Pages

Tuesday, February 16, 2021

Arimbi kembali ke Pringgandani

Kala Bendana bergirang hati menyambut kedatangan Arimbi kakaknya

yg telah sebagai anggun jelita

Arimbi dan Bima meninggalkan hutan Kamiyaka menuju Negara Pringgandani. Arimbi yang telah bermetamorfosis menjadi seorang putri anggun tinggi perkasa merupakan seseorang putri raja yg bakal menggantikan Arimba kakaknya menjadi raja di Pringgandani. Maka tidak mengherankan bila Arimbi memiliki berbagai ilmu taraf tinggi, galat satunya merupakan ilmu meringankan tubuh. Sehingga ia sanggup terbang tanpa menggunakan sayap. Demikian pula Bima pasangannya walaupun badannya akbar perkasa, dia mempunyai ilmu Angkusprana yang bisa menghimpun kekuatan angin dari Sembilan saudara tunggal bayu termasuk dirinya, yaitu: Dewa Bayu, Dewa Ruci, Anoman, Wil Jajagwreka, Gajah Situbanda, Naga Kuwara, Garuda Mahambira, dan Begawan Mainaka. Sembilan kekuatan angin tersebut membuat Bima dapat melompat sangat jauh misalnya terbang. Sehingga dua sejoli itu laksana 2 burung garuda perkasa terbang membelah langit biru.

Sekejap lalu mereka sudah menginjakan kakinya di Negara Pringgandani. Arimbi mengamati suasana Kraton Pringgandani loka dia lahir dan dibesarkan. Suasana duka atas meninggalnya Prabu Arimba masih nampak dalam pemasangan bendera, umbul-umbul dan rontek. Arimbi merasa berdosa, lantaran gara-gara dialah Prabu Arimba gugur di tangan Bima. Selagi merenung pada kesedihan, Prajurit jaga menghentikan langkah Arimbi dan Bima pada pintu gerbang utama bagian luar kraton. Arimbi menjelaskan bahwa beliau adalah Arimbi raseksi yg sudah sebagai putri berkat pertolongan Kunthi ibu Bima. Oleh karena itu Arimbi minta jalan mau masuk kraton menemui adik-adiknya. Namun penerangan Arimbi tidak dengan serta merta dianggap oleh prajurit jaga. Karena dari anggaran bagi orang asing yg ingin memasuki wilayah inti kraton wajib tinggal beberapa ketika di bilik panganti buat diperiksa oleh beberapa petugas yang ada. Tetapi Arimbi tidak mau melakukannya. Bahkan Arimbi sebagai jengkel atas sikap para perajurit jaga yg telah nir mengenalnya lagi & besikeras menahannya.

Sebagai salah satu pewaris tahta Pringgandani, perlakuan prajurit jaga sungguh menyakitkan. Arimbi dan Bima dipaksa memasuki bilik panganti buat diperiksa misalnya yg diberlakukan bagi orang asing.

Kesabaran Arimbi nir tersisa lagi. Prajurit jaga yg berlaku kasar terhadap dirinya dilumpuhkan dalam sekejap. Melihat rekannya tersungkur tidak berdaya prajurit jaga yg lain mengepung Arimbi. Belum sempat mereka berkecimpung, Arimbi mendahului menyerang mereka. Satu gebrakan sudah relatif bagi Arimbi buat melumpuhkan beberapa prajurit jaga sekaligus. Melihat beberapa rekannya jatuh tidak berdaya panglima jaga memerintahkan buat menutup pintu gerbang dan salah satu prajurit diperintahkan melapor pada Brajadenta, salah satu saudara termuda Arimbi. Sementara itu Panglima jaga mempersiapkan prajuritnya yang masih tersisa buat sebagai palang terakhir yang menghalangi Arimbi dan Bima masuk gerbang utama.

Arimbi menoleh kepada Bima, buat memohon persetujuan kepada kekasihnya bagaimana usahakan yang dilakukan buat menghadapi prajurit jaga yang telah siaga penuh. Bima menggelengkan kepala pertanda tidak menyetujui Arimbi melakukan kekerasan. Arimbi tersadar bahwa dirinya telah bukan raseksi lagi. Arimbi adalah seorang dewi yang anggun jelita. Ia menjadi membuat malu pada dirinya sendiri dan jua memalukan kepada Bima. Bahkan dibalik itu terdapat rasa kawatir bila Arimbi berperangai balik sebagai raseksi Bima akan segera meninggalkannya. Maka segeralah Arimbi menarik balik amarahnya.

