Di artikel kali ini saya akan menguraikan mengenai materi teks deskripsi secara lengkap dari mulai pengertian, jenis, ciri, struktur, kaidah kebahasan serta pola teks deskripsi.
Materi wacana teks pelukisan bergotong-royong acapkali dipelajari terutama pada pelajaran bahasa indonesia baik kurikulum 2013 maupun KTPS baik di tingkat Sekolah Menengah pertama, Sekolah Menengah kejuruan juga SMU, dengna adanya materi ini diperlukan murid bisa tahu teks deskripsi dan pula mamapu menciptakan sendiri teks deskripsi baik secara verbal juga tulisan.
Deskripsi merupakan salah satu teknik menulis menggunakan detail dengan tujuan menciptakan pembaca seolah-olah berada di daerah kejadian, ikut merasakan, mengalami, melihat dan mendengar mengenai satu kejadian atau adegan.
Menulis deskripsi sanggup menciptakan karakter yang digambarkan lebih hayati gambarannya pada benak pembaca. Sebuah obyek pada deskripsi tidak hanya terbatas dalam sesuatu yg bisa ditinjau, didengar, dicium, diraba, dan dirasa saja, tetapi bisa pula berupa perasaan hati menyerupai rasa cemas, rasa takut, rasa jijik, rasa kasih, rasa cinta, rasa haru, dan sebagainya. Penulis pelukisan yang baik, akan berusaha untuk melukiskan suatu objek menggunakan sejelas-jelasnya.
Dalam hal ini, semua pancaindera penulis wajib aktif dan peka. Ia berusaha menyajikan perincian-perincian sedemikian rupa dengan pengalaman-pengalaman faktualnya. Sebagai akibatnya obyek benar -betul kelihatan hidup.
Pengertian teks deskripsi
Untuk memahami pengertian dari teks deskripsi, alangkah baiknya kita memahami apa itu deskripsi?. Deskripsi ialah menguraikan atau melukiskan (wiyanto: 2014).Kata pelukisan asal menurut bahasa latin discribere yg berarti gambaran, perincian, atau pembeberan. Deskripsi artinya karangan yg mendeskripsikan suatu objek dari output pengamatan, perasaan & pengalaman penulisnya.
Tujuannya ialah pembaca memperoleh kesan atau citraan sesuai menggunakan pengamatan, perasaan, & pengalaman penulis sehingga seolah-olah pembaca yg melihat, mencicipi, dan mengalami sendiri obyek tadi. Untuk mencapai kesan yg paripurna, penulis deskripsi merinci objek menggunakan kesan, warta, dan citraan.
Sedangkan pengertian deskripsi itu sendiri berdasarkan para hebat adalah
Tulisan yang mampu melukiskan sebuah cerita dengan tujuan buat mengajak pembaca memahami mencicipi & menikmati objek yang dibicarakan menyerupai suasana hati, orang acara dan sebagainya (Tarigan : 1994)
Deskripsi juga sanggup didefinisikan menjadi suatu perihal yg berusaha menyajikan suatu hal atau objek pembicaraan yg seolah-olah para pembaca melihat sendiri objek tadi se olah-olah berada di depan mata para pembaca (Keraf : 1995)
Tujuan teks deskripsi
Tujuan teks deskripsi ialah menciptakan pembaca seolah-olah berada di daerah kejadian, ikut merasakan, mengalami, melihat dan mendengar mengenai satu kejadian atau adegan.Pembaca memperoleh kesan atau citraan sesuai dengan pengamatan, perasaan, & pengalaman penulis sebagai akibatnya seolah-olah pembaca yang melihat, merasakan, & mengalami sendiri obyek tersebut. Untuk mencapai kesan yang paripurna, penulis pelukisan merinci objek menggunakan kesan, fakta, & citraan.
Ciri-karakteristik teks deskripsi
Seperti teks yang lain untuk mengenali sebuah teks deskripsi dan juga bisa menciptakan paragraf deskripsi maka langkah yang harus diketahui ialah ciri-ciri teks tersebut.Adapun ciri-ciri dari teks deskripsi secara umum ialah sebagai berikut:
- Menggambarkan atau melukiskan sesuatu
- Penggambaran dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera
- Membuat pembaca atau pendengar mencicipi sendiri atau mengalami sendiri
- Menjelaskan ciri-ciri objek menyerupai warna, ukuran, bentuk, dan keadaan suatu objek secara terperinci
Pola pengembangan teks pelukisan
Sedangkan pola pengembangan teks deskripsi ialah sebagai berikut:1. Deskripsi Spasial ( Paragraf ini mendeskripsikan objek kasus ruangan, benda, atau wilayah )
Paragraf deskripsi spatial ialah paragraf yang topiknya berupa ruang atau tempat. Paragraf ini menggambarkan suatu ruang atau daerah menggunakan sangat terang kepada para pembacanya.
