Pages

Saturday, August 1, 2020

Alat jahit pokok

Alat jahit pokok

"Alat jahit pokok"

Untuk membuat busana diperlukan peralatan menjahit. Tanpa peralatan menjahit tersebut maka pekerjaan membuat busana tidak akan tercapai. Alat jahit pokok merupakan peralatan menjahit utama yang pertama kali harus dipersiapkan karena digunakan secara langsung pada proses menjahit. Yang termasuk alat jahit pokok adalah mesin jahit sesuai jenisnya. Mesin jahit dikelompokkan menjadi 4 (empat) bagian  yaitu:

a.    Mesin jahit manual

Yaitu mesin jahit yg berfungsi hanya untuk menjahit setikan lurus. Mesin jahit ini terdiri menurut mesin jahit engkol tangan dan mesin jahit menual yang menggunakan gerakan kaki.

Pengoperasian ke 2 mesin jahit lurus ini pula bisa digerakkan dengan memakai motor listrik (dinamo) selain lebih cepat juga tidak begitu melelahkan.

Mesin jahit semi otomatis & otomatis.

Mesin jahit semi otomatis merupakan mesin jahit serbaguna yg mempunyai berbagai fasilitas dan digerakkan dengan motor listrik. Selain buat menjahit lurus jua dapat digunakan untuk setikan luas, lubang kancing, pasang kancing dan sebagainya tergantung tipe mesin.

Mesin otomatis umumnya berbentuk portable atau tanpa memakai meja. Kegunaan mesin jahit ini sama dengan mesin jahit semi otomatis, perbedaannya adalah pada mesin jahit ini menggunakan komponen yg lebih mudah. Pada mesin jahit otomatis tersebut relatif menggunakan menekan tombol saja sinkron dengan motif yang diinginkan.

Mesin Jahit Industri.

Mesin jahit industri adalah mesin jahit yg memiliki kecepatan tinggi, pengoperasiannya menggunkan dinamo sang karenanya mesin jahit industri dipergunakan buat usaha industri. Mesin ini disebut pula menjadi mesin jahit high speed.

Mesin jahit penyelesaian

Mesin jahit penyelesaian dapat diklaim sebagai mesin jahit spesifik. Mesin jahit ini hanya dipakai untuk satu macam penyelesaian jahitan saja. Misalnya mesin obras yg dipakai spesifik buat penyelesaian tiras (pinggiran) kostum.

"mesin jahit"

Proses-Proses Produksi Busana Industri

PROSES PRODUKSI ( Production Procces )

A.    Pengertian Proses Produksi

      Proses produksi merupakan urutan atau bisnis yg dilakukan untuk menghasilkan produk (baru) yg sudah direncanakan yang dari dari pengolahan satu atau lebih bahan dasar atau bahan baku.

B.    Proses Produksi Busana Industri

1.      Pattern Maker

      Tugas utama dari bagian ini adalah menciptakan & menggandakan pola, dan menyusun panel dalam marker buat mengoptimalkan efisiensi penggunaan fabrics. Pada waktu order baru datang, bagian ini mendapat detail order & mini marker menurut buyer ( hanya buyer eksklusif yang memberikan mini marker ). Mesin Gerber Garment Technology (GGT) akan melakukan editing mini marker ntuk menerima efisiensi yang lebih baik dari marker tadi. Dengan efisiensi yg optimal maka konsumsi material pula akan lebih optimal, selama masih dalam batas toleransi & allowance. Biasanya efisiensi marker berkisar 75 ?80%. Jika buyer nir menaruh mini marker,mesin Gerber akan membuat marker sendiri menggunakan spesifikasi menurut buyer. Mini marker biasanya dicetak dalam kertas A4 & didistribusikan ke bagian cutting. Cutting akan menyusun cutting list,material consumption, spreading report & material report. Setelahmini marker disetujui sang pimpinan cutting & menerima material consumption dari cutting, pola dicetak dengan marker yang berukuran aktual menggunakan mesin GG.

a)      Macam-macam Marker Layout

                                    Gambar 1. Nap One Way

               Spread : Face One Way, Nap One way (for high Quality)

                                           Gambar 2. Nap Either Way

                               Spread : Face One way, Nap Up and Down

                                        Gambar 3. Open, Nap Either Way

                                   Spread : Face to face, Nap Up and Down

2.      Sample Room

      Bagian ini memiliki tangung jawab pada membuat sample produk garmen sebelum masuk ke bagian produksi. Sample room bersifat independen karena bagian lain tidak terlibat pada proses pembuatan sample ini.

