Pages

Thursday, July 23, 2020

Bomantaka

Prabu Kresna raja Dwarawati, menerima kedatangannya prabu Baladewa raja Mandura, menghadap juga raden Setyaka dan raden Setyaki. Sri Kresna menyampaikan, kehendak putra mahkota Dwarawati, raden arya Samba, buat dijodohkan menggunakan Dewi Hagnyanawati. Datanglah utusan prabu Boma raja Trajutrisna, raksasa bernama Mahudara menghaturkan surat yang isinya prabu Boma sangat merindukan putra mahkota raden arya Samba, buat memenuhinya putra mahkota diundangnya kekerajaan Trajutrisna. Sri Kresna mengijinkan, demikian raden arya Samba tidak berkeberatan, berangkatlah mereka bersam-sama menuju kerajaan Trajutrisna.

Akan halnya embarkasi raden arya Samba, sri Kresna pada kraton memberitakan juga pada para permaisurinya, Dewi Jembawati, Dewi Rukmini, & Dewi Setyaboma.

Setelah keberangkatan Mahudara beserta raden arya Samba, di penghadapan luar Dwarawati, tampak prabu Baladewa memerintahkan kepada patih Pragota,Prabawa beserta segenap waduabalanya, buat berjaga-jaga, mengadakan pengamatan keamanan batas kerajaan Dwarawati. Mereka segera berangkat, menunaikan tugasnya.

Konon, super besar Mahudara yang menjadi utusan prabu Boma Trajutrisna,setelah sampai pada tengah hutan, raden arya Samba tidak luput dari naksud semulanya, dihajar, disakiti. Sangat

sedihlah raden arya Samba tidak menerka bahwa kedaan dirinya akan menemui keruwetan.

Patih Udawa yg diberi tugas khusus oleh prabu Baladewa, telah menghadap raden Janaka pada praja Madukara, disampaikan pesan prabu Baladewa, bahwa raden arya Samba diundang ke kerajaan Trajutrisna oleh prabu Boma, telah berangkat menggunakan dutanya super besar bernama Mahudara. Raden Janaka merasa bahwa terdapat gelagat yang buruk, segera mnyusul kepergian raden arya Samba. Di tengah hutan, bertemulah raden Janaka dengan raksasa Nahudara, kepadanya dititipkan surat tantangan dari raden Janaka pada Prabu Boma, akan halnya raden arya Samba diajklah balik menghadap ke kerajaan Dwarawati.

Kedatangan super besar Mahudara, tiba melapor pada prabu Bomanarakasura, bahwasanya tugas terselesaikan, di tengah hutan raden Janaka memaksanya raden arya Samba, bahkan kepadanya dititipi surat tantangan dari raden Janaka,buat dihaturkan pada prabu Bomanarakasura. Seisi kerajaan Trajutrisna, tampak hadir para narapraja, patih Pancadnyana, super besar Yayahgriwa, Ancakugra, dan Winisuda, mereka kesemuanya kelihatan meluap amarahnya, selesainya mendengar isi surat tantangan raden Janaka. Prabu Boma meledak amarahnya, segera mengutus super besar wadyabalanya, buat pulang meminta donasi ke kerajaan Astina, pula utusan dikirimkan lagi ke karajaan Awu-awu, raja Durbala diminta kesediaanya membantu Trajutrisna, menghadapi tantangan raden Janaka.

Di kerajaan Dwarawati, Prabu Kresna & Prabu Baladewa, menerima kedatangan raden Janaka, yang membawa serta raden samba, Sri Kresna selesainya mendengar laporan raden Janaka segera mengutus r ad en Arya Setyaki buat menaruh informasi kepada raja Kumbina dan dibutuhkan kedatangannya di kerajaan Dwarawati., demikian juga raden Setyaka diutus ke kerajaan Amarta, untuk menyampaikan pesan sri Kresna, memohon kehadirannya prabu Puntadwa pada Dwarawati . Berangkatlah mereka menunaikan tugasnya masing-masing.

Prabu Duryudana raja Astina, dihadap oleh pandita praja Dahyang Durna, path sakuni, dipati Karna, para Korawa raden arya Dursasana, raden arya Kartamarma, raden arya Citraksa, citraksi, mendapat utusan dari kerajaan Trajutrisna, super besar-super besar bernama Yayahgriwa & Ancakugra. Surat raja Bomanarakasura disampaikan, Prabu Duryudana telah memahaminya, bahwasanya bantuannya sangat dibutuhkan oleh raja Trajutrisna, dalam rencana menyerang kerajaan Dwarawati. Seundurnya utusan Trajutrisna, Prabu Duryudana segera memerintahkan kepada dipati Karna menjadi panglima perangnya beserta Kurawa, buat membantu kepada kerajaan Trajutrisna, dan berangkatlah bala donasi Astina.

Raden Arya Setyaki, berdatang sembah kepada raja Kumbina, prabu Bismaka, menyampaikan asa sri Kresna buat dimnta kehadiran pada kerajaan Dwarawati. Berangkatlah prabu Bismaka bersama adiknya prabu Setiajid raja Lesanpura menuju kerajaan Dwarawati, diringkan sang raden Arya Setyaki.

Konon, prabu Bomanarakasura telah mengerahkan wadyabalanya, bersama bala donasi menurut astina, & kerajaan awu-awulangit, segera berangkatlah menuju kerajaan dwarawati.

Prabu kresna, sudah berembug menggunakan Baladewa disamping tampak pula Bismaka, Prabu setyajid. Datanglah melapor wadya dwarawati, bahwasanya Trajutrisna telah tiba menyerang, wadyabala kerajaan dwarawati menyongsongnya, mereka terlibat dalam kancah peperangan yang rame & seru.

Agaknya Prabu Boma denagn naik tunggangan perangnya, bernama garuda Wilmuna, datang mengamuk dalam peperangan. Raden Gunadewa disambarnya mangkat demikian juga raden Samba dan raden Janaka. Prabu Kresna meluap amarahnya melihat kebuasan tindakan prabu Boma, segera dilepasinya denagn senjata sakti cakra, matilah Prabu Boma, akan tetapi memang sudah takdir dwa, selama Boma masih disangga bumi, hayati lagi. Segera prabu Kresna memerintahkan wadyabala untuk mempersiapkan penyangga, Boma dicakra lagi, sekarang matilah Boma nir mencium bumi, karena disangga sang anjang-anjang. Raden werkudara mengamuk residu wadyabala Trajutrisna dikalahkan seluruh.

No comments:

Post a Comment