Pages

Showing posts with label Pendidikan. Show all posts
Showing posts with label Pendidikan. Show all posts

Wednesday, May 27, 2020

4 Teori-Teori tentang Pers Lengkap

4 Teori-teori tentang Pers - Dalam perkembangannya, menurut Frederick S. Siebert (1963), pers tidak hidup dalam situasi yang kosong (vacuum). Pers hidup dalam sebuah masyarakat atau negara dengan sistem politik tertentu. Sehingga sistem pers harus berelasi dengan negara atau pemerintah tersebut.

Pada kesempatan kali ini saya akan membagikan artikel tentang teori-teori pers diantaranya adalah, teori pers otoritarian, teori pers libertarian, teori pers tanggung jawab sosial, teori pers komunis.

Berikut ini adalah penjelasan lengkap tentang 4 teori-teori pers.

4 Teori-Teori tentang Pers Lengkap

1. Teori Pers Otoritarian

Teori ini menduga negara sebagai ekspresi tertinggi dari pada gerombolan insan, yang mengungguli rakyat dan individu. Negara merupakan elemen krusial yg bisa menciptakan manusia sebagai insan seutuhnya.

Tanpa negara, insan menjadi primitif dan nir sanggup mencapai tujuan hidupnya. Oleh karena itu, pers adalah alat penguasa buat membicarakan keinginannya pada rakyat.

Prinsip-prinsipnya merupakan;

  • Media selamanya tunduk pada penguasa.
  • Sensor diterapkan dan dapat diterima pers.
  • Kecaman terhadap penguasa dan penyimpangan kebijakannya ditiadakan.
  • Wartawan tidak memiliki kebebasannya.

Dua. Teori Pers Libertarian

Teori ini menganggap bahwa pers adalah sarana penyalur hati nurani warga buat mengawasi dan memilih perilaku terhadap kebijakan pemerintah. Pers berhadapan menggunakan pemerintah. Pers bukanlah alat kekuasaan pemerintah. Teori ini menduga sensor sebagai hal yg inkonstitusional.

Tugas-tugas pers adalah;

  • Melayani kebutuhan ekonomi (iklan).
  • Melayani kehidupan politik.
  • Mencari keuntungan (kelangsungan hidupnya).
  • Menjaga hak warga negara (kontrol sosial).
  • Memberi hiburan.

Ciri-cirinya;

  1. Publikasi bebas dari penyensoran.
  2. Tidak memerlukan izin penertiban dan pendistribusian.
  3. Kecaman terhadap pejabat dan partai politik tidak dipidanakan.
  4. Tidak ada kewajiban untuk mempublikasikan segala hal.
  5. Publkasi kesalahan dilindungi sama dengan publikasi kebenaran sepanjang menyangkut opini dan keyakinan.
  6. Tidak ada batas hukum dalam mencari berita.
  7. Wartawan mempunyai otonomi dan professional.

Tiga. Teori Pers Tanggung Jawab Sosial

Teori ini mengemukakan bahwa kebebasan pers harus disertai dengan tanggung jawab kepada masyarakat, kebebasan pers perlu dibatasi sang dasar moral, etika, & hati nurani insan pers sebab kemerdekaan pers itu harus disertai tanggung jawab kepada rakyat.

4. Teori Pers Komunis

Teori ini menyatakan bahwa pers merupakan indera pemerintah atau parta yang berkuasa dan bagian integral dari negara sebagai akibatnya pers itu tunduk pada negara.

Ciri-ciri pers komunis adalah;

  1. Media di bawah kendali kelas pekerja karena pers melayani kelas tersebut.
  2. Media tidak dimiliki secara pribadi.
  3. Masyarakat berhak melakukan sensor.

Baca pula:Pers (Pengertian, Fungsi dan Peranan)

Demikianlah artikel kali ini tentang 4 Teori-teori tentang Pers. Semoga bermanfaat bagi Anda. Sekian dan terimakasih.