Dua. Paragraf Deskripsi Objektif
Objektif bermakna apa adanya atau sesuai menggunakan kenyataan. Oleh karena itu, paragraf ini menggambarkan suatu objek dengan sinkron fenomena tanpa adanya opini atau kesan eksklusif seseorang penulis.
3. Deskripsi subjektif ( Menggambarkan objek menyerupai tafsiran atau kesan perasaan penulis )
Paragraf Deskripsi Subjektif Berbeda dengan paragraf pelukisan objektif, paragraf ini menggambarkan suatu objek dari apa yang dirasakan, ditinjau sang penulis itu sendiri. Dengan kata lain, penulis menuangkan opini-opini eksklusif wacana keadaan suatu benda atau objek tersebut.
Struktur teks pelukisan
Teks deskripsi tersusun atas beberapa struktur yaitu:- Deskripsi umum Pada sketsa deskripsi umum dijelaskan perihal definisi/identitas objek yang dideskrpsikan).
- Deskripsi cuilan Pada cuilan deskripsi cuilan dijelaskan pengklasifikasian objek yang dideskripsikan. Pengklasifikasian dijelaskan secara lebih rinci dengang menunjukkan gambaran-gambaran yang jelas.
- Penutup Kesimpulan atau penegasan hal-hal yang penting.
Jenis teks deksripsi
Macam-Macam Paragraf Deskripsi Secara umum, paragraf deskripsi dibedakan atas dua macam, yaitu :a. Deskripsi Imajinatif/Impresionis
Deskripsi imajinatif atau impresionis artinya paragraf yang melukiskan ruang atau wilayah berlangsungnya suatu insiden. Pelukisannya wajib dicermati menurut banyak sekali segi izin ruang tadi tergambar dengan jelas dalam pikiran & perasaan pembaca.
Contoh :
Malam gelap gulita pada hulu sungai Brantas. Sebentar-sebentar hiruk pikuk yg tiada berketentuan itu menjadi satu dengan gegap gempita yang mendasyatkan & mengecilkan hati, menandakan seseorang raja rimba alam jatuh ke tanah buat selama-lamanya. Ramai peperangan pada rimba itu & rupanya tidak akan berhenti. Tak ada kasihan- mengasihani, yg rebah tinggal rebah, tidak akan ada yang mengangkatnya. Sekali-kali terang cuaca hutan belantara itu, menyerupai diserang api. Tetapi kenyataanya pada sekejap mata hilangnya cahaya yg berani menyerbukan dirinya ke tengah peperangan itu, dimusnakan sang musuh lamanya ?Raja gulita?.
B. Deskripsi faktual/ekspositoris
Deskripsi faktual/ekspositoris ialah paragraf yg menggambarkan suatu hal atau orang dengan menyampaikan identitasnya secara apa adanya sehingga pembaca bisa membayangkan keadaannya.
Agar suatu objek bisa membangkitkan daya khayal pada diri pembaca, penulis wajib melukiskannya berdasarkan banyak sekali sudut pandang.
Semakin rinci penulisannya, semakin terperinci tergambar pada bayangan pembaca. Jika objek yg dilukiskan itu artinya seseorang, perinciannya bisa dilakukan terhadap aspek fisik juga aspek rohaninya. Aspek rohani meliputi perasaan, tabiat, talenta, peranannya pada suatu bidang kerja, & sebagainya.
Contoh :
Di sudut bersahabat pintu duduk seseorang laki-laki . Namanya Paijo. Dia memakai celana pendek dan baju kaos yang sudah sobek-sobek, yg melukiskan kemelaratan dan kemiskinan yang sehari- hari dideritanya. Pada dadanya yg bidang dan berisi, lengannya yang kukuh penuh urat mampu ditinjau betapa berat pekerjaan sehari-harinya. Air mukanya yang keruh, pipinya yang kempis, & matanya yg cekung menyatakan bahwa jalan hidup yg telah ditempuhnya penuh rintangan dan duri.
Unsur atau kaidah kebahasaan teks deskripsi
Unsur kebahasaan atau kaidah kebahasaan yang dilibatkan dalam teks deskripsi yaitu:1. Rujukan Kata
Rujukan istilah yaitu satu istilah merujuk pada kata lain yg menampakan keterkaitan. Rujukan istilah berhubungan dengan istilah ganti (istilah ganti orang, kepunyaan, & penunjuk)
2. Kata berimbuhan
Kata berimbuhan adalah istilah dasar yg menerima awalan (prefiks),akhiran (sufiks), & sisipan (infiks), misalnya:
- penari (tari),
- berjumlah (jumlah).
- menyanyikan (nyanyi)
- berbahasa (bahasa)
- bercampur (campur)
- menari (tari)
3. Konjungsi (kata sambung / kata hubung)
Kata hubung (konjungsi) adalah istilah yg dipakai sebagai penghubung antar kata, frasa, klausa, atau kalimat.
