Pages

Monday, October 5, 2020

Karya Sastra Melayu Klasik: Pengertian, Karakteristik, Jenis, Unsur Intrinsik Dan Contohnya

Sastra melayu klasik bergotong-royong merupakan karya sastra indonesia yang dihasilkan antara tahun 1870 hingga dengan tahun 1942, yang pada waktu itu berkembang dilingkungan masyarakat sumatera menyerupai "minangkabau,langkat, tapanuli  dan tempat sumatera lainnya", orang tionghoa dan masyarakat indo-eropa.

Karya sastra pertama yg terbit kurang lebih tahun 1870 masih dalam bentuk syair, hikayat dan terjemahan novel barat. Sastra tadi diklaim menjadi sastra melayu klasik lantaran sastra tadi berkembang di tempat melayu pada masa sebelum dan setelah islam sampai mendekati tahun 1920-an di masa balai pustaka.

Catatan tertulis yang pertama kali ditemukan menggunakan bahasa Melayu Kuno yg kabarnya berasal menurut era ke-7 Masehi, bahkan sastra tersebut tercantum dalam beberapa prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya pada pecahan selatan Sumatera & wangsa Syailendra di beberapa tempat di Jawa Tengah. Tulisan ini menggunakan karakter Pallawa. Selanjutnya, bukti-bukti tertulis lainnya bermunculan di banyak sekali loka, meskipun dokumen terbanyak kebanyakan mulai berasal menurut era ke-18.

Pengertian Sastra Melayu Klasik

Sastra Melayu Klasik yaitu sastra usang yang lahir dalam masyarakat lama atau tradisional yakni suatu masyarakat yang masih sederhana & terikat sang susila tata cara.

Dalam karya sastra disebutkan bahwa sastra lama berkembang sebelum periode 20-an.

Pada awalnya bentuk sastra adalah dongeng masyarakat yang disampaikan secara verbal menurut ekspresi ke mulut & turun temurun. Menurut A. Ikram, dalam bukunya Filologi Nusantara (Jakarta: Pustaka Jaya 1991, hal. 220) Sekarang dongeng rakyat ditulis & diterbitkan menjadi buku, menyerupai halnya cerpen atau novel.

Jenis Karya Sastra Melayu Klasik

Jenis karya sastra melayu klasik berdasarkan bentuknya terbagi atas dua pecahan atau bentuk. Yaitu sastra puisi & sastra prosa

Berbentuk puisi

Karya sastra klasik dalam bentuk puisi juga mempunyai banyak sekali macam jenis. Diantaranya adalah;

a. Mantra

yaitu rangkaian kata yg mengandung rima danirama yang dianggap mengandung kekuatan mistik, umumnya diucapkan oleh seseorang dukun atau pawang buat melawan atau menandingi kekuatan gaib lainnya. Namun, hakikat mantra itu sendiri yaitu doa yg diucapkan sang seseorang pawang dalam keadaan trance ?Kerasukan?. Di pada mantra yang krusial bukan makna istilah demi kata, melainkan kekuatan suara yang bersifat sugestif.

Contoh mantra:

Pulanglah engkau kepada rimba sekampung,

Pulanglah engkau kepada rimba yg akbar,

Pulanglah engkau pada gunung guntung,

Pulanglah kamu kepada sungai yang tiada berhulu,

Pulanglah kamu kepada bak yg tiada berorang,

Pulanglah kamu pada mata air yg tiada kemarau,

Jikalau kau tiada mau pulang, matilah kamu.

B. Bidal

Bidal yaitu kalimat singkat yg mengandung pengertian atau kiasan dan membayangkan insinuasi.

1. Contoh Bidal Ungkapan

- Tangan panjang ialah suka mencuri

- Ringan tangan merupakan senang membantu

- Besar kepala merupakan sombong

2. Contoh Bidal Pepatah

- Anjing menyalak tidak menggigit merupakan lisan besar namun penakut.

- Besar pasak daripada tiang artinya akbar pengeluaran dari pendapatan.

Tiga. Contoh Bidal Perumpamaan

- Bagai durian menggunakan mentimun ialah orang kecil melawan orang besar pasti akan kalah.

- Seperti kerbau di cocok hidung ialah orang yang ndeso selalu menurut perintah orang lain.

