Pages

Monday, August 3, 2020

Suryaputra (Suryatmaja) Rabi

Syahdan raja Mandraka prabu salya duduk pada singgasana dihadap sang putra mahkota raden Rukmarata & patih praja bernama Tuhayata. Raja membicarakan perihal perkawinan putra-putrinya yang bernama Dewi surtikanti & prabu Jayapitana menurut kerajaan Astina.

Selagi mereka berbincang-bincang, datanglah patih Astina Arya Sakuni. Kepada raja dilaporkan wacana persiapan Prabu Jayapitana mengenahi akan perkawinannya menggunakan putra-putri raja, & berdatang sembah memohon kapan kiranya temanten lelkai dapat diarak buat dipertemukan menggunakan calon temanten wanita. Raja menjawanya, bahwasanya sebelum dipertemukan, prabu Jayapitana harus melaksanakan permintaan syarat perkawinan puterinya, artinya diadakan patah (pengiringtemanten) temanten, artinya seseorang ksatria bagus , & tiada lagi cacat pada dirinya. Manakala persyaratan sudah diwujudkan, setiap saat prabu Jayapitana akan dipertemukan dengan Dewi Surtikanti. Banyak para tamu yang menyaksikannya, diantaranya prabu Baladewa raja Mandura, raja Amarta prabu Puntadewa bersama sudara-sudaranya, artinya raden arya Werkudara, raden Pinten & Tansen. Setelah raja bersabda, mundurlah patih skauni kembali ke praja Astina. Raja pun segera pulang ke dalam kraton, menemui prameswari Dewi Setyawati. Kepadanya diuraikan apa yg telah terjadi dipasewakan, usai raja berbincang-bincang, lajulah ke gelanggang pambojanan, diiringkan oleh permaisuri, tidak ketinggalan putra-putrinya Dewi Banowati.

Para tamu bersinggah dipemondokan mandraka, yg dipersiapkan oleh patih Tuhayata.

Di praja Petapralaya, prabu Radeya mengadakan perembugan menggunakan putranya yg bernama raden Suryanirada, Dewi Suryawati dan patih praja artinya Druwajaya. Masalahnya berkisar ihwal lolosnya putra sulung raja, yg bernama raden Suryaputra, karena kepadanya pernah diajukan saran, hendaknya mempersiapkan diri buat dikawinkan. Agaknya raden Suryaputra pergi meninggalkan praja Petapralaya, menggunakan alasan nir atau belum berkehendak dikawinkan oleh ayahanda raja. Kepada patih Druwajaya diperintahkan buat melacak kepergian raden Suryaputra, sekaligus menemukan membawanya kembali ke praja. Patih segera memohon diri, untuk segera melaksanakan tugasnya.

Tersebutlah raja yaksa bernama prabu Kalakarna, negaranya bernama Awangga. Raja yaksa sangat jatuh hati kepada putra-putrinya raja Mandraka Dewi Surtikanti. Semula raja bermaksud akan pergi sendiri ke praja Mandraka Dewi Surtikanti. Semula raja bermaksud akan pergi sendiri ke praja Mandraka, namun pengasuh raja yg setia bernama Kidanganti menyarankan, sebaiknya mengirimkan duta terlebih dahulu, sekaligus untuk menyampaikan surat lamaran raja. Prabu kalakarna menyetujuinya, & pada yaksa Kalakurenda, beserta teman-temannyaa Kalamamrang, Kalagutaka, diperintahkan buat segera berangkat. Dalam perjalanannya bertemulah para yaksa menggunakan wadyabala Mandraka, terjadilah perselisihan & peperangan, namun ke 2-duanya berusaha menghindarkan diri sebagai akibatnya ke 2-duanya melanjutkan perjalanannya masing-masing.

Resi Abiyasa dipertapaannya Wukir Retawu, dihadap oleh cucundanya bernama raden pamadi, tak lupa turut serta Kyai Semar, Nalagareng, & Petruk. Resi Abiyasa menyarankan kepada raden Pamadi buat segera kembali ke praja dikarenakan akan akbar manfaatnya. Kembalilah raden Pamadi diikuti sang panakawan, ditengah hutan bertemu dengan para yaksa berdasarkan Awangga, sehingga terjadilah peperangan. Raden Pamade dapat mebunuhnya, dan lajulah raden Pamade menuju Amarta.

