Saturday, February 13, 2021

Arjuna Lahir

Syahdan Hyang Siwahbuja, mendapat Hyang Narada dan mendengarkan laporannya, bahwasanya gara-gara terjadi, dikarenakan Dyah Maerah permaisuri raja Mandura & Dyah Kuntinalibrata permaisuri prabu

Pandudewanata menurut kerajaan Astina, keduanya mereka mengandung & sudah masanya bayi lahir, akan

tetapi hal tadi hanya menunggu sabda Hyang Siwahbuja.

Kepada Hyang Narada, Hyang Pengajar bersabda,?Wahai kakanda Hyang Narada, sampaikanlah pesanku

kepada Hyang Wisnu dan Sri, bahwasanya pada mereka aku perintahkan untuk menitis pada Dyah

Maerah & Dyah Kuntinalibrata. Wisnu, seyogyanya kehalusannya nanti dalam Pandawa, yaitu bayi yang

akan terlahir berilah nama raden Arjuna, juga Pamadi, , kewadagannya nantinya pada bayi yang akan

terlahir menurut Dyah Maerah, berikan nama raden Narayana, juga Kesawa. Sri juga demikian, kehalusannya

pada Dyah Wara Subadra, & kewadagannya pada Dyah Jembawati berikan pula nama Dyah Nawangsasi.?,

mundurlah Hyang Narada, dan sehabis kepada mereka dijelaskan perintah Hyang Padawinenang, keduanya

dibawa sang Hyang Narada, turun ke bumi, bukan lagi berujud tuhan, akan tetapi pada bentuk cahaya.

Prabu Basudewa, raja Mandura, mendapatkan wisik dewata, bahwasanya kelak Dewi Maerah permaisuri

raja, akan melahirkan bayi ?Gundangkasih?, satu nantinya berwujud putih dan satu hitam, pula yang kuasa

bersabda nantinya yg putih adalah penjelmaannya Hyang Basuki, adapun yang hitam Hyang Wisnu.

Adapun permaisuri yg muda, Dewi Badrahini, akan melahirkan seorang puteri, itu pula besok akan terdapat bidadari, Dewi Sri yang menjelmanya kepada sianak yang akan terlahir.

Terdengar warta, bahwasanya Dewi Kuntilanibrata, permaisuri raja Astina, Pandudewanata sudah masanya akan melahirkan bayi, akan hal itu sang prabu Basudewa berkehendak akan menghadirinya ke Astina. Di Astina Pandudewanata menungguhi Dewi Kuntinalibrata melahirkan bayinya. Hayu-hayu, bersabdalah Hyang Narada kepadanya dengan diiring para bidadari, dengan mengheningkan cipta, suatu cahaya berlalu telah masuk ke kandungan Dyah Kunti, terlahirlah bayi dari kandunagn Dewi Kunti, dengan disaksikan jua bagawan Kresnadipayana, demikian juga Hyang Endra. Seorang bayi terlahir lelaki, oleh Hyang Endra bayi diangkat sebagai putera, diberinya nama Endratanaya, jua diberi senjata yang berupa panah bernama Bramasta. Hyang Endra & Hyang Narada sesudah terselesaikan menunaikan tugasnya segera pulang ke kahyangan.

Pada kalanya prabu Pandudewanata menjamu prabu Basudewa, prabu Bismaka, dengan dihadap juga para

punggawa kerajaan, seorang prajurit pula melaporkan pada oleh prbau, musuh dari negara Srawantipura, prabu Ardawalika tiba, maksud akan membalas dendam kematian bapaknya dari Palasara.

Prabu Pandudewanata memerintahkan pada segenap wadya supaya menanggulangi musuh yg datang,

resi Abiyasa memerintahkan pada Arya Widura, & Arjuna supaya dibawa juga pada medan peperangan melawan Ardawalika.

Prabu Ardawalika bisa dibunh Arjuna, dan mengancam,?Hai Arjuna, akan kubalas kematianku pada

kalanya Baratayuda?? Oleh Arjuna menjawabnya,?Besok ataupun sekarang, bagiku siap menanggulanginya.?

Widura & patih Arya Gandamana memunahkan musuh-musuh dari Srawantipura, bencana yaksa mangkat

terbunuh kesemuanya. Seluruh istana Astina, sangat bersenang hati, musuh sudah sirna, mereka

merayakannya dengan segenap anggota famili istana.

Asal : http://www.Bluefame.Com/topic/174953-lakon-kumpulan-cerita-wayang/page__st__140

No comments:

Post a Comment

Home Furniture Store