Ketika hatinya sebagai dingin, Arimbi diingatkan akan sebuah ilmu yang menyatukan anak-anak Prabu Tremboko yaitu aji pamomong. Dengan ilmu tadi diantara anak-anak Tremboko dapat saling bekerjasama saling mengingatkan dan saling menjaga walaupun mereka tidak berada dalam satu loka. Sewaktu hidupnya, Prabu Tremboko memakai ajian pamomong buat menyatukan anak-anaknya, mengetahui keberadaannya & buat melindunginya. Oleh karenannya Arimbi segera mengetrapkan aji pamomong buat mengabarkan keberadaannya kepada adik-adinya. Para prajurit jaga siaga penuh mengira bahwa Arimbi sedang mempersiapkan serangannya. Tetapi usang dinantikan pada ketegangan serangan tak kunjung datang. Bahkan menurut pintu gerbang munculah saudara termuda-saudara termuda Arimbi mulai dari Prabakesa, Brajadenta, Brajamusti, Brajawikalpa, Brajalamatan dan yg bungsu merupakan Kala Bendana. Mereka berhamburan menyambut Arimbi menggunakan gembira. Suasana berubah menjadi haru. Para prajurit jaga ikut hanyut dalam keharuan. Walaupun Arimbi sekarang sudah berubah menjadi menjadi seorang dewi yang manis jelita, mereka masih mengenali Arimbi lewat aji pamomong. Keenam adik-saudara termuda Arimbi tidak berkedip pada menatap Arimbi yg anggun. Terbayanglah diangan mereka, seorang raja putri yang manis dagi yang bakal memerintah Negara Pringgandani buat masa-masa yang akan tiba.

Kedatangan Arimbi mengganti suasana sedih menjadi gembira. Adik-saudara termuda Arimbi & warga pringgandani yg sebagian akbar merupakan bangsa super besar, akan terangkat derajatnya mempunyai pewaris tahta putri manis bak bidadari kahyangan.

Namun waktu Arimbi mengenalkan Bima menjadi suaminya, Barajadenta menggunakan tegas menolak. Bima adalah musuh masyarakat Pringgandani. Bima merupakan pembunuh Prabu Arimba, maka wajib dilenyapkan.

Pernyataan Brajadenta dengan cepat merubah suasana haru dan gembira menjadi tegang. Prajurit bersiaga balik untuk mengamankan negara. Prabakesa, Brajadenta, Brajamusti, Barajawikalpa dan Brajalamatan menantang Bima buat mengadakan perhitungan atas meninggalnya Prabu Arimba. Bima sebelumnya telah siap menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi pada dirinya. Maka menggunakan tenang Bima meladeni tantangan saudara termuda-adik Arimbi.

Tetapi sebelum perang terjadi Arimbi mendekati Bima sambil berbisik, ?Jangan lakukan kekerasan, Kakanda Bima?

Jika boleh menentukan tentunya Arimbi akan memilh diantara Bima dan saudara termuda-adiknya tidak perlu bertempur. Lantaran apabila hal itu terjadi hati Arimbi akan dihimpit rasa cemas dari dua penjuru, seperti yang pernah dirasakan saat Bima bertempur melawan Arimba. Disatu pihak Arimbi mencemaskan Bima suaminya, dipihak yang lain Arimbi jua mengkawatirkan adik-adiknya. Tetapi apa boleh buat, buat menundukkan saudara termuda-adiknya tidak ada jalan lain kecuali bertempur. Harapannya agar Bima dapat memenangkan pertempuran melawan adik-adiknya dengan tidak menyisakan luka, baik luka pada badan juga luka pada hati.

Dikarenakan tidak ada pilihan lain Bima pun meladeni tantangan saudara termuda-adik Arimbi. Dengan melangkah tenang tetapi berat Bima mendekati Brajadenta yang ditinjau menjadi pimpinan diantara mereka. Sebelum Bima mendekat semakin dekat, Brajadenta sudah memberi aba-aba kepada keempat adiknya buat menyerang Bima secara serentak. Maka sebentar kemudian terjadilah pertempuran sengit. Bima dikeroyok sang adik-saudara termuda Arimbi, kecuali Kala Bendana yaitu Prabakesa, Brajadenta, Brajamusti, Brajawikalpa dan Brajalamatan.