4. Contoh Bidal Tamzil

- Ada ubi terdapat talas, ada kecerdikan terdapat balas

lima. Contoh Bidal Ibarat

- Bagai kerakap tumbuh pada batu, hayati segan mangkat tak hendak

- Ibarat bunga, segar digunakan layu dibuang

6. Contoh Bidal Kata arif

- Senangkanlah hatimu menggunakan menyenangkan hati orang lain.

7. Contoh Bidal Pameo

- Sekali merdeka permanen merdeka.

C. Talibun

Talibun yaitu sejenis puisi usang menyerupai pantun yg mempunyai sampiran & isi, namun lebih berdasarkan 4 baris ( mulai berdasarkan 6 baris sampai 20 baris). Berirama abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde, & seterusnya.

Contoh Talibun :

Kalau anak pergi ke pekan

Yu beli belanak beli

Ikan panjang beli dahulu

Kalau anak pulang berjalan

Ibu cari sanakpun cari

Induk semang cari dahulu.

D. Seloka

Seloka merupakan bentuk puisi Melayu Klasik, berisikan pepetah juga perumpamaan yg mengandung senda gurau, sindiran bahkan ejekan. Biasanya ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair, terkadang mampu juga ditemui seloka yang ditulis lebih menurut empat baris.

Contoh seloka 4 baris:

anak pak dolah makan lepat,

makan lepat sambil melompat,

nak hantar kad raya dah tak sempat,

gunakan sms pun ok wat ?

Contoh seloka lebih dari 4 baris:

Baik kecerdikan emak si Randang

Dagang kemudian ditanakkan

Tiada berkayu rumah diruntuhkan

Anak pulang kelaparan

Anak dipangku diletakkan

Kera dihutan disusui

e. Gurindam

Gurindam yaitu satu bentuk puisi Melayu usang yang terdiri menurut 2 baris kalimat dengan irama simpulan yang sama, yang adalah satu kesatuan yang utuh. Baris pertama berisikan semacam soal, persoalan atau perjanjian & baris ke 2 berisikan jawabannya atau akhir dari problem atau perjanjian dalam baris pertama tadi.

Contoh :

Pabila poly mencela orang

Itulah pertanda dirinya kurang

Dengan bunda hendaknya hormat

Supaya tubuh mampu selamat

f. Pantun

Pantun adalah sejenis puisi yg terdiri atas 4 baris bersajak a-b-a-b, a-b-b-a, a-a-b-b. Dua baris pertama adalah sampiran, yang umumnya perihal alam (flora & fauna); dua baris terakhir merupakan isi, yang adalah tujuan berdasarkan pantun tersebut. 1 baris terdiri menurut 4-5 istilah, 8-12 suku istilah.

Contoh :

Kayu cendana diatas batu

Sudah diikat dibawa pergi

Adat global memang begitu

Benda yg buruk memang terbuang

g. Karmina

Karmina atau dikenal menggunakan nama pantun kilat yaitu pantun yang terdiri berdasarkan 2 baris. Baris pertama merupakan sampiran dan baris ke 2 yaitu isi. Memiliki pola sajak lurus (a-a). Biasanya digunakan buat menaruh sindiran ataupun ungkapan secara pribadi.

Contoh Karmina 1

Dahulu ketan kini ketupat

Dahulu pendekar kini ustad

Contoh Karmina 2

Pergi ke rawa ke muara pula

Sudah tak juara tidak sholat pula

Contoh Karmina 3

Buah nagka bentuknya bulat

Sudah renta bangka belum jangan lupa akhirat

Contoh Karmina 4

Kelapa diparut yummy cita rasanya

Biar pertunya gendut baik hatinya

Contoh Karmina 5

Ikan lele beli di pasar

Persoalan sepele jangan diumbar

h. Syair

Syair yaitu puisi atau karangan dalam bentuk terikat yg mementingkan irama sajak. Biasanya terdiri menurut 4 baris, berirama aaaa, keempat baris tadi mengandung arti atau maksud penyair (pada pantun, dua baris terakhir yg mengandung maksud). Syair dari menurut Arab.

