Pages

Friday, October 2, 2020

perbedaan Nila Biasa (nila lokal) dengan Nila GIFT

Jenis - jenis Nila

Ada banyak jenis nila. Sebagian akbar banyak ditemukan di perairan timur Afrika dan sebagian lain tersebar di banyak sekali negara. Dari berbagai jenis nila yang ada, tiga jenis pada antaranya merupakan nila yang produktif & poly dibudidayakan warga , terutama pada negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Ketiga jenis nila tersebut merupakan nila lokal, nila gift, & nila merah. Jenis lain yg tergolong nila varietas baru adalah nilaTA. Berikut ini pemaparan lengkap banyak sekali jenis nila.

I. Nila Biasa (Lokal)

Nila biasa adalah jenis nila yang pertama Kali didatangkan dari Taiwan ke Indonesia. Setelah melalui serangkaian uji coba nila ini disebarluaskan ke warga dan pada ketika singkat sudah menyebar ke semua pelosok tanah air.

Begitu akrabnya rakyat kita dengan nila jenis ini, tidak mengherankan bila ada yang menyebutnya dengan nama nila lokal. Jenis nila inilah yg pertama kali dianggap menjadi "niladanquot; & namanya ditetapkan oleh Direktur jenderal Perikanan pada tahun 1972 julukan sebagai nila biasa atau lokal ditujukan buat membedakannya dengan jenis nila merah & nila gift yg adalah pendatang baru.

Nila lokal memiliki warna tubuh abu-abu atau hitam, terutama di tubuh permukaan.Tubuh bagian bawah (perut dan dada) berwarna agak putih kehitaman atau kekuningan. AwaInya, nila lokal memiliki laju pertumbuhan yg relatif baik, namun akhir-akhir ini kualitasnya menurun akibat keterbatasan pengetahuan masyarakat pada mengendalikan potensi genetisnya Akibatnya, kualitas genetis keturunannya pun ikut menurun. Hal ini ditunjukkan menggunakan penurunan laju pertumbuhan dan ukuran tubuh. Malah nir sporadis terjadi perkawinan silang antara nila dan mujair sehingga keturunan berikutnya memiliki kualitas genetis yg nir menguntungkan.

Dua. Nila Gift

Nila gift (genetic improvement of farmed tilopias) adalah output persilangan dan seleksi jenis-jenis nila berdasarkan Taiwan, Mesir, Thailand, Ghana, Singapura, Israel, Senegal, & Kenya. Jenis ini dikembangkan pertama kali sang International Center for Living Aquatic Research Management (ICLARM) pada Filipina dalam tahun 1987. Program tersebut didanai sang Asian Development Bank (ADB) & United Nations Development Programme (UNDP).

Nila gift didatangkan ke Indonesia dalam tahun 1994 melalui Balai Penelitian Perikanan Air Tawar (Balitkanwar) yang adalah salah satu anggota. International Network for Genetic in Aquaculture (INCA). Nila gift yg pertama kali didatangkan ke Indonesia tadi adalah generasi keempat. Setelah itu, didatangkan lagi nila gift berikutnya yg dari dari generasi keenam dalam tahun 1997.

Sepintas, sosok nila Gift dan nila lokal agak sulit dibedakan, terutama waktu masih dalam stadium benih. Perbedaannya hanya mampu diketahui dari bentuk proporsi & warna tubuh. Tubuh nila gift lebih pendek

menggunakan perbandingan panjang & tinggi 2 : I, sedangkan perbandingan panjang & tinggi tubuh nila lokal 2,5 : 1. Dari segi tinggi & lebar tubuh, nila gift tampak lebih tebal dengan perbandingan 4 : 1 & nila local tampak lebih tipis dengan perbandingan tiga: 1. Sementara itu, ukuran kepala nila gift nisbi lebih kecil dibandingkan menggunakan berukuran kepala nila lokal. Namun ukuran mata nila gift relatif akbar jika dibandingkan dengan

ukuran mata nila lokal. Ciri lain yang membedakan antara nila gift & nila lokal merupakan rona tubuh. Warna tubuh nila gift hitam keputihan dan bagian bawah tutup insangnya berwarna putih, sedangkan nila lokal

berwarna putih. Sementara kehitaman & ada yang berwarna kuning.

Jika dibandingkan menggunakan nila lokal, nila gift memiliki beberapa

Berat komparatif sebagai berikut.

- Jumlah telurnya lebih poly 20-30%

- Berat benihnya mencapai 17,5 gram & pertumbuhannya lebih cepat 300-400%.

- Pertumbuhan saat pembesaran lebih cepat 100-200% menggunakan konversi pakan rendah, yaitu berkisar 0,8-1,2.

- tahan terhadap lingkungan yang kurang baik dan memiliki toleransi hayati di perairan dengan salinitas 0-15%0, sehingga bisa dipelihara di perairan payau.

Sumber : Khairul Amri, S.Pi, M.Si & Khairuman, S.P, AgroMedia Pustaka, 2008

No comments:

Post a Comment