Sumber: Modul/Lomba Kompetensi Siswa Kewarnegaraaan Kelas XII

Teks Cerpen (Pengertian, Struktur, Contoh, Ciri-ciri, Kaidah)

Teks Cerpen (Pengertian, Struktur, Contoh, Ciri-ciri, Kaidah) -  Pada kesempatan kita kali ini, kita akan membahas mengenai teks cerpen yang akan kita jabarkan menjadi pengertian teks cerpen, struktur teks cerpen, contoh teks cerpen, macam-macam teks cerpen, ciri-ciri teks cerpen.

Cerita pendek atau yang kita sebut cerpen, merupakan suatu bentuk tulisan yang padat, singkat dan lebih pendek jika dibandingkan dengan novel, yang mempunyai jumlah kata kurang dari 10.000 kata. Sumber cerita cerpen dari kehidupan sehari-hari, baik itu pengalaman pribadi/sendiri maupun pengalaman orang lain. Selain itu cerpen hanya memusatkan pada salah satu tokoh atau situasi tertentu.

Berikut ini adalah Teks Cerpen (Pengertian, Struktur, Contoh, Ciri-ciri, Kaidah).

Teks Cerpen (Pengertian, Struktur, Contoh, Ciri-ciri, Kaidah)

Pengertian Cerpen

Cerpen atau cerita pendek adalah jenis karya sastra yang memaparkan suatu kisah ataupun cerita tentang kehidupan manusia lewat tulisan pendek. Cerpen juga bisa disebut sebagai karangan fiktif yang berisikan didalamnya tentang sebagian kehidupan seseorang atau juga kehidupan yang diceritakan secara ringkas yang berfokus pada suatu tokoh saja.

Menurut Sumardjo dan Saini,  cerpen adalah cerita fiktif atau tidak benar-benar terjadi, tetapi bisa saja terjadi kapanpun serta dimanapun yang mana ceritanya relatif pendek dan singkat.

Struktur Cerpen

Abstrak

Abstrak merupakan bagian ringkasan atau awal cerita dari cerpen yang akan dikembangkan menjadi suatu rangkaian-rangkaian peristiwa. Struktur abstrak bersifat opsional yang berarti sebuah teks cerpen boleh ada atau tidak memakai abstrak.

Orientasi

Orientasi merupakan bagian yang berisi pengenalan cerita yang berkaitan dengan waktu, tempat dan suasana yang berkaitan dengan cerita pendek tersebut.

Komplikasi

Pada bagian ini berisikan urutan kejadian yang dihubungkan secara sebab dan akibat. Pada struktur ini Anda mendapatkan karakter atau watak tokoh cerita pendek karena beberapa kerumitan akan mulai bermunculan.

Evaluasi

Pada bagian evaluasi struktur konflik yang terjadi akan mengarah pada klimaks atau puncak. Pada struktur ini mulai mendapatkan pemecahan masalahnya / penyelesaian.

Resolusi

Pada struktur ini pengarang mengungkapkan solusi dari masalah yang dialami tokoh pada cerita.

Koda

Pada bagian ini berisikan nilai nilai atau pelajaran yang dapat dipetik dari suatu teks cerita oleh pembacanya.

Contoh Cerpen

# My Earth ( Karya dari Evi Herniyati)

Namanya Meli. Dia kini duduk di kelas 8, di sebuah sekolah ternama di kotanya. Dia tidak terlalu menyukai hal-hal realistis yang membuatnya harus berfikir sampai jenuh. Bahkan dunia khayalnya kadang-kadang melebihi batas.

Meli hanya suka satu materi pelajaran. Yaitu tentang Antariksa, seperti: tata surya, matahari, galaksi, dan yang sejenis. Cita-citanya bahkan ingin menjadi astronot. Dunia antariksa selalu membuatnya penasaran.

Malam itu, Meli sedang duduk di gazebo yang ada di samping rumahnya. Dia sedang mengerjakan PR di situ. Malam itu bulan purnama. Bintang-bintang bertaburan di langit. Indah sekali. Meli memandang ke atas dan melihat semua itu.