      Setelah menerima original sample dari buyer bagian ini akan menciptakan sample dengan memakai fabrics yg karakteristiknya mirip menggunakan material sesungguhnya, sample ini diklaim counter sample yg kelak akan didiskusikan menggunakan buyer. Setelah buyer setuju kemudian bagian ini menciptakan Pre Production Sample (PPS) menggunakan menggunakan fabrics sinkron spesifikasi dari buyer. PPS ini lalu didstribusikan ke Marketing, representative buyer, juga ke buying agent. Dari PPS ini sample room akan menentukan proses kritikal, flow proses, jenis mesin dan aksesories juga attachment yang digunakan dengan koordinasi dengan bagian Industrial Engineering.

3.      Cutting

      Bagian ini adalah bagian pertama pada proses produksi yg memiliki job primer memotong material meliputi : fabrics,lining atau interlining buat dijadikan panel yang siap buat dilakukan proses penjahitan. Perlakuan dan teknik pemotongan setiap fabrics bervariasi tergantung menurut ciri fabrics. Maka dari itu pada bagian ini dibutuhkan skill operator yg rupawan & memiliki keahlian yang diatas standar. Dalam melakukan pekerjaannnya bagian ini berkerjasama dengan planning , sample room & pattern maker.

Proses penerimaan material berupa fabrics di bagian ini dimulai menggunakan proses transfer material dari gudang fabrics yang berada pada bagian terpisah. Setelah mendapat barang dari gudang tadi, akan dilakukan beberapa tahapan proses antara lain :

-          Spreading : fabric digelar secara manual atau dengan alat bantu berdasarkan karakteristik fabrics.

-          Cutting : fabrics dipotong sesuai dengan pola menjadi beberapa panel.

-          Repinning : menyusun kembali panel yang sudah dipotong ke dalam beberapa block, perlakuan ini dikhususkan fabrics dengan corak bergaris atau kotak .

-          Numbering : penomoran atau pemberian kode pada setiap panel, dengan tujuan untuk menghindari permasalahan di proses selanjutnya pada saat penggabungan panel, misalnya : jika dijumpai warna belang , corak tidak sesuai dll.

-          Bundling : melakukan proses pengelompokkan panel berdasarkan tipe fabrics, ukuran, warna dan jumlah dengan tujuan untuk mengontrol masing masing panel pada saat dijahit.

-          Ironing : menyetrika interlining sebelum proses fusing dan mengabungkandengan fabrics. Tujuan proses ini adalah untuk merekatkan dan menempelkan interlining pada panel.

-          Fusing : memanaskan dan mengepres panel dan interlining, dilakukan setelah panel fabrics dan interlining di setrika dan diberi kode. Tujuannya adalah memperkuat daya rekat interlining terhadap panel.

-          Embroidery : secara umum bordir adalah merek atau label dari buyer yang direkatkan pada panel. Biasanya proses ini dilakukan oleh sub contractor.

-          Sloper : Mengepaskan / Refitting panel terhadap proses pola.

-          Loading ke sewing : mengirim potongan panel dan komponennya dalam bundle ke bagian sewing .

4.      Sewing

      Merupakan bagian produksi setelah cutting yang melakukan proses pembuatan garmen menggunakan menggabungkan beberapa panel menjadi sebuah produk berupa baju, shirt, skirt, dress, pants, vest, skort, jacket atau produk garmen lain yg sinkron denganspesifikasi detail yang telah ditetapkan menggunakan buyer. Sewingmerupakan proses primer dari keseluruhan proses produksi garmen & terdiri menurut beberapa operasi yg memerlukan karyawan poly.

-          Sewing bekerja sama dengan Planning memberikan Detail Order (DO) termasuk comment dari buyer.

-          Planning memberikan material requesition (MR) yang memuat materi yang dibutuhkan.

-          Planning memberikan seluruh informasi dari buyer ke bagian sewingberupa comment atau tambahan informasi mengenai sample. Dan sample yang telah disetujui oleh buyer tersebut menjadi referensi bagi sewing.

-          Panel yang telah dipotong dan di beri fusing di transfer ke bagian sewingdan dilakukan per style atau per lot untuk menghindari tercampurnya panel satu jenis dengan jenis lainnya.

-          PPS atau pilot adalah contoh garmen yang dibuat oleh line pilot atau supervisor atau berdasarkan sample yang telah disetujui buyer. Tujuan dibuatnya PPS adalah untuk menemukan kesulitan saat menjahit, menentukan time study, menentukan work study , keakuratan spesifikasi ukuran , dan sebagai petunjuk untuk membuat pre lay out mesin.

-          Pengecekkan PPS / Pilot dilakukan oleh kepala departemen sewing,sample room dan QC buyer. Masing masing pihak tersebut memberikan informasi tambahan, menentukan proses kritikal dan memberikan solusi atau metode kerja yang benar berkenaan dengan tingkat kesulitan produk yang akan dibuat.

-          Bagian Industrial Engineering akan terlibat dalam proses tersebut denganmemberikan gambaran mengenai hasil time study dan method studyserta lay out mesin. Setelah semua proses tersebut dilalui, manajer sewing akan memberikan keputusan bahwa proses produksi massal segera dimulai.