Contoh syair:

Syair Ken Tambuhan

Lalulah berjalan Ken Tambuhan

diiringkah penglipur menggunakan tadahan

lemah lembut berjalan pelahan-lahan

lakunya manis memberi kasihan

Tunduk menangis segala puteri

Masing-masing berkata sama sendiri

Jahatnya perangai permaisuri

Lakunya menyerupai jin dan peri

 Syair Abdul Muluk

Berhentilah kisah raja Hindustan

Tersebutlah pula suatu perkataan

Abdul Hamid Syah Paduka Sultan

Duduklah Baginda bersuka-sukaan

Abdul Muluk putera Baginda

Besarlah sudah bangsa belia

Cantik menjelis usulnya syahda

Tiga belas tahun umurnya terdapat

Parasnya cantik amat paripurna

Petak majelis bijak laksana

Memberi hati bimbang gulana

Kasih kepadanya mulia & hina

i.Stanza

Stanza yaitu sajak delapan seuntai yg setiap baitnya terdiri atas delapan buah kalimat. Stanza dianggap pula oktaf. Persajakan stanza atau oktaf nir berurutan.

Contoh stanza:

PERTANYAAN ANAK KECIL

Hai kayu-kayu dan daun-daunan!

Mengapakah kau bersenang-bahagia?

Tertawa-tawa bersuka-sukaan?

Oleh angin & hening, serang?

Adakah angin tertawa menggunakan kami?

Bercerita anggun menyenangkan kami?

Aku nir mengerti selera engkau !

Mengapa kau tertawa-tawa?

Hai kumbang bernyanyi-nyanyi!

Apakah yang kau nyanyi-nyanyikan?

Bunga-bungaan kau penuhkan bunyi!

Apakah yang kau bunyi-bunyikan?

Bungakah itu atau madukah?

Apakah? Mengapakah? Bagaimanakah?

   Mengapakah kau tertawa-tawa?

J. Soneta

Soneta berasal berdasarkan istilah Sonetto pada bahasa Italia yg terbentuk dari kata latin Sono yang berarti ?Suara? Atau ?Suara?. Adapun syarat-syarat soneta (bentuknya yg orisinil) yaitu menjadi berikut.

  • Jumlah baris ada 14 buah.
  • Keempat belas baris terdiri atas 2 buah quatrain dan 2 buah terzina.
  • Jadi pembagian bait itu: 2 × 4 dan 2 × 3.
  • Kedua buah kuatrain merupakan kesatuan yang disebut stanza atau oktaf.
  • Kedua buah terzina merupakan kesatuan, disebut sextet.
  • Octav berisi lukisan alam; jadi sifatnya objektif.
  • Sextet berisi curahan, jawaban, atau kesimpulan sesuatu yang dilukiskan dalam oktaf; jadi sifatnya subjektif.
  • Peralihan dari oktaf ke sektet disebut volta.
  • Jumlah suku kata dalam tiap-tiap baris biasanya antara 9 dan 14 suku kata.
  • Rumus dan sajaknya a-b-b-a, a-b-b-a, c-d-c, d-c-d.

Contoh Soneta:

GEMBALA

Perasaan siapa ta?Kan nyala (a)

Melihat anak berlagu dendang (b)

Seorang saja pada tengah padang (b)

Tiada berbaju buka kepala (a)

Beginilah nasib anak gembala (a)

Berteduh di bawah kayu nan rindang (b)

Semenjak pagi meninggalkan kandang (b)

Pulang ke rumah pada senja kala (a)

Jauh sedikit sesayup hingga (a)

Terdengar olehku suara serunai (a)

Melagukan alam nan semok permai (a)

Wahai gembala di segara hijau (c)

Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau (c)

Maulah aku menurutkan dikau (c)

Berbentuk Prosa

Seperti halnya prosa dalam sastra modern, prosa dalam karya sastra klasik juga mempunyai unsur-unsur tokoh, penokohan, alur, latar, setting, amanat, dan teman.

Karya sastra klasik yang berbentuk prosa terdiri menurut cerita, dongeng hewan, sejarah, mite, & legenda.

Jenis prosa lama :

Prosa sastra melayu klasik pula memiliki poly sekali macam jenisnya, diantaranya yaitu;

a. Dongeng

Dongeng yaitu cerita-cerita zaman purba yang berbentuk prosa yaitu perihal dongeng khayal dan penuh keajaiban. Dongeng ini disampaikan menurut lisan kemulut.

