati.
  • Jangan memandang seseorang dari tampak luarnya saja, tapi lihatlah ke dalam hatinya.
  • Hendaknya kita dapat menolong sesama yang mengalami kesukaran.
  • Janganlah kita mudah menyerah dalam menghadapi suatu hal.

Analisis Unsur Ekstrinsik

Nilai-nilai

  1. Nilai Moral: Kita harus bersikap bijaksana dalam menghadapi segala persoalan di dalam hidup kita. Jangan kita terlalu memaksakan kehendak kita kalau sebenarnya itu tidak perlu.
  2. Nilai Budaya: Sebagai seorang ayah sebaiknya memberikan contoh tauladan yang baik kepada anak-anak dan istri.
  3. Nilai Sosial: Kita harus saling tolong-menolong terhadap sesama manusia dan kepada orang yang lebih membutuhkan tanpa rasa pamrih.
  4. Nilai Religius: Percayalah hanya kepada Tuhan bahwa Dialah yang menentukan nasib manusia.
  5. Jangan memeprcayai ramalan yang belum jelas kebenarannya.
  6. Nilai Pendidikan: Kita harus saling tolong-menolong terhadap sesama manusia dan pada orang yang membutuhkan tanpa mengharapkan balasan.

Baca pula:Hikayat [LENGKAP]: Pengertian, Jenis, Ciri, dan Struktur

Demikianlah artikel hari ini tentang 3 Contoh Hikayat Abu Nawas Beserta Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik . Semoga bermanfaat bagi Anda. Untuk membantu blog ini agar berkembang, kami mohon untuk share dan komentar ya. Sekian dan terimakasih.

No comments:

Post a Comment