Pages

Showing posts with label Artikel Perikanan. Show all posts
Showing posts with label Artikel Perikanan. Show all posts

Sunday, December 20, 2020

Ikan Hias Indonesia Berpeluang Menguasai Dunia

?Ikan Hias Indonesia jika di tangani secara berfokus akan bisa berbicara poly di pasar Internasional & akan mendorong Indonesia menjadi eksportir terbesar pada dunia mengungguli Singapura?, demikian yang dikatakan Direktur Produksi, Ir. Iskandar Ismanadji, dalam program coffee morning, yang diselenggarakan pada 20 Mei 2011 kemudian di Gedung Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

Hadir pada pertemuan tersebut diantaranya, Ketua Dewan Ikan Hias Indonesia (DIHI), Prof. Dr. Sukoso; Ketua Komisi Ikan Hias Indonesia (KIHI), Sugiarto Budiono; dan pemain-pemain & stakeholder ikan hias yang tinggal di Jakarta.

Seluruh peserta yg hadir pada program tersebut, baik dari pihak DIHI juga KIHI merasa optimis & berharap Indonesia mampu bangkit & sebagai produsen terbesar ikan hias pada global dalam tahun 2021 sesuai menggunakan potensi yang dimilikinya.

Dalam siaran pers yg dilakukan sang Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) kepada wartawan disebutkan bahwa potensi ekspor ikan hias Indonesia diperkirakan sudah mencapai US $ 60 juta sampai menggunakan US $ 65 juta. Angka potensi ini akan menandingi Singapura menjadi eksportir terbesar pada global. Pada tahun 2009 Indonesia baru menguasai tiga,12 % menurut perdagangan ikan Hias dunia. Hal ini masih tertinggal menurut Singapura yg telah mencapai 16,08%.

Spesies Ikan Hias Air Tawar pada Indonesia diperkirakan berjumlah 400 spesies berdasarkan total 1.100 spesies di global, sedangkan ikan Hias Air Laut diperkirakan berjumlah 650 spesies. Di samping itu, sekitar 18 % dari seluruh terumbu karang pada global berada di wilayah Indonesia. Wilayah sebaran produksi ikan hias Indonesia mencakup 18 propinsi, yaitu Sumatera Barat, Sumatera Utara, Jambi, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua dan Papua Barat. Pangsa Pasar Ekspor Ikan Hias utamanya merupakan Negara Singapura, Cina, Hongkong, Malaysia, Jepang, Korea Selatan, USA & Eropa.

Air Laut

Edward Danakusumah, galat seseorang anggota DIHI mengungkapkan, pemerintah agar sudah mulai mempersiapkan pengembangan budidaya ikan hias air bahari. Menurutnya, kini permintaan ikan hias hias air laut mulai bertambah banyak, diperkirakan sepuluh tahun mendatang permintaan spesies ikan hias air bahari akan semakin semakin tinggi sebagai akibatnya ikan hias air laut sebagai usaha yang sangat menguntungkan, ?Sang karena itu, bila ini tidak diantisipasi menurut kini , bukan nir mungkin spesies ikan hias air laut akan direbut negara tetangga? Kata Edward.

Langkah-langkah yg harus perhatikan oleh pemerintah, berdasarkan Edward, adalah menggunakan cara memikirkandan mengikuti event-event ikan hias, baik yang diselenggarakan di pada juga di luar negeri. ?Pemerintah wajib berperan aktif dalam segala event-event ikan hias. Ini dimaksudkan buat kenaikan pangkat ? Tandas Edward.

Kendala

Di Indonesia, dari siaran pers tadi, seperti pada Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara yg sudah berhasil berbagi serta memasarkan komoditas ikan hias yang mempunyai harga relatif baik seperti antara lain jenis : arowana, discus, cupang, koi, louhan, guppy, koki, dan jenis ikan hias air tawar lainnya. Sementara jenis ikan hias bahari misalnya : clown fish, damsel, chromis, marine angel, scorpion, butterfly, scooter blenny, wrasse, trigger fish, beaked coral fish, sea horse, cardinal, beberapa diantaranya berhasil dibudidayakan.

Namun, kebijakan pengembangan industri ikan hias jua masih terkendala menggunakan kebijakan management authority CITES yang berada pada Kementerian Kehutanan ada (beberapa jenis ikan hias masih masuk dalamAppendix CITES yang kewenangannya masih pada Kementerian Kehutanan?, tambah Direktur Produksi.

