Pages

Monday, July 6, 2020

Bahaya Bencana Alam Gunung Meletus

Berbagai macam bala alam dapat terjadi dan bencana tersebut dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan. Salah satu jenis bencana tadi merupakan bencana alam gunung meletus. Jika gunung berapi melmetus akan mengeluarkan lahar, batu-batuan, dan awan panas yang mengandung gas dan abu. Gunung api yg terdapat di Indonesia tergolong sangat aktif. Beberapa gunung yang tak jarang akatif tadi merupakan gunung Merapi pada Jawa Tengah dan Gunung Sinabung pada Sumatera Utara. Gunung yg aktif sering menampakan indikasi-pertanda keaktifannya misalnya gempa vulkanik, gempa letusan, gempa hembusan, tremor, asap yg muncul berdasarkan kaldera atau kadangkala hujan abu & letusan-letusan kecil.

Tanda-pertanda gunung yg aktif nir selalu ditandai dengan letusan yg akbar dan dahsyat. Namun insiden-insiden vulkanis kecil telah bisa memberitahuakn keaktifan gunung berapi. Bagi penduduk di lebih kurang gunung berapi tanda tadi bisa dipakai sebagai rambu-rambu buat selalu hati-hati dan waspada terhadap bahaya yang mungkin terjadi. Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui beberapa indikasi, diantaranya sebagai berikut :

  • Suhu di sekitar gunung naik.
  • Mata air menjadi kering
  • Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)
  • Tumbuhan di sekitar gunung layu
  • Binatang di sekitar gunung bermigrasi

Bahaya gunung berapi dalam dasarnya merupakan bahaya yg disebabkan oleh letusan atau aktivitas yang menyemburkan benda padat, cair, & gas serta campuran diantara ketiganya. Itulah yg mengancam & cenderung menghambat & serta menyebabkan korban jiwa & kerugian harta.

Kita seringkali mendengar tingkatan status suatu gunung berapi misalnya normal, waspada, siaga, dan awas. Berikut ini skema peringatan gunung berapi di Indonesia.

Tingkat isyarat gunung berapi di Indonesia
StatusMaknaTindakan
AWAS
  • Menandakan gunung berapi yang segera atau sedang meletus atau ada keadaan kritis yang menimbulkan bencana
  • Letusan pembukaan dimulai dengan abu dan asap
  • Letusan berpeluang terjadi dalam waktu 24 jam
  • Wilayah yang terancam bahaya direkomendasikan untuk dikosongkan
  • Koordinasi dilakukan secara harian
  • Piket penuh
SIAGA
  • Menandakan gunung berapi yang sedang bergerak ke arah letusan atau menimbulkan bencana
  • Peningkatan intensif kegiatan seismik
  • Semua data menunjukkan bahwa aktivitas dapat segera berlanjut ke letusan atau menuju pada keadaan yang dapat menimbulkan bencana
  • Jika tren peningkatan berlanjut, letusan dapat terjadi dalam waktu 2 minggu
  • Sosialisasi di wilayah terancam
  • Penyiapan sarana darurat
  • Koordinasi harian
  • Piket penuh
WASPADA
  • Ada aktivitas apa pun bentuknya
  • Terdapat kenaikan aktivitas di atas level normal
  • Peningkatan aktivitas seismik dan kejadian vulkanis lainnya
  • Sedikit perubahan aktivitas yang diakibatkan oleh aktivitas magma, tektonik dan hidrotermal
  • Penyuluhan/sosialisasi
  • Penilaian bahaya
  • Pengecekan sarana
  • Pelaksanaan piket terbatas
NORMAL
  • Tidak ada gejala aktivitas tekanan magma
  • Level aktivitas dasar
Sumber : BMKG
  • Pengamatan rutin
  • Survei dan penyelidikan

Rangkaian gunung api yang ada di dunia sangat berkaitan dengan adanya Cincin Api Pasifik (Ring of Fire). Pada dasarnya Cincin Api Pasifik itu berupa daerah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi  cekungan Samudera Pasifik. Daerah ini berbentuk seperti tapal kuda, daerah ini juga sering disebut sabuk gempa Pasifik. Di dalam cincin api ini terdapat banyak gunung api dari berbagai belahan dunia. Selain Indonesia gunung berapi juga ada di Italia, Philipina, Meksiko, Amerika Serikat, maupun Kolombia.

