Wednesday, December 9, 2020

Teks Pantun: (Pengertian, Struktur Isi, Ciri, Kaidah Kebahasaan Dan Referensi Teks Pantun)

Pantun pada umumnya dipakai untuk mengungkapkan segala macam perasaan atau curahan hati baik perasaan sedih,  senang, cinta maupun benci. Membaca pantun dengan berbalasan harus memperhatikan gaya pembacaan dan kejelasan pengucapan dalam kalimat. jikalau membaca pantun duka maka melafalkan dengan intonasi sedih, jikalau pantun bahagia melafalkan pantun senang. Ketika melaksanakan acara berbalas pantun ciptakanlah suasana santai dan gembira.kalau perlu acara dilakukan di luar kelas.

Materi kelas yang menyelidiki tentang pantun disampaikan pada kelas XI pelajaran bahasa indonesia buat kurikulum 2013 (kurtilas) utama bahasan teks pantun, pada artikel kali ini aku akan jelaskan pulang mengenai teks pantun sehingga anda sanggup tahu struktur & kaidah teks pantun, jua sanggup menginterpretasi makna teks, pantun, baik secara lisan juga goresan pena.

 pada umumnya dipakai untuk mengungkapkan segala macam perasaan atau curahan hati baik per Teks Pantun: (Pengertian, Struktur Isi, Ciri, Kaidah Kebahasaan Dan Referensi Teks Pantun)

Apa yang akan sampaikan di artikel kali ini yakni menyangkut Pengertian teks pantuk, struktur isi, ciri teks pantun kaidah kebahasaan dan juga teladan teks pantun. sehingga pembaca dibutuhkan bisa mengenali struktur isi teks pantun, ciri bahasa, pemahaman isi teks pantun, persamaan/perbedaan  struktur isi  dan ciri bahasa dua teks pantun, langkah-langkah penulisan teks pantun  ( menemukan topik, mengembang kan sesuai dengan struktur isi dan ciri bahasa), analisis isi teks pantun, analisis bahasa teks pantun, penyuntingan isi sesuai dengan struktur isi teks pantun, penyuntingan bahasa sesuai dengan:  ejaan, dan tanda baca dan lain sebagainya.

Pengertian teks pantun

Pantun yakni bentuk puisi lama yang terdiri atas empat larik, berima silang (a-b-a-b). Larik pertama dan ke 2 dianggap sampiran. Larik ketiga dan keempat dinamakan isi.

Menurut KBBI ( Kamus Besar Bahasa Indonesia ), seluruh bentuk pantun terdiri atas 2 bab yaitu sampiran & isi. Sampiran yakni dua baris pertama, kerap kali berkaitan menggunakan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya) & biasanya tak punya hubungan dengan bab kedua yg menaruh maksud selain untuk mengantarkan rima atau sajak. Dua baris terakhir merupakan isi yg merupakan tujuan menurut pantun tadi.

Ciri-ciri teks pantun

Ciri-ciri teks pantun yakni sebagai berikut:

Pantun 2 atau bisa dianggap sebagai pantun karmina ciri-cirinya yakni menjadi berikut:

  • Satu bait terdiri dari dua baris
  • Setiap Satu baris terdiri dari 4-6 kata
  • Jumlah suku kata setiap Satu baris terdiri dari 8-12 suku kata
  • Pola Sajak  a-a
  • Baris pertama yakni sampiran
  • Baris kedua yakni isi.

Sedangkan pantun 4 baris atau pantun biasa ciri-cirinya:

  • Satu bait terdiri dari 4 baris
  • Baris 1 dan 2 merupakan sampiran atau pembayang
  • Baris 3 dan 4 merupakan isi
  • Satu baris terangkai dari 4-6 kata
  • Satu bait terdiri dari 8-12 suku kata
  • Bersajak a-a-a-a atau a-b-a-b

Struktur Teks Pantun

Struktur teks pantun sangat tergantung dengan jenis pantuan itu sendiri, contohnya teks pantun talibun, pantuan biasa & karmina, struktur teksnya akan sedikit tidak sama satu sama lain. Tetapi umumnya strukturnya terdiri & sampiran & isi.

A. Struktur pantun biasa

Pantun umumnya pada umumnya memiliki 4 baris, dua baris pertama diklaim sampiran dan 2 baris terakhir dianggap sebagai isi, baris 1 & 2 umumnya buat menciptakan rima, dan umumnya bab sampiran ini tidak berafiliasi dengan isi menurut pantun terseubut, sedangkan baris tiga dan 4 biasanya merupakan isi pantun yang merupakan bab berdasarkan tujuan pantun tersebut.

B. Pantun Karmina

Pantun karmina yakni pantun yg hanya berisi 2 baris saja, baris pertama diklaim sampiran & baris ke 2 disebut isi, pantun ini umumnya mempunyai pola teks a-a

c. Pantun talibun

Pantun talibun yakni pantun yang mempunyai 6 baris, tiga baris pertama diklaim seagai sampiran dan 3 baris berikutnya disebut isi

Kaidah Kebahasaan teks pantun

Sebuah pantun menggunakan bahasa sebagai media buat membicarakan makna yang ingin disampaikan. Struktur kebahasaan dalam sebuah pantun sering pula diklaim menggunakan struktur fisik. Struktur fisik tersebut meliputi diksi, bahasa kiasan, imaji dan suara yg terdiri atas rima dan irama.