B. Mite

Mite berasal menurut bahasa Yunani, mythos yaitu ihwal kehidupan makhluk halus atau hantu menyerupai jin, kuntilanak, & dewi-dewi.

Misalnya: Si Kelambai, & Setan Penanggalan

c.Fabel

Fabel adalah dongeng yg menceritakan fauna yang hayati menjadi insan berbuat dan berbicara menyerupai hewan.

Pada biasanya fabel mempunyai tendens didaktis. Fabel ini sangat populer di Indonesia. Di tiap-tiap loka memiliki pelaku-pelaku fauna yang berlainan.

Di Jawa & pada Melayu dipusatkan pada planduk (kancil), pada Sunda pada kura-kura, di Toraja dalam simpanse hantu.

Contoh: Hikayat Sang Kancil

?

D. Legenada

Legenda ialah dongeng yg berisikan wacana dongeng terjadinya nama-nama tempat, gunung, sungai, danau, & sebagainya.

Misalnya: Danau Gunung Tangkuban Perahu, Terjadinya Danau Toba, Terjadinya Danau Maninjau.

E. Dongeng

Ini sengaja menceritakan kebodohan seorang. Apa yang dilakukannya serba keliru, sebagai akibatnya menyebabkan humor atau kejenakaan.

F. Sage

Sange adalah dongeng yg mengandung unsur sejarah.

Misalnya: Hang tuah Joko Tingkir.

G. Hikayat

Berasal dari bahasa Arab, yang berarti cerita. Hikayat ini menyerupai menggunakan dongeng, penuh khayal, isinya tentang kehidupan kurang lebih istana, sang karena itu mampu diklaim dongeng istana.

Pelaku utama dalam hikayat yaitu raja, permaisuri, putra raja yg gagah berani, serta putrinya yang canti jelita.

Hikayat Melayu:   Hikayat hang Tuah, Hikayat Si

h. Sejarah atau Silsilah.

Penulis sejarah pada sastra usang adalah pegawai istana, yg berisikan wacana dari usul raja dan kejadian-insiden penting, susila norma.

Contoh:

(1) Sejarah melayu ? Konon dikarang sang Tun Sri Lanang.

(dua) Hikayat Raja ? Raja Pasai.

(3) Silsilah Bugis.

(4) Sejarah Danau Maninjau.

Ciri atau karakteristik karya sastra melayu klasik

Karya sastra melayu klasik sangat jauh tidak sama menggunakan karya sastra terbaru, buat mengenal apakah sebuah karya sastra merupakan karya melayu klasik atau karya sastra terbaru, harus mengetahui ciri-cirinya, buat karya sastra melayu klasik karakteristik-cirinya yaitu anonim, bertema istana sentris, bernilai budaya lokal & disebar secara mulut, uraiannya yaitu menjadi berikut:

1. Anonim

Anonim pada artian nir diketahui siapa pengarangnya, ini disebabkan lantaran tempo dulu tidak poly orang yang mengejar popularitas sehingga pengarangnya lebih fokus buat menyajikan maha karya yang menitikberatkan dalam fungsi cerita.

Beberapa referensi dari karya sastra melayu klasik  pada umumnya terdapat di setiap cerita-cerita klasik, menyerupai "Hikayat hang tuah", Hikayat raja indra", "hikayat indra bangsawan", "Hikayat malim demam"

2. Bertema Istana sentris

Jenis ceritanya berlatar belakang istana. Tokohnya umumnya raja atau pangeran yang sakti dan kisahnya mengenai percintaan. Akhir dongeng selalu bahagia.

Tiga. Bernilai budaya lokal

Ciri yang saat menurut karya sastra melayu klasik yaitu penciptaan karya sastra melayu klasik umumnya mengusung budaya lokal, sehingga menurut Cerita kaya sastra melayu klasik pembaca sanggup menerima gambaran moral masyarakat yang hidup dalam jaman dulu

4. Disebar secara ekspresi

Ciri yang terakhir ialah disebarkan secara lisan. penyebab utamanya yaitu  pergerakan zaman dahulu sangatlah lambat jikalau dibandingkan dengan konvoi masyarakat di zaman modern ini. Oleh lantaran itu, penyebaran budaya dan dongeng secara lisan akan lebih mempercepat tersebarnya dongeng dibandingkan dengan menggunakan media tulisan. Selain itu, melalui budaya lisan, masyarakat juga bisa lebih intens memperlihatkan nilai-nilai faktual nan terdapat di dalam dongeng sehingga pesan moral yang terdapat di dalamnya akan hingga kepada pendengar dengan lebih cepat dan efektif.