Arimbi yang menyaksikan pertempuran itu menilai bahwa pertempuran bakal berjalan seru & dahsyat. Karena masing-masing berdasarkan mereka memiliki ilmu-ilmu taraf tinggi. Namun apabila dibandingkan dengan Bima ilmu-ilmu yg dimiliki ke 5 adik-adinya masih berada dibawahnya. Namun dikarenakan kekuatan kelimanya bergabung menjadi satu maka akan sungguh bikin capek Bima. Walaupun Bima merasakan bahwasannya taraf ilmu saudara termuda-saudara termuda Arimbi masih berada pada bawah Arimba, tidak terdapat niat di hati Bima buat menduga enteng serangan-agresi mereka. Bima selalu waspada menunggu agresi demi serangan yang dilancarkan adik-saudara termuda Arimbi jurus demi jurus secara bergantian. Bahkan kadang kala putra-putra Pringgandani tersebut melakukan serangan secara serentak. Menghadapi agresi beruntun Bima lebih menentukan menunggu serangan menurut dalam merogoh inisiatif menyerang. Hal tadi dilakukan lantaran Bima nir berniat buat menyakiti adik-adik Arimbi, misalnya yg dibisikan Arimbi sebelumnya.

Setelah pertempuran berjalan relatif usang, saudara termuda-adik Arimbi yang dalam mulanya membenci Bima sebagai seseorang pembunuh Kakak Arimba, perlahan-huma mulai mempertanyakan kebencian itu. Benarkah Bima seseorang pembunuh yang kejam dan harus dibenci dan dimusnahkan? Pertanyaan-pertanyaan itu muncul setelah mereka mencicipi bahwa konduite Bima nir seperti yg dibayangkan sebelumnya yaitu ganas dan kejam. Pada kenyataannya Bima merupakan seorang kesatria sejati yang penuh tatakrama pula ketika Bima berada di medan laga. Dengan sifat Bima yang demikian bisa dimungkinkan bahwa gugurnya Arimba pada tangan Bima akibat dari pembelaan diri Bima menghadapi serangan Prabu Arimba.

Watak ksatria yg melekat dalam eksklusif Bima telah mengusik tabiat ksatria anak-anak Pringgandani yg dahulu pernah ditanamkan oleh Prabu Tremboko. Dengan watak ksatria tersebut kemudian munculah pencerahan bahwa ilmu mereka masih berada di bawah ilmu Bima. Walaupun mereka sudah mengeroyok Bima, adik-adik Arimbi tersebut sulit buat mengalahkannya. Bahkan lalu munculah rasa membuat malu pada hati mereka karena mengeroyok seorang adalah tindakkan yang jauh menurut tabiat ksatria.

Oleh karenanya, seperti diberi aba-aba Prabakesa, Brajadenta, Brajamusti, Brajawikalpa dan Brajalamatan mengendorkan serangan, buat kemudian menghentikan serangan. Para prajurit jaga dalam heran melihatnya. Apa yang terjadi? Brajadenta bisa membaca apa yang diinginkan sang keempat adiknya. Untuk itulah maka lalu Brajadenta melangkah mendekati Bima. Seluruh mata mengarahkan pandangannya kepada sosok Brjadenta. Apa yg akan diperbuat? Setelah sempurna pada depan Bima, Brajadenta mengungkapkan ?Kami mengaku kalah.?

Arimbi melonjak senang , tawaran tenang yang dibawa Arimbi sudah diterima oleh saudara termuda-adiknya. Selanjutnya terjadilah pemandangan yang mengharukan. Bima memeluk saudara termuda-saudara termuda Arimbi satu persatu. Mereka sudah mendapat Bima menjadi bagian dari keluarganya, nir menjadi musuhnya.

Dengan menghidupi watak ksatria, para putra Pringgandani yg berparas rasaksa dapat tulus merelakan kematian Prabu Arimba dalam perang tading melawan Bima. Mereka mengakui bahwa Bima memang seseorang ksatria keturunan trah Girisarangan yg sakti. Maka berdasarkan itu ada rasa bangga pada hati mereka saat Bima sudah menyunting Kakang Mbok Arimbi yang sudah menjadi jelita, dan sebagai satu keluarga pada Pringgandani.

Dengan bergabungnya Bima di Pringgandani, para putra Pringgandani optimis menatap masa depan negara Pringgandani. Karena pasangan Bima dan Arimbi sudah bisa menghidupi balik watak ksatria yg telah diwariskan oleh para pendahulunya, tat kala membangun & mendirikan negara Pringgandani. Karena menggunakan watak berani, bersih, jujur, dan lapang dada, yg menjadi ciri khas watak seorang ksatria, negara Pringgandani telah sebagai akbar. Dan akan semakin besar dan jaya manakala nilai-nilai luhur yang sudah diwariskan akan dihidupi pada menjalankan pemerintahan negara Pringgandani.

