Konon prabu Kasendra dari kerajaan Tunjungpura, sangat bersedih hati memikirkan lolosnya putri kerajaan Dewi Karsini. Kepada putra mahkotanya yg bernama raden Kasena, bersama patih Dendabahu diperintahkan buat mengundangkan pengumuman raja, barang siapa bisa menemukan & membawa kembali putri raja Dewi Karsini, raja berkehendak kepadanya akan dijodohkan menggunakan oleh dewi. Raden Kasena beserta patih Dendabahu segera memohon diri, di penghadapan luar mereka segera memerintahkan pada segenap wadyabala Tunjungpura, sebagian dipersiapkan menunggu kerajan, sebagian turut serta mengundangkan kehendak raja, segera mereka berangkat menunaikan tugas masing-masing.
Raja bertemu menggunakan permaisurinya Dewi Warsini, dijelaskan apa yang telah dibicarakan dipertemuan, & tindakan apa yg telah diambilnya, yang tidak lain mengundangkan pada seluruh negeri sayembara, barang siapa bisa menemukan & membawa balik Dewi Karsini, berhak menjadi jodohnya. Segera mereka beserta-sama bojana pada pada ruangan santap kraton.
Syahdan, raja Suwelabumi prabu Kalakambana, sangat senang hatinya akan hasil utusannya, artinya melarikan Dewi Karsini, ucapan terimakasih diberikan kepada embannya yg sudah menunaikan tugas tadi, yg bernama Karendhi. Agaknya Dewi Karsini, tak sudi melayani segala kehendak raja, buat itu raja bermaksud melepaskan maksudnya, harus berhasil merayu Dewi Karsini, kepada segenap wadyabala Suwelabumi, diperintahkan buat berjaga-jaga, jangan sampai kemasukan prajurit-prajurit berdasarkan lain kerajaan, yg tiba sengaja akan merongrong kewibawaan ratu,mereka berangkat menunaikan tugas masing-masing. Adapun raja Kalakambana, masuk ke dalam istana bermaksud akan menemui Dewi Karsini. Perjalanan wadyabala Suwelabumi, yg dipimpin oleh pandu bepergian, kyai Togog & Sarawita, dipertengahan perjalanan, bertemu dengan prajurit-prajurit Tunjungpura, terjadilah perselisihan pendapat, & akhirnya mereka berperang. Wadyabala Suwelabumi, juga wadyabala Tunjungpura, ke 2-duanya menghindar peperangan, sebagai akibatnya terlerailah buat ad interim.
Di praja Madukara, raden Janaka mengungkapkan pada istrinya, bahwa telah didengarnya, putri Tunjungapura hilang dari loka peraduannya. Sayembara sudah diundangkan, barang siapa bisa menemukan dan membawanya kembali, akan diperjodohkan dengan sang dewi. Raden Janaka berpamitan, buat pergi mencarinya, sang istri meluluskan maksud raden Janaka, mereka berangkat beserta kyai Semar, Nalagareng, & Petruk. Di tengah hutan, raden Janaka bertemu dengan wadyabala Suwelabumi, terjadilah perselisihan dan peperangan. Para raksasa dari Suwelabumi dapat ditumpas kesemuanya, raden Janaka dengan diiringi para panakawan, melanjutkan perjalanannya.
Di kahyangan Jonggringsalaka, hyang Girinata bersabda kepada hyang Narada & hyang Yamadipati, bahwasanya pada raden Setyaki yang sedang menggentur tapa di tepi sungai Silugangga, akan diberi pemberian senjata sakti nerujud gada, dam dijelaskannya pula bahwa kelak dikemudian hari, raden Setyaki akan diperjodohkan dengan putri Tunjungpura. Hyang Narada menggunakan diiringi hyang Yamadipati segera bermohon diri, buat turun ke nreyapada menunaikan tugasnya.
Tresebut raden Setyaki yg sedang bertapa ditepian sungai Silugangga, selama 40 hari mengerjakan tapabrata, manakala air sungai Silugangga pasang, terjepitlah raden Setyaki dalam batu yg sangat akbar, tak lain yg dikerjakan hanya mengaduh kesakitan.