Di Kahyangan Jonggringsalaka, Hyang Girinata yang sedang dihadap sang para dewa, tampak hadir resi Narada, oleh Hyang Brahma, Hyang Panyarikan. Hyang Girinata bersabda kepada Narada, hendaknya segera turun ke Marcapada buat meberikan pemberian pusaka yg bernama Kunta kepada raden Pamade. Turunlah Narada ke Madyapada dengan membawa senjata Kunta, buat dianugerahkan kepada raden Pamade.

Di kaki gunung Jamurdipa, raden Suryaputra yang sedang bertapa, didatangi resi Narada, yang mengiranya raden Pamade. Kepada Raden Suryaputra yang dikira raden Pamade , resi Narada menguraikan maksudnya, bahwa kedatangannya tak lain diutus oleh Hyang Girinata buat menemuinya dan memberikan anugerah yang kuasa senjata sakti berwujud Kunta, namanya Wijayadanu. Setelah raden Suryaputra menerima hadiah dewa, kepada resi Narada mengakulah bahwasanya dia bukan raden Pamade, melainkan putra raja Petapralaya, dan beliau sendiri bernama raden Suryaputra. Resi Narada mencicipi kekeliruannya, & berusaha minta pulang saenjata skti berwujud panah tersebut. Raden Suryaputra mempertahankan sehingga hanya tempatnya saja yg bisa direbut sang narada, selanjutnya kembalilah sang resi ke Kahyangan Jonggringsalaka buat melapor pada Hyang Girinata. Raden Suryaputra bertemu dengan patih Druwajaya, & mereka melanjutkan perjalannya.

Patih sakuni melapor kepada prabu Kurupati yg disaksikan juga oleh para kurawa, yakni raden Dursasana, Durmagati Citraksa dan Citraksi, bahwasanya raja Mandraka mengajukan persyaratan kelengkapan temanten laki, adanya patah temanten seseorang ksatriya yg mengagumkan & lagi pula wajib tampa cacat sedikitpun. Prabu Kurupati mendengarkan menggunakan penuh perhatian, tak ada upaya lain kecuali mengusahakannya. Kepada patih sakuni diperintahkannya Pamade dijadikan patahnya. Berangkatlah raden Sakuni bersama para Korawa menuju ke praja Amarta.

Dewi Kunti yang tinggal di istana Amarta, mendapat kedatangan raden Pamade bersama para Pnaakawannya. Tak lama tiba jua Sakuni, selesainya berdatang sembah diuraikannya maksud dan kehendak prabu Kurupati, bahwasanya raden Pamade dimohon bantuannya buat bersedia dijadikan patah bagi calon temanten laki, yang tidak lain prabu Kurupati. Dewi Kunti memperkenankannya, arya Sakuni memohon diri, kembali ke praja Astina diikuti sang raden Pamade, & para Panakawannyaa.

Kedatangannya patih arya Sakuni dengan mebawa juga raden Pamade sangat melegakan hati prabu Kurupati. Segera diperintahkan, buat mempersiapkan keberangkatannya ke praja Mandraka, tak lupa raden Pamade diikutsertakan sebagai patah.

Di kerajaan mandraka, prabu salya mendapat para tamu, adalah prabu Baladewa raja Mandraka, prabu Puntadewa raja Amarta, arya Bratasena, Pinten & tansen. Raja mendapat laporan bahwa pesanggrahan tempat buat calon temanten laki & rombongannya telah selesai.

Tak lama datanglah rombongan temanten laki dari Astina, raja Salya menerima calon temanten laki. Kepadanya & rombongan dari Astina, dan para tamu lainnya segera dipersilahkan buat beristirahat di pesanggrahan, raden Pamade dibawa eksklusif menuju ke kradenayon, diserahkan pada Dewi Banowati.