Fungsi istilah hubung (konjungsi)
- Konjungsi yang berfungsi sebagai penghubung satu kata dengan kata lainnya dalam satu kalimat.
- Konjungsi yang berfungsi sebagai penghubung satu kalimat dengan kalimat lainnya.
Jenis Konjungsi Berdasarkan kegunaannya, konjungsi dibagi sebagai dua:
a. Konjungsi Intrakalimat:
Konjungsi intrakalimat yaitu konjungsi yg dipakai dalam satu kalimat. Contoh: &, pula (bermakna penambahan), atau (bermakna pilihan), namun (bermakna ), karena, sehingga (bermakna sebab-dampak), kemudian, lalu (bermakna kelanjutan).
Contoh konjungsi intra kalimat misalnya:
Pada awalnya Tari Saman merupakan salah satu media untuk memberikan pesan (dakwah) dan ditarikan oleh laki- laki.
Kalimat di atas memakai istilah hubung (konjungsi) intra kalimat ?Dan? Yg bermakna penamabahan.
B.Konjungsi Antar kalimat
Konjungsi antarkalimat yaitu konjungsi yg dugunakan buat menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya.
Contoh: meskipun demikian, dengan demikian, oleh alasannya adalah adalah itu, oleh lantaran itu, akhirnya, selanjutnya, lalu, kemudian.
Contoh penggunaan konjungsi akan tetapi & sang karena itu antar kalimat :
Ki Hajar Dewantara berasal dari keluarga keraton Jogjakarta. Akan tetapi, ia begitu bersahabat dengan rakyatnya.
Novita ingin mendapat beasiswa prestasi untuk melanjutkan ke perguruan tinggi tinggi. Oleh karena itu, ia selalu ulet belajar
4. Kelompok istilah (frasa)
Kelompok kata atau frasa yaitu kumpulan kata 2 kata atau lebih yang tersusun dari kata bermakna dan membentuk arti kata baru.
Contoh kelompok kata misalnya : saputangan, takbenda
5.Katabaku dan tidak baku Kata baku ialah kata yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.Sumber utama yang telah ditentukan dalam pemakaian bahasa baku yaitu Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI). Kata baku umumnya dipakai dalam kalimat resmi( mulut dan tertulis) sedangkan non-baku atau tidak baku sebaliknya.
Contoh Kumpulan Kata Baku & Tidak Baku Dalam Bahasa Indonesia
- telur – telor
- jadwal – jadual
- rezim – rejim
- negeri – negri
- hierarki – hirarki
- bus – bis
- jenazah – jenasah
- anugerah – anugrah
- karier – karir
- telepon – telefon
- izin – ijin
- debit – debet
- dekret – dekrit
- museum – musium
- kaus – kaos
- risleting – resleting
- terampil – trampil
- desain – disain
- saraf – sarap
- kempis – kempes
- nomor – nomer
- penggawa – punggawa
- deksripsi – diskripsi
- kerupuk – krupuk
- zamrud – jamrud
- formal – formil
- afdal – afdol
- museum – musium
- apotek – apotik
- aktual – aktuil
- antre – antri
- saraf – sarap
- cedera – cidera
- definisi – difinisi
- cenderamata – cinderamata
- metode – metoda
- atmosfer – atmosfir
- pensil – pinsil
- cendekiawan – cendikiawn
- personel – personil
- zaman – jaman
- malapraktik – malpraktik
- akta – akte
6. Penggunaan aksara kapital & tanda baca
Teks pelukisan juga nir tanggal dari penggunaan aksara kapital dan tanda baca
Contoh teks pelukisan
Saya memiliki seekor hewan peliharaan, yaitu kucing. Kucing itu saya beri nama Pussy. Dia kucing yang lucu dan manis. Matanya berwarna kuning dan bulunya berwarna putih kecoklat - coklatan. Dia bahagia sekali tidur di atas bantal kesayanganku. Terkadang, ia juga suka tidur di pangkuanku ketika saya sedang mengerjakan PR atau menonton televisi. Saya sangat menyayanginya lantaran kucing itu santunan dari ayah sebagai hadiah ulang tahunku yang ke-8.Contoh teks pelukisan tempat
Siang itu saya sedang berada di sebuah perpustakaan umum. Perpustakaan itu relatif luas & nyaman. Perpustakaan itu juga bersih & tidak ada sampah yg awut-awutan pada luarnya.....
Contoh Teks pelukisan Orang
Penjaga perpustakaannya seorang perempuan yang memiliki suara yg lembut dan berambut panjang. Dia juga baik dan ramah terhadap semua pengunjung......
Contoh Teks Deskripsi Suasana
Siang itu tidak terlalu poly pengunjung, sebagai akibatnya perpustakaan itu sepi. Mungkin karena cuaca yang panas dan masih jam sekolah sehingga perpustakaan itu sepi pengunjung......
No comments:
Post a Comment