Pages

Saturday, September 12, 2020

Struktur Kaidah / Unsur Kebahasaan Dari Teks Deskripsi

Seperti yang dijelaskan secara panjang lebar di artikel sebelumnya mengenai teks deskripsi secara lengkap yang mencakup pengertian, ciri-ciri, dan juga contohnya, didalam sebuah teks termasuk teks deskripsi tidak lepas dari yang namanya kaidah kebahasaan atau unsur kebahasaan.

Kaidah kebahasaan atau unsur kebahasaan biasanya berkaitan dengan bagaimana ketentuan mengatur tata cara berbahasa  yaitu  tingkat kesadaran dan kepatuhan akan kaidah-kaidah atau aturan-aturan kebahasaan secara terperinci tergambarkan melalui sikap berbahasa kita, baik saat kita memakai bahasa Indonesia dalam bentuk verbal maupun dalam bentuk tulisan.

Seperti yang dijelaskan secara panjang lebar di artikel sebelumnya mengenai Struktur Kaidah / Unsur Kebahasaan Dari Teks Deskripsi

Sebelum aku uraikan secara panjang lebar tentang unsur atau kaidah kebahasaan teks pelukisan alangkah baiknya saya singgung sedikit apa itu descripsi.

Kata deskripsi asal menurut bahasa latin discribere yang berarti citra, perincian, atau pembeberan. Deskripsi yakni karangan yang menggambarkan suatu objek berdasarkan output pengamatan, perasaan & pengalaman penulisnya.

Tujuannya yakni pembaca memperoleh kesan atau citraan sesuai menggunakan pengamatan, perasaan, & pengalaman penulis sebagai akibatnya seakan-akan pembaca yg melihat, mencicipi, & mengalami sendiri obyek tersebut. Untuk mencapai kesan yg sempurna, penulis deskripsi merinci objek menggunakan kesan, warta, dan citraan.

Struktur kaidah / unsur kebahasaan berdasarkan teks deskripsi

Unsur kebahasaan atau kaidah kebahasaan yang dilibatkan dalam teks deskripsi yaitu:

1. Rujukan Kata

Rujukan kata yaitu satu kata merujuk pada kata lain yang memberikan keterkaitan. Rujukan kata bekerjasama dengan kata ganti (kata ganti orang, kepunyaan, dan penunjuk)

dua. Kata berimbuhan

Kata berimbuhan yakni kata dasar yang mendapat awalan (prefiks),akhiran (sufiks), dan sisipan (infiks), contohnya:

  • Penari (tari),
  • Berjumlah (jumlah).
  •  Menyanyikan (nyanyi)
  • Berbahasa (bahasa)
  • Bercampur (campur)
  • Menari (tari)

3. Konjungsi  (kata sambung / kata hubung)

Kata hubung (konjungsi) yakni kata yang dipakai sebagai penghubung antar kata, frasa, klausa, atau kalimat.

Fungsi kata hubung (konjungsi)

  • Konjungsi yang berfungsi sebagai penghubung satu kata dengan kata lainnya dalam satu kalimat.
  • Konjungsi yang berfungsi sebagai penghubung satu kalimat dengan kalimat lainnya.

Jenis Konjungsi

Jenis Konjungsi Berdasarkan fungsinya, konjungsi dibagi menjadi dua:

a. Konjungsi Intra kalimat:

Konjungsi intrakalimat yaitu konjungsi yang dipakai pada satu kalimat. Contoh: dan, jua (bermakna penambahan), atau (bermakna pilihan), namun (bermakna ), lantaran, sebagai akibatnya (bermakna sebab-akibat), lalu, lalu (bermakna kelanjutan).

Contoh konjungsi intra kalimat misalnya:

Pada awalnya Tari Saman merupakan salah satu media buat menaruh pesan (dakwah) & ditarikan sang laki- laki.

Kalimat pada atas memakai kata hubung (konjungsi) intra kalimat ?Dan? Yang bermakna penamabahan.

B.Konjungsi Antar kalimat

Konjungsi antarkalimat yaitu konjungsi yang dugunakan buat menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya.

Contoh: meskipun demikian, dengan demikian, sang sebab yakni itu, oleh lantaran itu, akhirnya, selanjutnya, kemudian, lalu.

Contoh penggunaan konjungsi akan tetapi & oleh lantaran itu antar kalimat :

Ki Hajar Dewantara asal berdasarkan famili keraton Jogjakarta. Akan namun, beliau begitu bersahabat dengan rakyatnya.

Novita ingin menerima beasiswa prestasi buat melanjutkan ke perguruan tinggi tinggi. Oleh lantaran itu, ia selalu ulet belajar

4. Kelompok kata (frasa)

Kelompok kata atau frasa yaitu kumpulan kata  2 kata atau lebih yang tersusun dari kata bermakna dan membentuk arti kata baru.

Contoh grup kata misalnya : saputangan, takbenda

lima.Katabaku & tidak standar

Kata baku yakni kata yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.Sumber utama yang telah ditentukan dalam pemakaian bahasa baku yaitu Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI). Kata baku umumnya dipakai dalam kalimat resmi( verbal dan tertulis) sedangkan non-baku atau tidak baku sebaliknya.

Contoh Kumpulan Kata Baku dan Tidak Baku Dalam Bahasa Indonesia

    telur ? Telor

     aktivitas ? Jadual

    rezim ? Rejim

    negeri ? Negri

    hierarki ? Hirarki

    bus ? Bis

     mayit ? Jenasah

    hadiah ? Anugrah

    karier ? Karir

    telepon ? Telefon

     izin ? Ijin

    debit ? Debet

    dekret ? Dekrit

    museum ? Musium

     kaus ? Kaos

    risleting ? Resleting

    terampil ? Trampil

    desain ? Disain

    saraf ? Sarap

    kempis ? Kempes

    angka ? Nomer

    penggawa ? Punggawa

    deksripsi ? Diskripsi

    kerupuk ? Krupuk

    zamrud ? Jamrud

    formal ? Formil

    afdal ? Afdol

    museum ? Musium

    apotek ? Apotik

    konkret ? Aktuil

    antre ? Antri

    saraf ? Sarap

    cedera ? Cidera

    definisi ? Difinisi

    cenderamata ? Cinderamata

    metode ? Metoda

    atmosfer ? Atmosfir

    pensil ? Pinsil

    cendekiawan ? Cendikiawn

    personel ? Personil

    zaman ? Jaman

    malapraktik ? Malpraktik

    sertifikat ? Akte

6. Penggunaan karakter modal dan indikasi baca

Teks pelukisan pula tidak tanggal berdasarkan penggunaan karakter modal dan pertanda baca

No comments:

Post a Comment