Cerita fabel adalah teks cerita fiksi yg memakai hewan menjadi tokoh yg bertingkah laris misalnya insan. Teks cerita fabel memberitahuakn penggambaran moral dan karakter insan dan kritik tentang kehidupan di pada ceritanya. Teks cerita fabel dipakai sebagai wahana buat menyampaikan pesan-pesan & nilai moral pada pembaca, menggunakan tujuan supaya pembaca nir gampang terpesona buat melakukan tindakan tercela. Dengan kemasan bahasa yg lugas dan gampang dipahami, cerita fabel digemari oleh kalangan anak-anak hingga orang tua.
Teks cerita fabel mempunyai ciri-karakteristik sebagai berikut :
1. Menggunakan fauna sebagai tokoh utama dan dapat bertingkah seperti manusia.
Dua. Menunjukkan penggambaran moral dan dan kritik mengenai kehidupan pada pada ceritanya.
3. Penceritaan yg pendekdan memakai pilihan kata yg mudah.
4. Menceritakan antara karakter insan yg lemah dan bertenaga.
Lima. Menggunakan setting alam.
6. Memuat berita berdasarkan khayalan (fiksi).
Disadari atau nir, setiap orang terdorong menceritakan banyak sekali pengalaman pada orang lain. Naluri ini sesungguhnya bisa menjadi modal utama buat menyusun teks cerita fabel. Pengalaman langsung, pengalaman orang lain, atau liputan pada aneka macam media sanggup menjadi bahan yg menarik buat menulis teks cerita fabel. Namun, kita harus sanggup memasak cerita menggunakan memakai tokoh binatang. Hal yg nir kalah krusial untuk diperhatikan merupakan struktur isi dan fitur bahasa. Keduanya penting agar kisah menarik yang kamu tulis benar-benar memenuhi syarat sebagai sebuah fabel. Menyusun teks cerita fabel wajib sesuai dengan struktur teks cerita fabel, supaya urutannya logis.
Struktur Teks Fabel
Sebagai teks cerita naratif, teks cerita fabel mempunyai struktur orientasi, komplikasi, resolusi, dan koda.
- Orientasi, Bagian awal yang berisi pengenalan tokoh, latar tempat dan waktu, dan awalan masuk ke tahap berikutnya.
- Komplikasi, berisi urutan kejadian yang dihubungkan secara sebab akibat, pada struktur ini anda mendapatkan karakter atau watak pelaku cerita karena beberapa kerumitan mulai bermunculan. Bagian ini tokoh utama berhadapan dengan masalah (problem). Bagian ini menjadi inti teks narasi; harus ada. Jika tidak ada masalah, masalah harus diciptakan.
- Resolusi, pada struktur ini pengarang mengungkapkan solusi yang yang dialami tokoh. Bagian ini merupakan kelanjutan dari komplikasi, yaitu pemecahan masalah. Masalah harus diselesaikan dengan cara yang kreatif.
- Koda merupakan bagian akhir cerita yang biasanya berupa kesimpulan.
Di bawah ini merupakan contoh fabel tentang Petualangan Paman Belalang Dan Anak Semut karya Ayu Soesman.
Struktur Teks | Kalimat |
Orientasi | Dahulu kala di tengah-tengah hutan yang sangat lebat di atas bukit terdapat sebuah desa yang dihuni oleh beraneka ragam serangga. Mereka hidup tenteram, rukun, dan damai. Ada keluarga kupu-kupu yang tinggal di atas pohon. Pak Kumbang dan keluarganya tinggal di dalam sarang yang tergantung di dahan pohon besar. Kakek Cacing selalu membuat rumah di lubang tanah. Sekelompok semut hitam dan semut merah tinggal di sarangnya yang saling berdekatan dengan Bapak Laba-laba yang mempunyai rumah jaring. Ibu Kecoa menempati sebuah sepatu bot, sebuah sepatu bekas milik manusia yang telang terbuang. |
Komplikasi | Hampir setiap malam mereka berkumpul bersama, berpesta, menari, dan bergembira. Mereka saling berbagi makanan kecuali seekor belalang yang selalu hidup menyendiri. Ia hanya memandang keramaian dari depan rumahnya. |
Tingkah belalang itu sangat aneh, dia malu lantaran beliau telah kehilangan sebuah kakinya. Kakek Cacing pernah bercerita, Paman Belalang setahun yg kemudian telah kehilangan kakinya dampak beliau berkelahi menggunakan seekor burung yg hendak memangsanya. Sehari-hari Paman Belalang hanya duduk termenung menyesali kakinya yg hilang. Paman Belalang merasa telah nir berguna lagi karena telah kehilangan kakinya yg sangat berharga.
Lodi si anak semut merah dan Roro si anak semut hitam sangat prihatin melihatHayati Paman Belalang. Suatu hari ketika Lodi & Roro sedang berjalan-jalan di tepi sungai, datang-datang mereka melihat Paman Belalang sedang asyik membuat sebuah perahu mini yg terbuat menurut ranting pohon & daun kering.
