Pages

Saturday, October 17, 2020

Macam Macam Genre Musik

Musik, tidak sama dari cabang seni lain, memiliki elemen dasar berupa bunyi. Musik, menjadi galat satu cabang seni, tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan insan. Sebagai bagian menurut kehidupan insan, musik masih ada dalam setiap gerombolan rakyat di semua dunia, Barat, dan Timur. Musik bisa dicermati menjadi kebutuhan ekspresif manusia, yaitu kebutuhan yang berkaitan menggunakan kemampuan manusia buat mengekspresikan perasaan, emosi, atau gagasannya mengenai kehidupan.

Dalam kehidupan sehari-hari kita seringkali mendengar musik, misalnya di tempat tinggal , sekolah, mall, tempat-tempat rekreasi, dan lain-lain. Sampai waktu ini masih ada beberapa definisi yg diketahui rakyat umum, pada antaranya merupakan:Musik merupakan bunyi yang disukai oleh insan Musik merupakan bunyi yang terdiri menurut ritmik dan melodi yg teratur Musik merupakan suara yg lezat buat didengar (Schafer, 1995).

Sekarang, coba kamu dengarkan beberapa genre musik, misalnya dangdut, tradisional, pop (Indonesia atau Barat), jazz, keroncong, atau musik campur sari. Misalnya, salah satu pada antara kamu ada yg menyukai aliran musik pop (Indonesia atau Barat), tetapi tidak menyukai dangdut. Berdasarkan definisi ?Musik merupakan suara yang disukai insan? Maka kamu memandang bahwa jazz merupakan musik, sedangkan dangdut mungkin nir disukai akan engkau anggap menjadi ?Bukan musik?.

Coba kamu cari dokumentasi audio berdasarkan internet atau asal lain tentang musik yang banyak dimainkan oleh grup-gerombolan masyarakat di Afrika atau Irian, contohnya. Mereka acapkali memainkan instrumen-instrumen perkusif atau instrumen nir bernada, seperti gendang atau drum, tepukan tangan, atau hentakan kaki, yang membentuk bunyi ritmis tanpa melodi.

Coba engkau bandingkan musik yang terdengar pada telinga dengan rasa pedas pada suatu jenis makanan yang dirasakan oleh pengecap kita, misalnya. Bagi sekelompok orang yang terbiasa menggunakan rasa pedas, kuliner itu dikatakan ?Enak? Karena mereka terbiasa dengan rasa pedas itu. Tetapi, rasa pedas dapat dirasakan ?Tidak enak? Sang grup orang lain karena mereka nir biasa menggunakan rasa pedas itu. Apabila kita memandang musik pop menjadi musik yg ?Enak? Dan keroncong dipandang menjadi musik yg ?Tidak enak?, apakah engkau akan menganggap keroncong bukan musik?

Ada pula sekelompok orang yg memandang musik sebagai bahasa yang universal. Sekarang coba bayangkan. Misalkan kamu berkunjung ke keliru satu grup warga pada wilayah yang tidak sama dari daerah dari kamu. Sekarang, kita ganti kata ?Bahasa? Sebagai ?Musik?. Apakah musik masih ada dalam setiap grup warga ? Apakah musik yg mereka mainkan bisa kamu pahami dengan baik? Apabila kamu tidak tahu musik yg dimainkan oleh sekelompok musisi menurut budaya yg tidak selaras, apakah musik merupakan bahasa yang universal?

Musik adalah bunyi yg diatur sebagai pola yang bisa menyenangkan pendengaran kita atau mengkomunikasikan perasaan atau suasana hati. Musik memiliki ritme, melodi, dan harmoni yang memberikan kedalaman & memungkinkan penggunaan beberapa instrumen atau bunyi-bunyian (Oxford Ensiklopedi Pelajar, 2005)

Pengertian musik yang telah kamu diskusikan tersebut diharapkan dapat digunakan untuk memahami seluruh jenis/genre musik dalam seluruh kelompok masyarakat di dunia.

Genre MusikKesesuaian Definisi
YaTidak
Musik Klasik (Barat)-
Musik Pop-
Musik Jazz-
Musik Keroncong-
Musik Tradisional-
Musik Perkusif-
Musik Kreatif (Kontemporer)-
Musik Dangdut-
Musik Tanjidor-
Musik Gamelan-
Musik Melayu-

Musik Sebagai Simbol

Salah satu output kebudayaan dari setiap gerombolan rakyat merupakan seni, termasuk musik. Musik, misalnya halnya cabang seni lain, sangat sarat menggunakan simbol-simbol eksklusif yang bekerjasama erat dengan makna eksklusif pada kehidupan warga pendukungnya. Simbol-simbol tersebut tampak dalam karakter bunyi yg didapatkan oleh instrumen-instrumen tersebut (musikal), termasuk vokal/suara manusia. Secara musikal, simbol-simbol musik dapat tampak pada elemen-elemen pada dalamnya, seperti tinggi-rendahnya nada, ritme, dinamika, atau tempo.