Datanglah hyang Narada beserta hyang Yamadipati, bersabda mereka datang menemuinya, buat menunaikan sabda Girinata, menghadiahkan senjata sakti berujud sebuah gada. Diterimanya hadiah ilahi berujud gada, seketika itu pula bertambahlah kekuatannya raden Setyaki, sebagai akibatnya batu yg selama 40 hari menjepitnya, menggunakan mudah bisa ditendang, bebaslah sudah adri jepitan batu-batu. Segeralah raden Setyaki menyembah kepada hyang Narada & hyang Yamadipati, bahkan dijelaskannya oleh para tuhan, bahwa dijelaskannya sang para dewa, bahwa kelak kemudian hari raden Setyaki akan diperjodohkan menggunakan putri Tunjungpura yg bernama Dewi Karsini. Hendaknya ini diketahui, & bahwasanya keadaan Dewi Karsini ditawan sang raja Suwelabumi, yg telah berhasil melarikan oleh dewi, menurut loka peraduannya. Setelah tugas terselesaikan, hyang Narada & hyang Yamadipati pergi ke kahyangan, raden Setyaki segera berangkat mencari Dewi Karsini.
Raden Janaka pada perjalanannya menuju palacakan hilangnya Dewi Karsini, bertemu dengan putra mahkota kerajaan Tunjungpura, raden Kasena. Setelah berkenalan, & berbincang-bincang, raden Janaka berpamitan, buat mencari Dewi Karsini, adapun raden Kasena melanjutkan tugasnya, malapor balik pada ayahandanya raja Tunjungpura.
Prabu Kalakambana menerima laporan kyai lurah Togog & Sarawita, bahwasanya wadyabala Suwelabumi meninggal oleh ksatriya Madukara, bernama raden Janaka. Selagi mereka berbincang-bincang, terdengarlah bunyi menggelegar, menantangnya buat berkelahi. Prabu Kalakambana marah, & keluar, segera mereka campuh prang. Raden Janaka bisa digertaknya, sebagai akibatnya terbucang jauh dari peperangan. Prabu Kalakambana segera masuk ke dalam kraton, buat menemui Dewi Karsini, akan tetapi sangat terperanjat hatinya, melihat ada seseorang ksatriya sudah mendapinginya, yang tak lain raden Setyaki. Prabu Kalakambana tidak dapat lagi menguasai dirinya, sehingga peperangan menggunakan raden Setyaki terjadi juga. Raden Setyaki segera menghantamkan gada sakti anugerah ilahi, ke tubuh prabu Kalakambana, & matilah raja Suwelabumi dari tangan raden Setyaki. Kepada Dewi Karsini, yg sudah menyanggupkan diri, bersedia diperistri raden Setyaki, segera diantarkan pulang ke kerajaan Tunjungpura,buat diserahkan pada raja Kasendra. Adapun wadyabala Suwelabumi yg mengetahui rajanya mangkat , mengejar raden Setyaki.
Didalam perjalanannya menuju ke kerajaan Tunjungpura, raden Setyaki dan Dewi Karsini bertemu dengan saudaranya yg bernama raden Kasena, amat sukalah mereka. Tak usang datanglah raden Janaka, yang menanyakan pada raden Setyaki, siapakah gerangan perempuan yg disampingnya. Dijawabnya tidak lain merupakan saudaranya raden Kasena, putri Tunjungpura, Dewi Karsini. Kepadanya, raden Janaka menyebutkan, bahwa dialah yg diminta bantuanya buat mendapatkan, menyerahkan kembali Dewi Karsini, persesuian pendapat tak terdapat. Sehingga terjadilah peperangan, antara raden Setyaki & raden Janaka.
Selagi mereka berkelahi, saudara-saudaranya raden Janaka, tampak antaranya raden Wrekodara, jua terlihat sri Kresna, datang melerainya. Dijelaskannya oleh Kresna, Janaka hendaknya mendapat kenyataan, bahwasanya Setyaki adalah jodohnya Dewi Karsini, sri Kresna segera memerintahkan kepada raden Setyaki beserta-sama Dewi Karsini, buat segera berangkat menuju kerajaan Tnjungpura, diikuti oleh patih Dendabahu dan raden Kasena. Kedatangan mereka dikerajaan Tujungpura, disambut menggunakan kebahagiaan oleh raja Kasendra, ucapan terimakasih ditujukan kepada sri Kresna, khususnya pada raden Setyaki. Sesuai dengan sayembara yang diundangkan, raden Setyaki tetap dijodohkan menggunakan Dewi Karsini. Selagi mereka bersuka-ria, wadyabala menurut kerajaan Suwelabumi tiba menyerang raden Setyaki & raden Kasena memmukulnya, sebagai akibatnya wadyabala musuh kocar-kacir,amanlah sudah kerajaan Tujungpura dari ancaman musuh. Seluruh rakyat iastana Tunjungpura, bersuka-ria, berpesta-pora.
No comments:
Post a Comment