Pages

Thursday, October 8, 2020

Penyebab Paus Pembunuh Mengalami Menopause?

Penyebab Paus Pembunuh Mengalami Menopause?

Menopause adalah fenomena langka di dunia fauna. Namun bukan berarti tidak ada fauna yg mengalaminya. Seperti halnya manusia, individu betina paus pembunuh ternyata pula mampu kehilangan kemampuan untukbereproduksisebelum akhir masa hidup alami mereka.

Tapi, kemudian timbul pertanyaan pada kalangan ilmuwan, apa laba paus pembunuh mengalamimenopauseseperti manusia?

Para ilmuwan sudah berspekulasi bahwa bagi manusia, menopause dikembangkan untuk mengurangi persaingan antar-generasi yg tidak sama berdasarkan wanita yang bisa berkembang biak pada satu keluarga.

Versi lain mengatakan individu yg sudah tua akan sulit serius dalam kehamilan. Lebih baik bagi mereka buat mengurus anak atau cucu yang sudah terdapat.

Penyebab Paus Pembunuh Mengalami Menopause Penyebab Paus Pembunuh Mengalami Menopause?

Perkiraan serupa pula berlaku bagi paus pembunuh (Orcinus orca). Para ilmuwan mengungkapkan menopause pada mamalia laut tadi mungkin bertujuan agar induk yang sudah tua menaruh perhatian lebih buat merawat anak-anak mereka hingga dewasa ketimbang hamil lagi.

"Analisis kami menampakan paus pembunuh jantan sangat bergantung pada induknya. Mereka harus berjuang cukup keras buat bertahan hayati tanpa donasi induknya," istilah Dan Franks, peneliti dari University of York, Inggris.

Kebutuhan induk buat merawat anak-anak mereka menjadi dewasa mengungkapkan mengapa paus pembunuh sudah berbagi syarat pasca-reproduksi terpanjang pada kerajaan hewan.

Penyebab Paus Pembunuh Mengalami Menopause Penyebab Paus Pembunuh Mengalami Menopause?

Individu betina paus pembunuh umumnya berhenti bereproduksi pada usia sekitar 40 tahun menurut masa hayati alami mereka di nomor 90-an tahun.

Franks dan rekan-rekannya dalam penelitian yang diterbitkan di jurnal Science ini mengatakan, keberadaan induk yg menopause justru menaikkan kemampuan individu jantan untuk bertahan hidup. "Tetapi kami nir menemukan impak yg sama pada individu betina," ungkapnya.

Mereka jua menemukan kematian induk berdampak akbar bagi paus pembunuh jantan. Induk yg meninggal dalam waktu tertentu akan memicu potensi kematian hingga 14 kali lipat dalam individu jantan yang berumur lebih dari 30 tahun.

Tetapi, tidak demikian dalam individu betina. Kematian induk hanya meningkatkan risiko kematian pada bawah 3 kali lipat.

"Bagi anakan betina di bawah 30 tahun, justru nir terpengaruh sang kematian induk mereka," kata Franks.

Ia berspekulasi bahwa induk paus pembunuh lebih serius dalam kelangsungan hidup anakan jantan buat memastikan pertumbuhannya aporisma dan pada gilirannya membuatkan gen yg diwariskannya.

Tapi mengapa induk paus tidak melakukan hal yg sama buat anak betina? Dalam masyarakat paus pembunuh, Franks mengungkapkan, anakan jantan & betina tinggal beserta induk dalam satu kelompok sepanjang hayati mereka.

Sewaktu anakan jantan kawin, anak-anaknya kelak dirawat individu betina di kelompok lain. Sementara keturunan berdasarkan anakan betina paus pembunuh akan bergabung balik menggunakan gerombolan induk sebagai akibatnya menguras asal daya famili.

"Paus pembunuh merupakan fauna yg luar biasa. Kelompok sosial mereka benar-sahih tidak biasa, induk dan anak-anak jantan mereka adalah sahabat seumur hidup," istilah Emma Foster, peneliti berdasarkan University of Exeter.

Penelitian Foster memperlihatkan, paus pembunuh telah membuatkan menopause terlama dibanding spesies non-manusia sehingga dapat menunjukkan kepastian bertahan hayati buat keturunan yg lebih tua.

Sumber :

tempo.Co

No comments:

Post a Comment