Seperti yang dijelaskan secara panjang lebar di artikel sebelumnya mengenai teks deskripsi secara lengkap yang mencakup pengertian, ciri-ciri, dan juga contohnya, didalam sebuah teks termasuk teks deskripsi tidak lepas dari yang namanya kaidah kebahasaan atau unsur kebahasaan.
Kaidah kebahasaan atau unsur kebahasaan biasanya berkaitan dengan bagaimana ketentuan mengatur tata cara berbahasa yaitu tingkat kesadaran dan kepatuhan akan kaidah-kaidah atau aturan-aturan kebahasaan secara terperinci tergambarkan melalui sikap berbahasa kita, baik saat kita memakai bahasa Indonesia dalam bentuk verbal maupun dalam bentuk tulisan.
Sebelum aku uraikan secara panjang lebar tentang unsur atau kaidah kebahasaan teks pelukisan alangkah baiknya saya singgung sedikit apa itu descripsi.
Kata deskripsi asal menurut bahasa latin discribere yang berarti citra, perincian, atau pembeberan. Deskripsi yakni karangan yang menggambarkan suatu objek berdasarkan output pengamatan, perasaan & pengalaman penulisnya.
Tujuannya yakni pembaca memperoleh kesan atau citraan sesuai menggunakan pengamatan, perasaan, & pengalaman penulis sebagai akibatnya seakan-akan pembaca yg melihat, mencicipi, & mengalami sendiri obyek tersebut. Untuk mencapai kesan yg sempurna, penulis deskripsi merinci objek menggunakan kesan, warta, dan citraan.
Struktur kaidah / unsur kebahasaan berdasarkan teks deskripsi
Unsur kebahasaan atau kaidah kebahasaan yang dilibatkan dalam teks deskripsi yaitu:1. Rujukan Kata
Rujukan kata yaitu satu kata merujuk pada kata lain yang memberikan keterkaitan. Rujukan kata bekerjasama dengan kata ganti (kata ganti orang, kepunyaan, dan penunjuk)dua. Kata berimbuhan
Kata berimbuhan yakni kata dasar yang mendapat awalan (prefiks),akhiran (sufiks), dan sisipan (infiks), contohnya:- Penari (tari),
- Berjumlah (jumlah).
- Menyanyikan (nyanyi)
- Berbahasa (bahasa)
- Bercampur (campur)
- Menari (tari)
3. Konjungsi (kata sambung / kata hubung)
Kata hubung (konjungsi) yakni kata yang dipakai sebagai penghubung antar kata, frasa, klausa, atau kalimat.Fungsi kata hubung (konjungsi)
- Konjungsi yang berfungsi sebagai penghubung satu kata dengan kata lainnya dalam satu kalimat.
- Konjungsi yang berfungsi sebagai penghubung satu kalimat dengan kalimat lainnya.
Jenis Konjungsi
Jenis Konjungsi Berdasarkan fungsinya, konjungsi dibagi menjadi dua:
a. Konjungsi Intra kalimat:
Konjungsi intrakalimat yaitu konjungsi yang dipakai pada satu kalimat. Contoh: dan, jua (bermakna penambahan), atau (bermakna pilihan), namun (bermakna ), lantaran, sebagai akibatnya (bermakna sebab-akibat), lalu, lalu (bermakna kelanjutan).
Contoh konjungsi intra kalimat misalnya:
Pada awalnya Tari Saman merupakan salah satu media buat menaruh pesan (dakwah) & ditarikan sang laki- laki.
Kalimat pada atas memakai kata hubung (konjungsi) intra kalimat ?Dan? Yang bermakna penamabahan.
B.Konjungsi Antar kalimat
Konjungsi antarkalimat yaitu konjungsi yang dugunakan buat menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya.
Contoh: meskipun demikian, dengan demikian, sang sebab yakni itu, oleh lantaran itu, akhirnya, selanjutnya, kemudian, lalu.
Contoh penggunaan konjungsi akan tetapi & oleh lantaran itu antar kalimat :
Ki Hajar Dewantara asal berdasarkan famili keraton Jogjakarta. Akan namun, beliau begitu bersahabat dengan rakyatnya.
Novita ingin menerima beasiswa prestasi buat melanjutkan ke perguruan tinggi tinggi. Oleh lantaran itu, ia selalu ulet belajar
4. Kelompok kata (frasa)
Kelompok kata atau frasa yaitu kumpulan kata 2 kata atau lebih yang tersusun dari kata bermakna dan membentuk arti kata baru.Contoh grup kata misalnya : saputangan, takbenda
lima.Katabaku & tidak standar
Kata baku yakni kata yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.Sumber utama yang telah ditentukan dalam pemakaian bahasa baku yaitu Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI). Kata baku umumnya dipakai dalam kalimat resmi( verbal dan tertulis) sedangkan non-baku atau tidak baku sebaliknya.Contoh Kumpulan Kata Baku dan Tidak Baku Dalam Bahasa Indonesia
telur ? Telor
aktivitas ? Jadual
rezim ? Rejim
negeri ? Negri
hierarki ? Hirarki
bus ? Bis
mayit ? Jenasah
hadiah ? Anugrah
karier ? Karir
telepon ? Telefon
izin ? Ijin
debit ? Debet
dekret ? Dekrit
museum ? Musium
kaus ? Kaos
risleting ? Resleting
terampil ? Trampil
desain ? Disain
saraf ? Sarap
kempis ? Kempes
angka ? Nomer
penggawa ? Punggawa
deksripsi ? Diskripsi
kerupuk ? Krupuk
zamrud ? Jamrud
formal ? Formil
afdal ? Afdol
museum ? Musium
apotek ? Apotik
konkret ? Aktuil
antre ? Antri
saraf ? Sarap
cedera ? Cidera
definisi ? Difinisi
cenderamata ? Cinderamata
metode ? Metoda
atmosfer ? Atmosfir
pensil ? Pinsil
cendekiawan ? Cendikiawn
personel ? Personil
zaman ? Jaman
malapraktik ? Malpraktik
sertifikat ? Akte
6. Penggunaan karakter modal dan indikasi baca
Teks pelukisan pula tidak tanggal berdasarkan penggunaan karakter modal dan pertanda baca
No comments:
Post a Comment