Sebuah benda berwarna merah nampak seperti bintang ikut menemani bulan. Bukan, itu bukan bintang. Itu planet Mars. Ada lagi benda lain yang ia lihat dan tampak aneh meskipun samar-samar. Sebuah benda langit yang nampak bercincin.

“Saturnus?. Apa? aku dapat melihatnya” katanya girang.

Kedua planet itu tampak lebih besar dan terlihat jelas. Meli melihat sebuah benda lagi yang terbang dan cukup panjang. Sepertinya itu komet.

Meli sangat girang. Ia dapat melihat benda-benda itu. Saat Meli hendak masuk ke dalam rumahnya, sebuah benda berwarna biru muncul. Sejenis planet. Bumi. Tidak! Dia ada di Bumi, bagaimana ia bisa melihat bumi yang sedang ia pijak itu ada di langit?. Benda itu semakin membesar dan mendekat ke arahnya. Dia tidak bisa pergi ke manapun. Kakinya seperti tertancap ke tanah. Benda itu semakin mendekatinya.

“Hah…? Tuhan, tolong aku” ucap Meli merapatkan kedua tangannya. Namun semakin benda itu mendekati Meli, semakin mengecil ukurannya. Dan akhirnya benda itu jatuh di dekat kaki Meli dan hanya sebesar genggaman tangan saja.

Benda itu bulat. Tidak. Tengahnya agak menggembung. Warnanya biru. Persis seperti Bumi. Meli mengambilnya dan mengamatinya. Langsung ia bawa ke dalam rumah.

“MELI BANGUN SUDAH SIANG!!” Bunda Meli berteriak membangunkan Meli.

“Ya Bun, ini Meli bangun” Meli segera pergi ke kamar mandi dan berpakaian rapi bersiap untuk ke sekolah. Kemudian ia ingat sesuatu. Benda itu. Dia membuka sebuah kotak. Benda itu ada di situ. Ia tidak bermimpi!. Ia membawanya dan segera berangkat sekolah.

Saat istirahat, ia pergi ke gudang. Membuka kotak itu. Benda itu bersinar. Terang sekali.

“Apa ini planet kembaran bumi? Ah aneh!”

Meli menemukan belahan dalam benda itu. Ia membukanya. Susunannya sama seperti bumi. Di situ ada tulisan “Bumi, Bumi, Bumi. Selamatkan Bumi”.

Meli membaca tulisan itu. Tiba-tiba berdiri seseorang di belakangnya. Orang itu mirip sekali dengan Meli.

“S..siapa kau?” tanya Meli.

“Namaku Viki. Aku adalah kembaranmu. Aku berasal dari planet kembaran Bumi. Bumi ini sudah tua. Kalian para manusia selalu merusaknya. Dan planetku juga ikut menanggungnya. Kami membenci kalian” katanya. Meli sangat takut.

“Apa maumu?”

“Kau harus perbaiki planetmu. Entah bagaimana caranya. Jika bola itu tetap seperti itu ukurannya, kau tidak melakukan perbaikan itu. Jika bola itu mengecil, usahamu berhasil. Bola itu akan mengecil seiring usahamu. Jika bola itu lenyap, maka kau berhasil. Jika dalam 1 bulan bola itu masih ada, kalian akan menanggung masalah” kata Viki kemudian menghilang.

Sejak saat itu, Meli mulai menjaga Bumi. Menjaga kebersihan, tidak menggunakan AC secara berlebihan, tidak membuang sampah sembarangan, menanam pohon, bahkan ia juga mengajak dan memberi usul kepada kepala sekolahnya untuk melakukan kerja bakti setiap hari Jum’at. Bola itu juga perlahan mengecil.

“Tapi, apa aku bisa? Bumi ini luas dan aku hanya melakukannya di sekitarku” gumam Meli.