  • Nada (pitch) Tinggi-rendahnya bunyi
  • Ritme Durasi setiap bunyi
  • Dinamika. Perubahan bunyi yang terdengar keras menjadi semakin lembut atau bunyi yang terdengar lembut menjadi semakin keras.  Ada beberapa tanda dinamika yang umum digunakan dalam karya musik, yaitu: Pianissimo (pp): Suara yang dihasilkan sangat lembut. Piano (p): Suara yang dihasilkan lembut. Mezzo-piano (mp): Suara yang dihasilkan agak lembut. Mezzo-forte (mf): Suara yang dihasilkan agak nyaring. Forte (f): Suara yang dihasilkan nyaring. Fortissimo (ff): Suara yang dihasilkan sangat nyaring. Tanda crescendo digambarkan dengan (<) panjang dan descrescendo digambarkan dengan (>) panjang, biasa disebut juga dengan "penjepit rambut" (hairpin)
  • Tempo Kecepatan musik/lagu: sangat cepat, cepat, sedang, lambat, atau sangat lambat

Simbol musik pula dapat dicermati berdasarkan aspek nonmusikalnya. Salah satu model simbol nonmusikal merupakan instrumen musik menurut dalam bentuk, bahan produsen instrumen, rona, atau ornamen-ornamen yg tampak dalam instrumen tersebut. Salah satu model bentuk simbol dilihat dari bahan dasar instrumennya adalah instrumen tradisional warga Sunda, seperti suling Sunda, baik suling Sunda lubang enam juga lubang empat.

Selain suling, instrumen tradisional Sunda yang terbuat berdasarkan bambu merupakan angklung. Dalam masyarakat Sunda, angklung terdiri menurut beberapa jenis. Salah satunya adalah jenis Angklung Sunda/Indonesia, yaitu jenis angklung yang seringkali kita lihat pada pertunjukan-pertunjukan musik. Dalam proses permainan musik angklung, pemain ada yang memegang satu butir angklung, namun dapat jua satu orang pemain dapat memegang banyak nada pada pemainnya

 tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia Macam Macam Genre Musik

Tiga jenis angklung atau tiga jenis instrumen yg engkau sebutkan yg berasal dari 3 gerombolan rakyat yg tidak selaras memiliki karakter musikal dan non-musikal yang tidak selaras jua. Perbedaan itu memperlihatkan bahwa musik, sebagai indera buat mengekspresikan gagasan atau wangsit pelaku musik, berafiliasi erat dengan cara-cara pelaku musik mengekspresikan gagasan-gagasan mereka. Cara-cara pelaku mengekspresikan gagasan pada musik tidak bisa terlepas menurut majemuk pengalaman yang diperoleh pada lingkungan rakyat.

Karakter musikal juga non-musikal dari musik yang didapatkan oleh pelaku musik nir dapat dilepaskan dari nilai-nilai atau pandangan hidup yg beliau pelajari pada masyarakatnya. Sebagai anggota rakyat, seorang pelaku musik memperoleh beragam pengalaman buat berperilaku sesuai menggunakan nilai-nilai yg berlaku dalam warga , termasuk perilaku musikalnya.

Estetika Musik

Instrumen yg terbuat menurut bambu, misalnya, tidak hanya ditemukan pada Indonesia, tetapi digunakan pula pada banyak negara lain, misalnya Filipina (marimba, angklung, tumpong), Thailand (khene), Vietnam (Dan Bau), Arab (nay atau serunai Arab), Jepang (shakuhachi), & Cina (dizi).

Bunyi instrumen yg terbuat dari bambu seringkali dipandang membentuk bunyi yg ?Indah? Sang rakyat pendukungnya. Masyarakat Sunda, misalnya. Penilaian ?Latif? Terhadap bunyi yg didapatkan oleh angklung tersebut tidak dapat dilepaskan menurut nilai-nilai yg berlaku pada rakyat Sunda. Masyarakat Sunda dikenal menjadi rakyat yang akrab atau dekat menggunakan lingkungan alam. Mereka memandang lingkungan hidupnya menjadi sesuatu yg ?Indah?, yang wajib dihormati, diakrabi, dipelihara, dan dirawat. Kedekatan rakyat Sunda dengan lingkungan alam tampak pada tindakan mereka buat menjadikan bahan-bahan dari lingkungan sekitar, contohnya bambu, sebagai bagian dari kebutuhan buat mengekspresikan keindahan.

Simbol tidak hanya tampak pada instrumen, tetapi pula dalam suara insan. Lagu keroncong itu umumnya akan dinyanyikan secara tidak sama sang penyanyinya. Ditinjau dari aspek nonmusikalnya, penampilan visual para penyanyi, khususnya perempuan , pada pertunjukan musik keroncong pun tidak sama menurut penyanyi pada jenis/aliran musik lainnya.(Sumber : Seni Budaya / Kementerian Pendidikan & Kebudayaan. -- Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014.)

No comments:

Post a Comment