Hasil letusan gunung berapi

Gunung berapi yang meletus umumnya mengeluarkan banyak sekali material vulkanis seperti abu, gas, lava, lahar. Berikut merupakan output berdasarkan letusan gunung berapi, antara lain :

  • Gas vulkanik. Gas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat meletus. Gas tersebut antara lain Karbon monoksida (CO), Karbon dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur dioksida (S02), dan Nitrogen (NO2) yang dapat membahayakan manusia.
  • Lava dan aliran pasir serta batu panas. Lava adalah cairan magma dengan suhu tinggi yang mengalir dari dalam Bumi ke permukaan melalui kawah. Lava encer akan mengalir mengikuti aliran sungai sedangkan lava kental akan membeku dekat dengan sumbernya. Lava yang membeku akan membentuk bermacam-macam batuan.
  • Lahar. Lahar adalah lava yang telah bercampur dengan batuan, air, dan material lainnya. Lahar sangat berbahaya bagi penduduk di lereng gunung berapi.
  • Hujan Abu. Yakni material yang sangat halus yang disemburkan ke udara saat terjadi letusan. Karena sangat halus, abu letusan dapat terbawa angin dan dirasakan sampai ratusan kilometer jauhnya. Abu letusan ini bisa menganggu pernapasan.
  • Awan panas. Yakni hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan. Di dalam gulungan ini terdapat batuan pijar yang panas dan material vulkanik padat dengan suhu lebih besar dari 600 °C. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga dapat menyebabkan sesak napas.

Bahaya Letusan Gunung Berapi

Bahaya Letusan Gunung Api pada bagi sebagai 2 menurut ketika kejadiannya, yaitu

Bahaya Utama (Primer)

  1. Awan Panas, merupakan campuran material letusan antara gas dan bebatuan (segala ukuran)

    Berbagai macam bencana alam dapat terjadi dan bencana tersebut dapat mengakibatkan kerusak Bahaya Bencana Alam Gunung Meletus

    terdorong ke bawah akibat densitas yang tinggi dan merupakan adonan yang jenuh menggulung secara turbulensi bagaikan gunung awan yang menyusuri lereng. Selain suhunya sangat tinggi, antara 300 – 700 Celcius, kecepatan lumpurnyapun sangat tinggi, > 70 km/jam (tergantung kemiringan lereng).
  2. Lontaran Material (pijar),terjadi ketika letusan (magmatik) berlangsung. Jauh lontarannya sangat tergantung dari besarnya energi letusan, bisa mencapai ratusan meter jauhnya. Selain suhunya tinggi (>200C), ukuran materialnya pun besar dengan diameter > 10 cm sehingga mampu membakar sekaligus melukai, bahkan mematikan mahluk hidup. Lazim juga disebut sebagai “bom vulkanik”.
  3. Hujan Abu lebat, terjadi ketika letusan gunung api sedang berlangsung. Material yang berukuran halus (abu dan pasir halus) yang diterbangkan angin dan jatuh sebagai hujan abu dan arahnya tergantung dari arah angin. Karena ukurannya yang halus, material ini akan sangat berbahaya bagi pernafasan, mata, pencemaran air tanah, pengrusakan tumbuh-tumbuhan dan mengandung unsur-unsur kimia yang bersifat asam sehingga mampu mengakibatkan korosi terhadap seng dan mesin pesawat
  4. Lava, merupakan magma yang mencapai permukaan, sifatnya liquid (cairan kental dan bersuhu tinggi, antara 700 – 1200 C. Karena cair, maka lava umumnya mengalir mengikuti lereng dan membakar apa saja yang dilaluinya. Bila lava sudah dingin, maka wujudnya menjadi batu (batuan beku) dan daerah yang dilaluinya akan menjadi ladang batu.
  5. Gas Racun, muncul tidak selalu didahului oleh letusan gunung api sebab gas ini dapat keluar melalui rongga-rongga ataupun rekahan-rekahan yang terdapat di daerah gunung api. Gas utama yang biasanya muncul adalah CO2, H2S, HCl, SO2, dan CO. Yang kerap menyebabkan kematian adalah gas CO2. Beberapa gunung yang memiliki karakteristik letusan gas beracun adalah Gunung Api Tangkuban Perahu, Gunung Api Dieng, Gunung Ciremai, dan Gunung Api Papandayan.