“Kau melakukannya dengan baik. Satu juga tidak masalah daripada tidak ada. Tapi Meli, waktumu kurang 12 jam lagi dan bola itu masih ada” kata Viki.

“Apa yang harus kulakukan?” tanya Meli.

Namun Viki menghilang. Meli memikirkan hal itu semalaman. Tidurnya pun tak nyenyak. Bahkan ia tidak bisa tidur. Akhirnya ia berfikir.

“Bumi tidak hanya mendapat bahaya dari dalam, tetapi juga dari luar. Bisa saja tertabrak planet lain, atau hujan meteor. Mungkin itu. Ya aku harus berdoa kepada Tuhan” katanya. Ia akhirnya mulai berdoa dan bergegas tidur.

“Meli kamu mau seharian tidur hah?” Bunda membangunkan Meli.

“Bunda, aku baru tidur. Semalam aku tidak bisa tidur” kata Meli.

“HAH? Kamu tidur sehabis isya kemarin. Bunda membangunkanmu tapi tak bisa. Sampai ayahmu yang menggendongmu ke kamar ini” kata Bunda

“Hah?”

“Sudah, cepat! Sudah jam 8 dan anak gadis sepertimu baru bangun?”. Bunda meninggalkan Meli.

“Jadi, itu hanya mimpi?” gumam Meli.

Ia bergegas membuka kotak itu. Ada selembar kertas bertuliskan “TERIMAKASIH MELI, TELAH MENJAGA BUMI. SAMPAI JUMPA. Viki”

Meli semakin bingung. Dia akhirnya tak menjadikan itu masalah. Justru membuatnya semangat untuk menjaga Bumi.

Ciri-ciri Cerpen

  • Penokohan pada cerpen tergolong sederhana, tidak mendalam dan singkat.
  • Memiliki alur cerita tunggal dan lurus.
  • Biasanya hanya satu kejadian saja yang akan diceritakan,
  • Kesan yang ditinggalkan oleh cerpen sangat mendalam sehingga pembaca dapat merasakan kisah dari cerita tersebut.
  • Pemakaian katanya yang sederhana dan mudah dikenal pembaca.
  • Tokoh pada cerpen digambarkan mengalami suatu konflik atau masalah  hingga pada tahap penyelesaiannya.
  • Tidak menggambarkan seluruh kisah tokohnya , hanya inti sari saja.
  • Sumber cerita dari kehidupan sehari-hari, baik itu pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain.
  • Sebuah cerpen biasanya memiliki tulisan kurang dari 10.000 kata
  • Bentuk tulisan yang padat, singkat dan lebih pendek jika dibandingkan dengan novel.

Kaidah Cerpen

Menggunakan Pernyataan Retorik

Pernyataan retorik adalah pernyataan yang tidak membutuhkan jawaban. Contohnya "Pernahkah kamu pikirkan betapa indahnya masa sekolah?".

Menggunakan Proses Material

Proses material adalah tindakan-tindakan fisik untuk mempertahankan suatu karakter tertentu dalam tiap tokoh. Contohnya "Namun, dari awal mereka telah sepakat bahwa siapapun nanti yang dinyatakan lolos tidak akan membuat persahabatan mereka retak".

Menggunakan Konjungsi Temporal

Konjungsi temporal menggambarkan urutan peristiwa dan kepaduan cerita. Contohnya " Suatu hari,  sekolah mengadakan seleksi siswa teladan yang nantinya akan mewakili sekolah ke tingkat kabupaten".

Menggunakan Pilihan Kata (Diksi)

Jika ingin menulis cerpen harus memperhatikan pilihan kata. Kita harus menulis pilihan kata yang tepat sehingga cerpen itu menarik. Contohnya "Ada 20 siswa yang mengikut ajang  seleksi ini".

Menggunakan Gaya Bahasa Efektif

Gaya bahasa efektif dapat dimanfaatkan untuk mengungkapkan maksud-maksud secara tepat. Contohnya "Ajang ini tidak hanya menyaring kemampuan siswa dalam bidangakademik, tetapi juga menyaring prestasi nonakademik  yang dimiliki siswa".