?Wahhhh? Perahu protesis paman rupawan sekali,? Puji Roro?.
Paman Belalang tersenyum, kemudian datang-tiba dia mengajak Lodi & Roro naik ke pada bahtera miliknya. Lodi & Roro saling bertatapan. Mereka tidak menyangka ternyata Paman Belalang sangat baik & ramah. Paman Belalang mengeluarkan sebuah gitar tua, lalu ia mulai bernyanyi, sedangkan Lodi & Roro menari-nari mengikuti irama gitar milik Paman Belalang. ResolusiPerahu daun Paman Belalang berlayar di sepanjang genre sungai, pemandangan pada sekitarnya sangat latif. Ketika perahu itu melawati sungai yg pada tepinya di penuhi oleh tumbuhan bunga, tiba-datang Paman Belalang menghentikan laju perahunya. Lalu beliau menandakan jarinya kearah 2 ekor kodok yg sedang bercakap-cakap.
?Kedua kodok itu sepertinya sedang merencanakan sesuatu yg buruk bisik Paman?.
?Dari mana Paman bisa mengetahuinya? Tanya Lodi?.
?Kemarin Paman mendengar cerita berdasarkan seekor Lalat, pungkasnya kita wajib berhati-hati apabila melihat 2 ekor kodok hitam yang akbar, Seminggu yg kemudian kedua ekor Kodok hitam itu telah menghancurkan desa serangga yg berada di sebelah timur, mereka memangsa anak-anak semut dan telur-telur serangga jelas Paman?.
?Yaa ampun, jahat sekali kodok-kodok itu bisik Roro ketakutan?.
Paman Belalang, Lodi dan Roro membisu-diam mendengarkan dialog ke 2 kodok itu berdasarkan dalam bahtera mereka yang bersembunyi dibalik bunga teratai. Benar saja, ternyata ke 2 Kodok itu memiliki rencana dursila nanti malam. Mereka tahu bila hampir setiap malam pada desa serangga selalu mengadakan pesta. Kodok itu pun berencana akan menghambat pesta dan memangsa anak-anak serangga yang berada di sana. Mendengar hal itu Paman Belalang cepet-cepat memutar balik arah bahtera miliknya, lantas mereka bertiga kembali ke desa.
?Ayo kita pergi dan memberitahukan planning mereka pada para serangga yang lainnya kentara Paman?.
Perahu yang Paman kemudikan itu berlayar sangat cepat menuju desa. Setiba disana Paman Belalang segera menceritakan rencana dursila oleh Kodok yg mereka dengar tersebut.
?Benarkah? Cerita itu, Tanya Kakek Cacing yang dituakan sang para serangga pada desa mereka?.
?Benar Kakek, kami berdua pun pula mendengar percakapan Kodok jahat itu kentara Lodi dan Roro?.
Paman Belalang kemudian memerintahkan bila malam ini tidak di adakan pesta dulu. Anak-anak & telur mereka harus pada jaga baik-baik pada pada sarang oleh induknya. Sedangkan para penjantan dewasa siap berjaga-jaga dan menyerang jika ke 2 kodok itu tiba. Dan ternyata benar, waktu malam hari datang, kedua ekor Kodok Hitam itu muncul di desa. Upsss? Ternyata Kodok itu pun galau karena desa serangga yg hampir setiap malam mengadakan pesta, tiba-tiba saja sebagai sunyi senyap.
Seeeraaang? Teriak Paman Belalang, menggunakan cepat Bapak Laba-keuntungan menjatuhkan jaring besarnya tepat di atas Kodok itu. Kedua Kodok itu terperangkap oleh jaring Laba-laba, mereka pun tidak bisa berkecimpung. Para penjantan Semut Merah & Semut Hitam lalu mengelilingi serta menggigiti ke 2 nya. Kodok-kodok itu teriak kesakitan, lalu akhirnya mereka menyerah dan meminta maaf pada para serangga. Kakek Cacing memerintahkan Bapak Laba-laba untuk membuka jaring-jaringnya kemudian dia menyuruh ke 2 Kodok itu pulang berdasarkan desa serangga. KodaHooooreeee? Teriak para serangga waktu melihat Kodok-kodok itu pergi, sambil menari-nari mereka mengangkat tubuh Paman Belalang dan melempar-lemparnya ke udara. Kakek Cacing mengucapkan terima kasih pada Paman Belalang yang telah menyelamatkan desa milik mereka. Semenjak itu Paman Belalang tidak menjadi pemurung lagi, beliau sadar bila dirinya masih berguna walaupun telah kehilangan kakinya. Setiap malam dia pun bergabung menggunakan para serangga lainya untuk berpesta, Paman belalang selalu bermain gitar dan bernyanyi riang. Para serangga pun sangat menyukainya, begitu juga menggunakan Lodi & Roro yang kini menjadi sahabat Paman dan mereka selalu ikut serta berpetualang menggunakan Paman Belalang & perahunya. (Sumber: cerpenmu.Com karya Ayui Soesman)
No comments:
Post a Comment