Waktu merambat pelan, buat beberapa saat Bima tinggal di Pringgandani membantu dan mendampingi Arimbi dalam menata pemerintahan yang sudah beberapa waktu komplang tanpa raja. Seiring dengan penataan kerajaan, kandungan Arimbi bertambah semakin akbar. Ada secercah kebahagiaan dan asa yg berkaitan dengan bayi yang dikandung. Tangan Bima & Arimbi meraba lembut perut Arimbi dengan sebuah permohonan yg bundar & utuh, jadikanlah anak ini seorang raja ksatria yg membawa kejayaan negara Pringgandani.

Suasana duka masih terasa semenjak kepergian Raja besar Pringgandani buat selamanya. Prabu Arimba telah mempercayakan negara Pringgandani kepada Arimbi. Senyum kekal yg ditinggalkan Prabu Arimba memberi semangat optimisme buat mewujudkan harapan akan kebesaran & kejayaan Negara Pringgandani.

Berangsur-angsur mendung kesedihan yang menggelayut di langit Pringgandani tersibak. Negara mulai tertata dan pulih pulang misalnya sebelum Prabu Arimba mangkat . Atas konvensi ke enam saudara termuda-adik Arimba, yg terdiri berdasarkan Prabakesa, Brajadenta, Brajamusti, Brajawikalpa, Brajalamatan & Kala Bendana, Arimbi menjadi saudara paling tua ditunjuk menggantikan Prabu Arimba untuk menjalankan pemerintahan Pringgandani.

Beberapa bulan Bima menjalani hayati dengan Arimbi pada Pringgandani. Apabila menuruti perasaan hatinya Bima ingin mendampingi Arimbi, setidak-tidaknya hingga dengan kelahiran anak yg dikandung Arimbi. Tetapi hatinya gundah pula mengingat bahwa Bima sudah berjanji kepada Ibu Kunthi untuk nir meninggaklkan saudara-saudaranya terlalu usang. Kegundahan hati Bima diungkapkan kepada Arimbi, dan disepakati buat sementara waktu Bima kembali menemui Ibu Kunthi dan saudara-saudaranya pada hutan Kamiyaka. Dan apabila sampai pada saatnya bayi yang dikandung Arimbi lahir, Bima akan pulang ke Pringgandani.

Tidak membutuhkan waktu yg terlalu lama , Bima telah sampai pada hadapan Ibu dan saudara-saudaranya. Mendengar cerita bahwa pada akhirnya Bima diterima menjadi saudara tua sang adik-saudara termuda Arimbi dan menjadi bagian menurut Negara Pringgandani, Kunthi dan saudara-saudara Bima dipenuhi menggunakan rasa sukacita.

Pagi itu udara sungguh cerah. Kehangatan sinar mentari bisa menembus lebatnya dedaunan hutan Kamiyaka. Kunthi memandangi sepasang burung prenjak yg berkicau bersautan, tak henti-hentinya. Kicau sepasang burung Prenjak jantan & betina tadi selain membangkitkan suasana keceriaan alam semesta juga dapat dibaca menjadi indikasi alam bagi insan.. Apabila sepasang burung Prenjak tersebut berkicau di arah barat tempat tinggal , itu pertanda jelek, akan ada tamu yang mengajak bertengkar. Jika sepasang burung Prenjak tersebut berkicau pada arah Timur tempat tinggal , itu tanda buruk pula, karena akan terjadi kebakaran. Apabila sepasang burung Prenjak berkicau mengitari rumah, itu tanda baik, akan menerima rejeki dari jerih payahnya. Apabila sepasang burung Prenjak, berkicau bersautan di arah selatan rumah, itu indikasi baik, akan terdapat tamu bangsawan yang berkendak baik. Jika sepasang burung Prenjak berkicau pada arah utara tempat tinggal , itu indikasi sangat baik, akan ada tamu seorang pengajar memberi inspirasi yg benar dan kudus.

Benarkah akan ada tamu agung, seseorang resi, pandita atau begawan yang tiba di Hutan Kamiyaka ini? Dengan menengarai sepasang burung Prenjak yang tidak henti-hentinya berkicau bersautan pada sebelah utara rumah kayu ini. Jika sahih indikasi tadi, Kunthi tidak bisa memperkirakan siapakah sesepuh yang bakal datang. Lantaran selain Resi Bisma, Yamawidura, Begawan Abiyasa & Semar nir terdapat lagi orang yang dipercaya agung dan kudus. Namun apakah mungkin keliru satu pada antara empat orang agung tersebut datang ke Hutan Kamiyaka ini?