Menggunakan kalimat yang komunikatif

Teks cerita pendek agar komunikatif  biasanya menggunakan kalimat yang familiar sehingga kalimatnya lebih akrab atau mudah diingat. Contohnya "Bahkan nyengir  saat mereka tahu bahwa jawaban mereka salah".

Baca juga:3 Contoh Cerpen Pendidikan Membangun Karakter Anak Bangsa

Demikianlah artikel kali ini mengenaiTeks Cerpen (Pengertian, Struktur, Contoh, Ciri-ciri, Kaidah).Semoga bermanfaat bagi Anda. Sekian dan terimakasih.

Referesi : http://definisipengertian.net/pengertian-cerpen-struktur-unsur-unsur-cerpen/

https://blogsuletik.wordpress.com/2014/09/07/struktur-teks-cerpen/

http://gopengertian.blogspot.com/2015/09/pengertian-cerpen-ciri-ciri-struktur-unsur-intrinsik-unsur-ekstrinsik.html

http://www.inforku.com/2015/08/kaidah-teks-cerita-pendek.html

6 Macam-macam Sistem Pers Diberbagai Dunia

6 Macam-macam Sistem Pers Diberbagai Dunia - Di dunia ini ada beberapa sistem pers, ada sistem pers yang menonjolkan kebebasan pers, ada yang tidak memberikan kebebasan sama sekali. Sistem pers suatu negara tergantung pada ideologi yang dianut negara yang bersangkutan.

Berikut ini adalah macam-macam sistem pers di dunia yaitu sistem pers komunis, sistem pers demokrasi (liberal), sistem pers kapitalisme, sistem pers pembangunan, sistem pers bertanggung jawab sosial, sistem pers pancasila.

Sistem Pers Diberbagai Dunia

1. Pers Komunis (Communist Press)

Kehidupan pers pada negara-negara komunis (diwakili sang sistem pers Rusia) pada umumnya adalah cerminan sistem sosial & politik komunis. Bertolak dari konsep bahwa kepemilikan atas sarana-wahana produksi dan distribusi berada pada bawah kekuasaan negara, maka pers di negara komunis dimiliki sepenuhnya sang pemerintah, tidak ada kepemilikan sang perorangan atau partikelir.

Pemerintah dan tujuan-tujuannya yaitu sebaga instrumen yg terintegrasi menggunakan kekuasaan pemerintah dan partai buat aktivitas propaganda & aglitasi.

Heinz Ditriech Fisher dan John C. Merril, dalam buku "International Communication" yang dikutip oleh F. Rachmadi, menyatakan membicarakan sistem pers Uni Soviet (Rusia), tidak dapat terlepas dari tiga nama tokoh yang meletakkan dasar sistem pers Soviet.

Mereka adalah Lenin, Stalin, dan Khruschev. Menurut Lenin, pers harus melayani kepentingan kaum buruh yg merupakan grup secara umum dikuasai. Dijelaskan lebih lanjut, Lenin adalah pencetus teori pers komunis & Stalin adalah orang yg menerapkan ajaran Lenin. Stalin yg secara pribadi menciptakan lembaga sensor, fokus-fokus, & sebagainya, sedangkan Khruschev lebih menyadari bahwa pers itu ternyata dapat juga sebagai lembaga pertukaran pendapat.

Secara ringkas, fungsi pers pada bekas negara Uni Soviet (Rusia) misalnya yang ditulis sang F. Rachmadi merupakan menjadi berikut,

  1. Pers sebagai alat propaganda, agigator, dan organisator kolektif.
  2. Pers merupakan tempat pendidikan kader-kader komunis di kalangan massa.
  3. Pers bertugas sebagai lembaga yang memobilisasi dan mengorganisir massa untuk pembangunan ekonomi.
  4. Pers menerapkan dan menyiarkan semua dektrit, keputusan, instruksi yang dikeluarkan oleh Komite Sentral Partai maupun oleh pemerintah Rusia serta bahan publikasi lain dari pemerintah.
  5. Pers berfungsi sebagai alat untuk melakukan kontrol dan kritik.