Sumber

Friday, October 2, 2020

perbedaan Nila Biasa (nila lokal) dengan Nila GIFT

Jenis - jenis Nila

Ada banyak jenis nila. Sebagian akbar banyak ditemukan di perairan timur Afrika dan sebagian lain tersebar di banyak sekali negara. Dari berbagai jenis nila yang ada, tiga jenis pada antaranya merupakan nila yang produktif & poly dibudidayakan warga , terutama pada negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Ketiga jenis nila tersebut merupakan nila lokal, nila gift, & nila merah. Jenis lain yg tergolong nila varietas baru adalah nilaTA. Berikut ini pemaparan lengkap banyak sekali jenis nila.

I. Nila Biasa (Lokal)

Nila biasa adalah jenis nila yang pertama Kali didatangkan dari Taiwan ke Indonesia. Setelah melalui serangkaian uji coba nila ini disebarluaskan ke warga dan pada ketika singkat sudah menyebar ke semua pelosok tanah air.

Begitu akrabnya rakyat kita dengan nila jenis ini, tidak mengherankan bila ada yang menyebutnya dengan nama nila lokal. Jenis nila inilah yg pertama kali dianggap menjadi "niladanquot; & namanya ditetapkan oleh Direktur jenderal Perikanan pada tahun 1972 julukan sebagai nila biasa atau lokal ditujukan buat membedakannya dengan jenis nila merah & nila gift yg adalah pendatang baru.

Nila lokal memiliki warna tubuh abu-abu atau hitam, terutama di tubuh permukaan.Tubuh bagian bawah (perut dan dada) berwarna agak putih kehitaman atau kekuningan. AwaInya, nila lokal memiliki laju pertumbuhan yg relatif baik, namun akhir-akhir ini kualitasnya menurun akibat keterbatasan pengetahuan masyarakat pada mengendalikan potensi genetisnya Akibatnya, kualitas genetis keturunannya pun ikut menurun. Hal ini ditunjukkan menggunakan penurunan laju pertumbuhan dan ukuran tubuh. Malah nir sporadis terjadi perkawinan silang antara nila dan mujair sehingga keturunan berikutnya memiliki kualitas genetis yg nir menguntungkan.

Dua. Nila Gift

Nila gift (genetic improvement of farmed tilopias) adalah output persilangan dan seleksi jenis-jenis nila berdasarkan Taiwan, Mesir, Thailand, Ghana, Singapura, Israel, Senegal, & Kenya. Jenis ini dikembangkan pertama kali sang International Center for Living Aquatic Research Management (ICLARM) pada Filipina dalam tahun 1987. Program tersebut didanai sang Asian Development Bank (ADB) & United Nations Development Programme (UNDP).

Nila gift didatangkan ke Indonesia dalam tahun 1994 melalui Balai Penelitian Perikanan Air Tawar (Balitkanwar) yang adalah salah satu anggota. International Network for Genetic in Aquaculture (INCA). Nila gift yg pertama kali didatangkan ke Indonesia tadi adalah generasi keempat. Setelah itu, didatangkan lagi nila gift berikutnya yg dari dari generasi keenam dalam tahun 1997.

Sepintas, sosok nila Gift dan nila lokal agak sulit dibedakan, terutama waktu masih dalam stadium benih. Perbedaannya hanya mampu diketahui dari bentuk proporsi & warna tubuh. Tubuh nila gift lebih pendek

menggunakan perbandingan panjang & tinggi 2 : I, sedangkan perbandingan panjang & tinggi tubuh nila lokal 2,5 : 1. Dari segi tinggi & lebar tubuh, nila gift tampak lebih tebal dengan perbandingan 4 : 1 & nila local tampak lebih tipis dengan perbandingan tiga: 1. Sementara itu, ukuran kepala nila gift nisbi lebih kecil dibandingkan menggunakan berukuran kepala nila lokal. Namun ukuran mata nila gift relatif akbar jika dibandingkan dengan

ukuran mata nila lokal. Ciri lain yang membedakan antara nila gift & nila lokal merupakan rona tubuh. Warna tubuh nila gift hitam keputihan dan bagian bawah tutup insangnya berwarna putih, sedangkan nila lokal

berwarna putih. Sementara kehitaman & ada yang berwarna kuning.