Semenjak insiden bale sigala-gala, Kunthi & anak-anaknya sengaja mengasingkan diri menyamar menjadi orang sudra yg hidup menggembara menurut hutan ke hutan. Kunthi menitipkan pesan pada Kanana abdi setia Yamawidura yang berjasa menciptakan terowongan misteri yang dipakai oleh Hyang Antaboga dan Nagatamala buat menyelamatkan Kunthi dan Pandawa dari peristiwa Balesigala-gala. Pesan yg disampakai pada Kanana adalah bahwa Kunthi dan anak-anaknya janganlah dicari untuk diajak pulang ke Panggombakan. Biarlah anak-anaknya terutama sikembar Nakula & Sadewa melupakan stress berat prahara Balesigala-gala.

Matahari telah bergeser condong ke ujung kulon, pertanda hari telah beranjak dari siang. Tamu agung yang dinanti Kunthi pada hati belum jua datang. Seperti umumnya, selesainya panas matahari berkurang, Arjuna selalu menyempatkan diri mengajari adiknya Nakula & Sadewa buat berolah senjata panah. Sedangkan Kunthi, Puntadewa dan Bima melihat berdasarkan kejauhan. Mereka cukup puas melihat kecerdasan & ketrampilan Nakula dan Sadewa. Pada saat Kunthi melupakan tanda yang dikabarkan kicau sepasang burung Prenjak pada sebelah utara rumah, mendadak menurut kejauhan, arah matahari tenggelam terdapat dua orang yang tiba dengan langkah ringan, Mereka adalah Begawan Abiyasa dan pamomongnya yaitu Semar. Dapat dibayangkan betapa mengharukan pertemuan itu. Setelah bertahun-tahun mereka tidak saling berjumpa, sekarang bertemu pada hutan yg kotor, beratap daun dan berlantai tanah. Namun satu hal yg disyukuri bahwa mereka berjumpa dalam keadaan selamat & sehat walafiat.

Abiyasa adalah sosok mertua yg sangat dihormati Kunthi lebih dari Prabu Basukunthi ayahnya sendiri. Oleh lantaran kedatangannya di Hutan Kamiyaka yang tidak dinyana sebelumnya sungguh membuat hati Kunthi & para Pandawa merasa tentram & tenang. Kunthi sangat terharu atas bisnis panjang yang dilakukan rama Begawan Abiyasa buat menemukan dirinya dan anak-anaknya. Tidak Nampak keletihan yang disandang pada kedua orang tua tersebut. Wajahnya tetap ceria berwibawa & kudus.

Tentunya selain ingin mendapati menantu & cucu-cucunya dalam keadaan selamat, terdapat hal spesifik & krusial yang ingin disampaikan sang Abiyasa dan Semar. Di ruang yg tidak begitu luas menggunakan diterangi sang lampu minyak Begawan Abiyasa membicarakan beberapa hal khusus kepada Kunthi dan Pandawa Lima.

?Kunthi & cucuku Pandawa, sejak peristiwa Balesigala-gala, Negara Hastinapura mewartakan warta resmi, bahwa Kunthi & Pandawa Lima telah tewas terbakar, Hanya Yamawidura dan Kanana abdinya yg mengetahui keadaan kalian yang sesungguhnya. Namun keadaan kalian yg selamat menurut insiden Balesigala-gala nir diungkapkan oleh Yamawidura pada Prabu Destarastra, menggunakan pertimbangan, agar para Kurawa nir memburu kalian buat dilenyapkan. Oleh karenanya saya sengaja nir memanggil kalian untuk pergi di Panggomabakan. Tetapi tanpa sepengetahuan kalian, saya sudah mengutus Semar buat selalu memomong kalian berdasarkan kejauhan.

Tetapi saat ini adalah saat yang tepat buat memperlihatkan dirimu pada kawula Hastinapura & para Kurawa bahwa Pandawa Lima selamat tidak kurang sesuatu apa pun. Tentunya rakyat akan mengelu-elukanmu dengan gegap gempita. Dan meyakini bahwa kalian adalah titah terpilih yg diutus dewa buat memayu hayuning bawana.?

?Kebetulan waktu ini dibuka sayembara memanah pada Cempalaradya,? Istilah Semar. ?Bukankah ndara Arjuna merupakan ahli panah yang mumpuni. Itu artinya bahwa ndara Arjuna menerima kesempatan emas buat memenangkan sayembara. Pada hal bagi siapa yang berhasil akan mendapatkan putri Prabu Durpada yang bernama Durpadi.?

-Herjaka HS-

No comments:

Post a Comment