Sesuai dengan fungsi & peranan pers pada Rusia, mereka tidak mementingkan pemberitaan, karena badan sensor nir akan memberi biar buat memberitakan insiden-peristiwa krusial yg tidak dikehendaki, dan menghindari pemberitana-pemberitaan tentang hak asasi manusia.

2. Sistem Pers Demokrasi (Liberal Democration Press)

Dalam negara yang menganut paham liberal, pers dapat berkembang pesat dengan sebebas-bebasmya (mutlak). Hal itu disebabkan hak kebebasan pers (freedom of the press) memang benar-benar dijamin keberadaannya selaras dengan paham liberalis. Wartawan surat kabar dapat menulis berita secara bebas yang terkadang berbeda dari cermin kepentingan masyarakat atau pemerintah.

Menurut Krisna Harahap tentng konsep libertarian bahwa pers mempunyai tugas-tugas sebagai berikut.

  1. Melayani kebutuhan kehidupan ekonomi (iklan)
  2. Melayani kebutuhan kehidupan politik
  3. Mencari keuntungan (demi kelangsungan hidupnya)
  4. Menjaga hak warga negara
  5. Memberi hiburan.

Berkaitan menggunakan ciri-ciri pers yang merdeka (libertarian), Krisna Harahap menjelaskan lebih lanjut, seperti berikut:

  • Publikasi bebas dari penyensoran pendahuluan.
  • Penertiban dan pendistribusian terbuka bagi setiap orang tanpa memerlukan izin atau lisensi.
  • Kecaman terhadap pemerintah, pejabat, atau parta politik tidak dapat dipidana.
  • Tidak ada kewajiban mempublikasikan segala hal.
  • Publikasi kesalahan dilindungi sama halnya dengan publikasi kebenaran dalam hal-hal yang berkaitan dengan opini dan keyakinan.
  • Tidak ada batasan hukum terhadap upaya pengumpulan informasi untuk kepentingan publikasi.
  • Wartawan mempunyai otonomi profesional dalam organisasi mereka.

3. Sistem Pers Kapitalisme

Meskipun pada perkembangannya kapitalisme nir dapat dipisahkan dengan liberalisme, terdapat perbedaan dalam sistem pers yang berlaku pada setiap negara penganut paham tersebut. Keberadaan pers di dalam negara kapitalis berfungsi mendukung kelangsungan hayati ideologi kapitalisme tadi.

Dengan adanya kebebasan individu, penghargaan terhadap individu atau perorangan begitu tinggi. Manusia hayati dilekati dengan hak-hak kemerdekaan dan kedaulatan sepenuhnya.

Keadaan ini memunculkan kebebasan mengembangkan usaha sendiri atau swasta sehingga swasta mampu eksis dan bersaing secara bebas (free fight liberalism). Dengan demikian, berlakulah homo homini lupus dalam bidang usaha ekonomi, yaitu yang kuat dapat bertahan hidup, sedangkan yang lemah akan kalah dan mati, demikian pula dalam lembaga pers.

Di negara kapitalis, pers diselenggarakan oleh pihak swasta pemilik modal. Karena penyelenggaraan pers dilakukan oleh pihak  swasta, pemerintah sulit untuk mengadakan atau memberi kontrol terhadap pers.

4. Pers Bertanggung Jawab Sosial (Responsibility Press)

Menurut Krisna Harahap, prinsip primer teori tanggung jawab sosial ditandai menggunakan hal-hal menjadi berikut.