Lima. Didaktis

Memberikan pesan mendidik kepada masyarakat baik pesan moral maupun pesan keagamaan atau religius.

6. Tradisional

Mempertahankan kebiasaan masyarakat jaman dulu atau susila istiadat

7. Klasik imitatif,

Bersifat tiruan atau kebiasaan tiru-meniru yang turun-menurun.

8.Universal

Dapat berlaku dimana saja, kapan saja, siapa saja.

Jenis Karya sastra melayu klasik

Dilihat dari jenisnya karya sastra melayu klasik  dibagi menjadi 2 jenis yaitu prosa dan syair, prosa yaitu semacam cerpen sedangkan syair yaitu semacam puisi.

Unsur Instrinsik karya sastra melayu klasik

Unsur intrinsik pada karya sastra melayu klasik tidak jauh berbeda dengan unsur instrinsik yang terdapat pada karya sastra modern yang meliputi tema, tokoh dan penokohan, latar, alur, sudut pandang, dan amanat.

1. Tema

Tema yaitu gagasan atau inspirasi utama yang mendasari sebuah karya sastra atau cerita. Di karya sastra melayu klasik pada umumnya tema yang dianggat yaitu berkisar antara istana dan kerajaan, namun terkadang  tema lainya sering masuk kedalam cerita.

Dua. Tokoh & Penokohan

Tokoh dan penokohan yang terdapat dalam karya sastra Melayu klasik berkisar hewan yang berbudi pekerti, wacana pangeran, anak miskin yang menjadi raja, dan  cerita lainnya yang dianggap bisa mewakili sifat dan ciri insan pada zaman dahulu.

3. Latar

Latar yaitu keterangan mengenai ruang, waktu serta suasana terjadinya peristiwa-peristiwa di dalam suatu karya sastra. Atau definisi latar yang lainnya yaitu unsur intrinsik pada karya sastra yang mencakup ruang, waktu serta suasana yang terjadi pada suatu insiden didalam karya sastra.

4. Alur

Alur yaitu struktur rangkaian kejadian-kejadian dalam sebuah dongeng yang disusun secara kronologis. Atau definisi alur yaitu merupakan rangkaian dongeng semenjak awal hingga akhir.

4. Sudut Pandang

Sudut pandang yaitu cara pengarang menempatkan dirinya terhadap dongeng atau dari sudut mana pengarang memandang ceritanya. Berikut ini beberapa sudut pandang yang sanggup digunakan pengarang dalam bercerita.

  • Sudut pandang orang pertama, sudut pandang ini biasanya menggunakan kata ganti saya atau saya
  • Sudut pandang orang ketiga, sudut pandang ini biasanya menggunakan kata ganti orang ketiga menyerupai dia, ia atau nama orang yang dijadikan sebagai titik berat cerita.
  • Sudut pandang pengamat serba tahu, Dalam hal ini pengarang bertindak seakan-akan mengetahui segala insiden yang dialami tokoh dan tingkah laris tokoh.
  • Sudut pandang campuran, (sudut pandang orang pertama dan pengamat serba tahu). Pengarang mula-mula menggunakan sudut pandang orang pertama. Selanjutnya serba tahu dan pecahan simpulan kembali ke orang pertama.

Lima. Amanat

Amanat ialah pesan moral yang berisi pelajaran dan buah pikir yang hendak disampaikan pengarang lewat karya sastra. Amanat tersebut bisa bercerita langsung, bisa pula implisit atau secara tak pribadi lewat dialog, tokoh, atau unsur-unsur lain dalam referensi karya sastra Melayu klasik.

Iutlah artikel tentangKarya Sastra Melayu Klasik: Pengertian, Karakteristik, Jenis, Unsur Intrinsik dan Contohnya, supaya bermanfaat.

No comments:

Post a Comment