Jika dibandingkan menggunakan nila lokal, nila gift memiliki beberapa

Berat komparatif sebagai berikut.

- Jumlah telurnya lebih poly 20-30%

- Berat benihnya mencapai 17,5 gram & pertumbuhannya lebih cepat 300-400%.

- Pertumbuhan saat pembesaran lebih cepat 100-200% menggunakan konversi pakan rendah, yaitu berkisar 0,8-1,2.

- tahan terhadap lingkungan yang kurang baik dan memiliki toleransi hayati di perairan dengan salinitas 0-15%0, sehingga bisa dipelihara di perairan payau.

Sumber : Khairul Amri, S.Pi, M.Si & Khairuman, S.P, AgroMedia Pustaka, 2008

Thursday, June 11, 2020

CARA MEMULAI USAHA BUDIDAYA BAWAL

Ikan bawal

Dalam industri perikanan di tanah air Ikan bawal ini tergolong baru. Namun peningkatannya sangat pesat sebab mendapat sambutan yang sangat baik dari para petani ikan di indonesia. Meski banyak durinya namu daging Ikan bawal sangat gurih dan nikmat. Peluang usaha budidaya Ikan bawalsangat terbuka dan prospek bisnis kedepannya sangat bagus. Proses produksi ikan ikan predator ini terbilang sangat singkat.Masa pemijahan (jual larva) sekitar 2 – 3 minggu, pembenihan (jual benih) sekitar 1 – 2 bulan dan pembesaran (jual ukuran konsumsi) sekitar 3 – 5 bulan. Secara ekologi, ikan ini dianggap sebagai “perusak” karena dapat menjadi predator bagi ikan lain dan mengancam kelestarian biodiversitas ikan asli perairan Indonesia.Ikan bawal ini mampu bertahan hidup dalam kolam yang tingkat kepadatannya tinggi. Makannya pun tidak rewel sebab hewan berjenis omnivora ini memiliki nafsu makan yang sangat besar.

Budidaya Ikan bawal air tawar relatif mudah dilakukan. Pemijahan Ikan bawal dapat dilakukan secara induced-spawning: induk yang sudah matang gonad dirangsang dengan penyuntikan hormon kemudian dipijahkan secara alami. Tempat pemijahan cukup menggunakan kain hapa yang disimpan di dalam bak tembok ataupun di kolam. Telur yang dikeluarkan induk betina dan sudah dibuahi oleh sperma induk jantan dapat dipanen kemudian ditetaskan di dalam akuarium atau hapa penetasan. Larva hasil penetasan dapat bertahan dengan yolksack yang dibawanya sampai 4 – 5 hari setelah penetasan sebelum kemudian diberi pakan Artemia.

Cukup dengan pemberian 2 – 3 kali per hari selama hanya 2 – 3 hari, larva sudah dapat dijual atau ditebar ke kolam. Pendederan dan pembesaran di kolam relatif tidak sulit dilakukan. Pertumbuhan Ikan bawal relatif cepat meskipun memerlukan kandungan oksigen yang mencukupi melalui aliran air ke kolam. Pakan yang diberikan dapat beragam mulai dari pakan buatan, sisa-sisa sayuran, ikan yang lebih kecil bahkan sampai biji kapuk. Kemudahan-kemudahan tersebut telah mendorong para pengusaha ikan memacu produksi ikan ini yang menyebabkan perkembangan budidayanya sedemikian cepat dan berkembang di banyak tempat bahkan cenderung tidak terkendali.

Proses pendederan Ikan bawal di kolam juga perlu diperhatikan agar tidak ada lagi benih ikan ini yang tercampur ke ikan lain, misalnya nila atau mas, yang kemudian ikut terbawa ke keramba jaring apung dan dapat merusak jaring dari dalam. Perkembangan kemampuan reproduksi secara alami di perairan bebas juga perlu diteliti secara akurat untuk memastikan kemungkinan tingkat perkembangan ikan ini di perairan Indonesia, sejalan juga dengan penelitian terhadap kemampuan ikan ini untuk merusak keramba jaring apung dari luar. Lebih lanjut, perlu juga diteliti kemungkinan ikan ini dapat mendesak ikan lain pada suatu relung yang sama, seperti yang diyakini telah terjadi pada kasus lele dumbo yang mendesak relung lele organik lokal.