  • Media mempunyai kewajiban tertentu kepada masyarakat.
  • Kewajiban tersebut dipenuhi dengan menetapkan standar yang tinggi atau profesional tenang keinformasian, kebenara, objektivitas, keseimbangan, dan sebagainya.
  • Dalam menerima dan menerapkan kewajiban tersebut, media seyogianya dapat mengatur sendiri dalam kerangan hukum dan lembaga yang ada.
  • Media seyogianya menghindarkan segala sesuatu yang mungkin menimbulkan kejahatan, yang akan mengakibatkan ketidakterlibatan atau penghinaan terhadap minoritas etnik atau agama.
  • Media hendaknya bersifat pluralis dan mencerminkan kebhinekaan masyarakatnya dengan memberi kesempatan yang sama untuk mengemukakan berbagai sudut pandang dan hak untuk menjawab.
  • Masyarakat memiliki hak mengharapkan standar prestasi yang tinggi dan inventasi dapat dibenarkan untuk menanamkan kepentingan umum. Dengan sejumlah kritik dan tuduhan maka pers melakukan perubahan pemikiran dari dalam dan kemunculan kode etik pertama pada tahun 1923 mencermikan adanya perubahan tersebut.

5. Sistem Pers Pembangunan (Develoment Press)

Istilah ini dimunculkan oleh para jurnalistik yg asal berdasarkan negara-negara yg sedang berkembang, dengan alasan negara itu sedang giat melaksanakan pembangunan (develoment).

Untuk menyamakan pandangan terhadap pers pembangunan. Wilbur Sechramm, memberikan batasan sebagai berikut.

  1. Pers harus dapat menciptakan iklim pembangunan di negaranya.
  2. Pers harus mampu mengarahkan perhatian masyarkat dari kebiasaan lama menjadi perilaku yang lebih maju lagi.
  3. Pers harus mampu memperluas cakrawala berpikir masyarakatnya.
  4. Pers harus dapat meningkatkan aspirasi dan mendorong masyarakat berpola pikir ke arah kehidupan yang lebih baik.
  5. Pers harus bisa memperlebar tukar pikiran (diskusi) dan kebijakan (policy).
  6. Pers harus mampu membantu seara substansial semua jenis kehidupan bermasyarakat berbangsa, dan bernegara.
  7. Pers harus mampu menetakan norma sosial.

Ciri-ciri pers di negara berkembang secara generik merupakan,

  • Pers berperan sebagai agent of social change di mana pers bersama-sama pemerintah mempunyai tanggung jawab atas keberhasilan pembangunan.
  • Secara umum keberadaannya diakui, tetapi dalam pelaksanaannya terdapat pembatasan-pembatasan.
  • Di bidang komunikasi mengalami masalah yang sama, yaitu ketimpangan informasi, monopoli, dan pemusatan sumber serta jalur komunikasi yang berlebihan.

6. Pers Pancasila (Five Foundation Press)

Dilahirkan sang bangsa Indonesia karena falsafah negaranya adalah Pancasila. Sampai sekarang belum ditemukan definisi yg tepat. Beberapa tokoh pernah memberikan pengertian bahwa sifat pers Pancasila merupakan pers yang segala sesuatu secara proporsional. Artinya Pers Pancasila mencari ekuilibrium pada warta atau penulisannya, demi kepentingan & kemaslahatan seluruh pihak sinkron dengan konsensus demokrasi Pancasila.

Baca jua:4 Teori-teori Tentang Pers

Demikianlah artikel kali ini tentang 6 Macam-macam Sistem Pers Diberbagai Dunia. Semoga bermanfaat bagi Anda. Sekian dan terimakasih.

Sunday, May 24, 2020

Media Pembelajaran (Pengertian, Jenis, Tujuan, Fungsi, Manfaat)

Media Pembelajaran (Pengertian, Jenis, Tujuan, Fungsi, Manfaat) - Pada kesempatan kali ini kita akan membahas artikel mengenai media pembelajaran, adapun yang akan kita bahas yaitu pengertian media pembelajaran, jenis-jenis media pembelajaran, tujuan media pembelajaran, fungsi media pembelajaran dan manfaat media pembelajaran.