Bahaya Ikutan (Sekunder)

Bahaya ikutan letusan gunung api adalah bahaya yg terjadi sehabis proses peletusan berlangsung. Jika suatu gunung barah meletus akan terjadi penumpukan material pada berbagai berukuran pada puncak dan lereng permukaan. Pada ketika animo hujan tiba, sebagian material tersebut akan terbawa sang air hujan & tercipta campuran lumpur turun ke lembah menjadi banjir bebatuan, banjir tadi disebut lahar.

Persiapan Dalam Menghadapi Letusan Gunung Berapi

  • Mengenali daerah setempat dalam menentukan tempat yang aman untuk mengungsi.
  • Membuat perencanaan penanganan bencana.
  • Mempersiapkan pengungsian jika diperlukan.
  • Mempersiapkan kebutuhan dasar

Jika Terjadi Letusan Gunung Berapi

  • Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah aliran lahar.
  • Ditempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas. Persiapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan.
  • Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh seperti: baju lengan panjang, celana panjang, topi dan lainnya.
  • Jangan memakai lensa kontak.
  • Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung
  • Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan.

Setelah Terjadi Letusan Gunung Berapi

  • Jauhi wilayah yang terkena hujan abu
  • Bersihkan atap dari timbunan abu. Karena beratnya, bisa merusak atau meruntuhkan atap bangunan.
  • Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak mesin

Mitigasi Bencana Gunung Berapi

Mitigasi adalah serangkaian upaya buat mengurangi risiko bala, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran & peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bala. Upaya memperkecil jumlah korban jiwa & kerugian mal akibat letusan gunung berapi, tindakan yg perlu dilakukan :

  1. Pemantauan, aktivitas gunung api dipantau selama 24 jam menggunakan alat pencatat gempa (seismograf). Data harian hasil pemantauan dilaporkan ke kantor Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG) di Bandung dengan menggunakan radio komunikasi SSB. Petugas pos pengamatan Gunung berapi menyampaikan laporan bulanan ke pemda setempat.
  2. Tanggap Darurat, tindakan yang dilakukan oleh DVMBG ketika terjadi peningkatan aktivitas gunung berapi, antara lain mengevaluasi laporan dan data, membentuk tim Tanggap Darurat, mengirimkan tim ke lokasi, melakukan pemeriksaan secara terpadu.
  3. Pemetaan, Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung berapi dapat menjelaskan jenis dan sifat bahaya gunung berapi, daerah rawan bencana, arah penyelamatan diri, lokasi pengungsian, dan pos penanggulangan bencana.
  4. Penyelidikan gunung berapi menggunakan metoda Geologi, Geofisika, dan Geokimia. Hasil penyelidikan ditampilkan dalam bentuk buku, peta dan dokumen lainya.
  5. Sosialisasi, petugas melakukan sosialisasi kepada Pemerintah Daerah serta masyarakat terutama yang tinggal di sekitar gunung berapi. Bentuk sosialisasi dapat berupa pengiriman informasi kepada Pemda dan penyuluhan langsung kepada masyarakat.

Sumber : Panduan Pengenalan Karakteristik Bencana Dan Upaya Mitigasinya pada Indonesia. Set BAKORNAS PBP; Leaflet Set. BAKORNAS PBP & Gunungapi. Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi dan www.Bnpb. Go.Id

No comments:

Post a Comment