1. Diksi

Diksi diartikan sebagai pilihan istilah yang sempurna dan selaras pada penggunaannya buat mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh dampak eksklusif menyerupai yg dibutuhkan. Akan namun, diksi yg dipakai berbeda dengan pantun yg lahir pada zaman modern. Kata yg dipakai tak jarang dihubungkan menggunakan poly sekali sarana dan prasarana terkini. Berikut galat satu contohnya: Jalan-jalan ke pasar unik, Membeli baju & handphone baru. Siapa gerangan perempuan cantik, Yang tersenyum di hadapanku.

2. Bahasa Kiasan

Bahasa Kiasan yaitu bahasa yang digunakan pelantun buat menyatakan sesuatu menggunakan cara yg nir biasa, yg secara tidak eksklusif membicarakan makna. Bahasa kiasan pada sini mampu berupa peribahasa atau ungkapan eksklusif pada menaruh maksud berpantun.

Tiga. Imaji

Imaji atau citraan yang dihasilkan berdasarkan diksi & bahasa kiasan dalam pembuatan teks pantun. Pengimajian akan membentuk citra yg diciptakan secara nir tertentu oleh pelantun pantun. Oleh karena itu, apa yang digambarkan seakan-akan sanggup dipandang (khayalan secara visual), didengar (imaji auditif), atau dirasa (imaji taktil).

Salah satu contohnya: Kalau pedada nir berdaun Tandanya ulat memakan akar Kalau tak ada tukang pantun Duduk musyawarah terasa cuek Imaji yang dilukiskan dalam pantun tersebut yakni imaji visual (melihat) & imaji taktil (mencicipi).

Imaji visual bisa dipandang pada baris pertama /Kalau pedada nir berdaun//Tandanya ulat memakan akar/, seakan-akan pendengar melihat ulat memakan akar lantaran telah tidak ada daun yg mampu dimakan dalam flora pedada. Sementara itu, imaji taktil tergambar dalam bab isi /Kalau tak ada tukang pantun//Duduk musyawarah terasa hambar/. Hal ini membentuk pendengar seakan-akan merasakan kehambaran pada musyawarah tersebut lantaran nir ada tukang pantun yg ber pantun.

4. Bunyi (Rima dan Irama)

Rima adalah unsur pengulangan suara dalam pantun, sedangkan irama yakni turun naiknya bunyi secara teratur. Selain buat memperindah suara pantun, bebunyian diciptakan pula semoga penutur (pelantun) dan pendengar lebih gampang mengingat dan mengaplikasikan pesan moral & spiritual yang terdapat pada teks pantun jenis apapun.

Pemilihan & susunan ucapnya ditempatkan sedemikian rupa, sehingga istilah pada pantun tidak sanggup dipertukarkan letaknya atau diganti menggunakan istilah lain yang mempunyai makna yg sama. Selanjutnya yakni menyusun larik-larik yang sengaja diacak & menentukan sampiran dan pula isi.

Langkah-langkah membentuk teks pantun

Langkah-langkah buat membangun teks pantun umumnya diawali menggunakan menentukan jenis pantun dan ciri pantun yg ingin dibuat, lalu dilanjutkan dengan menentukan tema, menulis isi & menentukan sampiran, sampiran dibentuk terakhir lantaran akan sangat ditentukan oleh isi pantun yg akan disampaikan.

Berikut yakni langkah-langah menciptakan teks pantun:

1. Memahami ciri pantun

Karana teks pantun syarat akan kaidah & aturan maka langkah pertama sebelum memulai menulis pantun yakni tahu ciri pantun, yaitu struktur dan kaidah bahasanya. Dengan tahu ciri pantun, maka pantuan akan lebih mudah dibuat sesuai dengan tujuan yang ingin disampaikan.

Dua. Menentukan tema

Tema merupakan suatu gagasan pokok atau wangsit pikiran wacana suatu hal, salah satunya dalam menciptakan suatu goresan pena termasuk pantun. Pilih jenis pantun yang di anggap menarik, menyerupai misalkan pantun pantun cinta, pantun agama, jenaka, pantun nasihat,  pantun teka-teki, pantun pendidikan dan pantun jenis lain sebagainya.

3. Menulis isi

Trik dalam menulis pantun yg paling gampang yakni menulis isinya terlebih dahulu secara berurut, gres setelah isinya diketahui maka langkah berikutnya gres memilih sampiran.

Contoh:

....

....

Hutang emas boleh dibayar

Hutang kebijaksanaan dibawa tewas

4. Menulis sampiran

Langkah berikutnya sehabis menulis ini adalah, memilih sampiran untuk melengkapi isi yaitu baris ke 1 dan ke 2 dengan memperhatikan persamaanya. Contoh contohnya ditambahkan dengan dua kalimat : Pisang emas dibawa berlayar, masak sebiji di atas peti

sebagai akibatnya secara lengkap menjadi sebuah teks pantun yg utuh menyerupai di bawah ini:

Pisang emas dibawa berlayar

 masak sebiji di atas peti

Hutang emas boleh dibayar

Hutang kebijaksanaan dibawa tewas

Contoh teks pantun

Berikut teladan teks pantun:

Air pasang bulanpun terperinci

Hanyutlah sampan berdasarkan jawa

Jika datang hati yg bimbang

Bagaikan hilang cita rasanya nyara

No comments:

Post a Comment

Home Furniture Store