5.      Finishing

      Merupakan bagian terakhir dari urutan proses produksi yang mempunyai tugas primer memastikan bahwa produk yg akan dikirim pada keadaan yg baik dan sempurna dari segi mutu, penampilan & kesesuaian dengan spesifikasi pengepakkan yang sudah ditentukan sang buyer. Tahapan proses yang pada umumya dilakukan sang beberapa produsen garmen adalah:

-          Bahan baku dalam proses finishing berupa brand label, price tagditransfer dari store dan dilakukan pencatatan.

-          Button hole process menggunakan mesin button hole dimana ukuran lobang disesuaikan dengan spesifikasi ukuran yang ditentukan buyer.

-          Attach button adalah proses memasang kancing dengan button stitch machine.

-          Attach shoulder pad, hanya style tertentu yang menggunakanshoulder pad, tergantung dari design. Proses ini menggunakan mesin bartack atau button stitch machine yang dimodifikasi.

-          Trimming, membuang semua sisa benang yang masih menempel pada garmen. Ada juga garmen yang dilakukan proses pembersihan kotoran berupa debu, sisa benang, sisa fabrics dengan menggunakan blower.

-          Metal Detector, memasukkan produk garmen kedalam alat untuk memindai adanya logam atau komponen yang tidak diinginkan yang membahayakan customer misalnya: patahan jarum jahit. Proses ini merupakan proses sampling dan bersifat optional .

-          Ironing, atau proses setrika dilakukan dengan menggunakan 2 metode yaitu :

a.       Melakukan kontak setrika langsung dengan garmen contohnya yang terbuat cotton.

b.      Steam iron, dengan menggunakan uap panas untuk menghindari kekerutan fabrics misalnya viscose.

o   Khusus garmen yang terbuat dari soft fabric yang mudah kerut, proses penyetrikaan dilakukan setelah ditransfer darisewing sebelum pembuatan lubang kancing,

o   Memasang identitas produk garmen berupa :

1)      Price tag , label harga jual garmen di toko atau retail.

2)      Hang Tag , memuat merk atau logo produsen .

3)      Brand label atau label yang memuat lambang atau logo atau merek.

-          Garmen dilipat secara manual sesuai dengan detail dari buyer dan tidak semua produk garmen dilipat karena ada garmen yang digantung dengan memakai hanger.

-          Polybag, garmen dimasukkan ke dalam kantung plastik untuk menghindari debu dan pemasangan stiker di polybag.

-          Produk akhir / finish good siap dikirim ke packing untuk dipack dengan kardus.

      Peranan bagian Quality Control pada area finishing umumnya dilakukan selesainya proses trimming atau proses sehabis pamasangan label sebelum masuk ke polybag.

      Fungsi QC lebih cenderung sebagai penjamin mutu barang sebelum dikirim ke packing atau sebagai Quality Assurance. Dalam setiap line di finishing ditempatkan seorang QC operator buat mengklaim kualitas garmen yg didapatkan sinkron menggunakan persyaratan buyer.

6.      Quality Control

Beberapa job description menurut bagian pengawasan kualitas ini merupakan:

Melakukan koordinasi dengan perwakilan buyer saat order tiba pada hal memastikan kualitas produk garmen.Menerima dan melakukan inspeksi bahan baku ( fabrics & benang ). Melakukan inspeksi production pilot dan produk dari produksi massal. Biasanya QC akan memproduksi beberapa produk menjadi sample dan membandingkannya menggunakan PPS, apabila production pilot mempunyai hasil produksi yang indah baru produksi massal dapat dimulai. Biasanya terdapat beberapa sub dari bagian ini:

QC in line QC atau Roving QC merupakan personel QC yg berada pada setiap line & melakukan pengecekkan di setiap operasi sewing.

QC end line, adalah personel QC yang berada di ujung proses sewing line & menilik satu bagian produk garmen secara holistik. Apabila dijumpai stigma produk atau defect akan dikembalikan ke sewing line dengan segera buat dilakukan perbaikan.

Quality Assurance, sub bagian ini di beberapa perusahaan ada yg berdiri sendiri atau dibawah bagian QC. Biasanya QA terdapat pada bagian Finishing dan berkordinasi menggunakan QC line.

C. Karakterisitik Busana Industri

      Busana industri merupakan sandang yg dibentuk secara massal buat dijual dalam keadaan siap pakai. Busana industri tidak diukur menurut pesanan perorangan, tetapi dari berukuran yg sudah ditentukan atau menggunakan ukuran baku (S, M, L, XL), dijahit dalam partai besar , pengerjaan & penyelesaian jahitan 100% memakai mesin industri, proses penjahitan atau sewing dilakukan sinkron alur yg telah dipengaruhi. Di pada industry garmen pengerjaan dalam sehari mampu mencapai 1000 pcs atau lebih.

No comments:

Post a Comment