Dewi Banowati sebenarnya jatuh cinta pada raden Pamade, demikian juga raden Pamade melayaninya. Kepada Raden Pamade Dewi Banowati menceritakan, bahwa pada tempat peraduan kakaknya artinya Dewi Surtikanti terlihat terdapat seseorang ksatriya, yang sengaja ulah asmara dengan oleh dewi, tindakan tadi tak ubahnya sebagai pencuri asmara saja. Raden Pamade yg mendapat laporan berusaha buat mebuktikannya, & seteklah sampai pada kamarnya Dewi Surtikanti, tidak ayal lagi memang benar bahwasanya ditempat peraduan sang dewi terlihat terdapat bayangan insan berusaha melarikan diri, yang tidak lain raden Suryaputra. Raden Pamade segera mengejarnya diikuti sang raden Bratasena, dan Prabu Baladewa. Peperangan terjadi antara raden Bratasena dan pengikut raden Suryaputra merupakan patih Druwajaya, & raden Suryanirada bertemu dengan prabu Baladewa, akhirnya mereka menghindarkan diri buat berkumpul menggunakan raden Suryaputra.

Konon raden Pamade mengejar raden Suryaputra eksklusif ke praja Petapralaya, diterima sang Prabu radeya, diskasikan oleh putra-putri raja Dewi suryanawati. Sang Dewi nir menyangka akan raden pamade yg disangkanya raden Suryaputra. Dengan alasan telah rindu kepada saudaranya segera dipeluknaya, demikian jua raden Pamade menimbanginya. Kepada raja Radeya, raden Pamade melaporkan bahwasanya oleh raden sudah memboyongi putri Mandraka, bernama Dewi Surtikanthi kini pada perjalanan ke praja Petapralaya. Raden Pamade mengutarakan maksudnya, buat menemani oleh dewi, dewi Suryanawati dimintakan biar pada prabu radeya. Raj radeya memperkenankan & dibawalah sang dewi beserta-sama meninggalkan praja Petapralaya.

Seusai raden Pamade bermohon diri, datanglah raden Suryaputra, tentu saja sang raja terheran-heran, mengapa oleh raden cepat kembali. Lebih terheran-heran lagi raden Suryaputra pada hatinya telah menyangka bahwasanya tidak lain tentu ulah raden Pamade. Kepada ayahandanya diceritakan segala permasalahannya yang menimpa dirinya, dan bermohon diri untuk mengejar raden Pamade. Bertemulah raden Suryaputra menggunakan raden Pamade yang membawa Dewi Suryanawati, peperangan terjadi. Raden Suryaputra dapat dilukai pelipisnya oleh raden Pamade, selagi mereka berperang rame-ramenya Hyang Narada turun ke bumi buat melerainya. Kepada mereka dijelaskan, bahwa raden Suryaputra sebenarnya masih saudaranya sendiri, malahan dia yg tertua berdasarkan famili Pandawa, terlahir satu mak berdasarkan Ibu Kunti. Pada ketika bayi dihanyutkan pada samodra, ditemukan sang Prabu radeya, selanjutnya diangkat menjadi putra langsung. Kepada raden Pamade diminta bantuannya buat menuntaskan perkawinan saudara tuanya, ialah raden Suryaputa yang akan mempersunting putri Mandraka benama Dewi Surtikanthi, & rtaden Pamade menyanggupkan diri, keduanya berangkat, resi Narada balik ke kahyangan.

Dewi Surtikanthi yg sendirian ditempat peraduannya dengan didampingi sang emban malihan artinya super besar bernama Kidanganti, yg segera mnyergapnya membawa lari snag dewi. Seisi kraton geger, mencari hilangnya sang Dewi Surtikanthi, keliru satu inang pengasuhnya segera melapor pada praja wacana hilangnya sang dewi.

Selagi inang melapor, raja sedang mendapat kedatangan raden Pamade beserta Surayputra, segera raja memerintahkan pada Pamade buat menagkap pencuri & membawanya balik Dewi Surtikanthi, raden Pamade menyanggupkan diri dengan permohonan, nantinya jika sudah kembali sang dewi dimohonkannya buat diperjodohkan menggunakan raden Suryaputra, raja Salya menaruh kesanggupannya, raden Pamade berangkat mencari penyandera oleh dewi, diikuti oleh saudara tuanya raden Suryaputra & raden Burisrawaa.

Datanglah Ditya perempuan Kidanganti, Dewi Surtikanthi sgerera diserahkan kepada raja Awangga prabu Kalakarna, oleh raja sangat bersukacita mendapat Dewi Surtikanthi, segera diperintahkan buat segera diistirahatkan di iostana kraton Awangga. Akan halnya raden Pamade, raden Suryaputra & raden Bratasena lebih dahulu berada di Kraton Awangga.

No comments:

Post a Comment