Media asal menurut bahasa Latin & adalah bentuk jamak menurut istilah medium yang secara harfiah berarti mediator yaitu mediator sumber pesan menggunakan penerima pesan. Menurut Arsyad (2011:4) media adalah indera yang menyampaikan pesan-pesan pedagogi.

Menurut Sadiman (2006:6) menyebutkan bahwa media menjadi segala sesuatu yang bisa dipakai buat menyalurkan pesan menurut pengirim ke penerima.

Berikut ini adalah pengertian, jenis, tujuan, fungsi dan manfaat media pembelajaran.

Media Pembelajaran (Pengertian, Jenis, Tujuan, Fungsi, Manfaat)

Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran dari Sanaky (2011:14) merupakan sarana pendidikan yang dapat dipakai menjadi perantara pada proses pembelajaran.

Menurut Gagne dalam Arsyad  (2011:4) media pembelajaran adalah segala hal meliputi alat fisik yang digunakan untuk menyampaikan isi materi pembelajaran. Media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar guru (teatching aids) dalam menyampaikan pesan sehingga merangsang siswa untuk belajar.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa  media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan pengirim (guru) kepada penerima pesan (siswa).

Jenis Media Pembelajaran

Pada dasarnya media dikelompokkan sebagai tiga bagian, yaitu media audio, media visual dan media audio visual. Pengelompokkan berbagai jenis media jika dilihat menurut segi perkembangan teknologi oleh Seels & Glasgow melalui Arsyad (2011:33) dibagi pada dua kategori luas, yaitu pilihan media tradisional & pilihan media terkini.

1. Pilihan media tradisional

  • Visual diam yang diproyeksikan, meliputi: proyeksi apaque (tak tembus pandang), proyeksi overhead, slides, dan filmstrip.
  • Visual yang tak di proyeksikan, meliputi: gambar, poster, foto, charts, grafik, diagram, pameran, papan info, dan papan bulu.
  • Audio, meliputi: rekaman piringan, pita kaset, reel, dan catridge.
  • Penyajian multimedia, meliputi: slide plus suara (tape) dan multi image.
  • Visual dinamis yang diproyeksikan, meliputi: film, televisi, dan video.
  • Cetak, meliputi: buku teks, modul, teks terpogram, workbook, majalah ilmiah berkala, dan lembaran lepas (hand-out).
  • Permainan, meliputi: teka-teki, simulasi, dan permainan papan.
  • Realita, meliputi: model spacimen (contoh), dan manipulative (peta, boneka, diorama).

Dua. Pilihan media teknologi terkini

  • Media berbasis telekomunikasi, meliputi: telekonferen, kuliah jarak jauh.
  • Media berbasis mikroprosesor, meliputi: computer-assisted instruction, permainan koomputer, sistem tutor inteligen, interaktif, hypermedia, compact (video) disk,

Tujuan Media Pembelajaran

  1. Untuk mewujudkan situasi belajar yang efektif
  2. Mempermudah proses belajar-mengajar di kelas
  3. Untuk memberikan motivasi belajar pada siswa
  4. Meningkatkan efesiensi proses pembelajaran
  5. Menciptakan situasi yang tidak akan mudah dilupakan oleh siswa
  6. Menjaga relevansi antara materi pembelajaran dengan tujuan belajar
  7. Menumbuhkan keterampilan dan sikap tertentu dalam bidang teknologi
  8. Memberikan pengalaman belajar yang berbeda sehingga merangsang minat siswa untuk belajar
  9. Membantu konsentrasi siswa dalam proses pembelajaran.

Fungsi Media Pembelajaran

Salah satu fungsi utama media pengajaran adalah menjadi indera bantu mengajar yang turut memengaruhi proses pembelajaran yg diciptakan oleh guru.

Menurut Hamalik pada Arsyad (2011:15) pemakaian media pembelajaran pada proses belajar-mengajar dapat membangkitkan impian, minat, motivasi & rangsangan aktivitas belajar yg membewa impak psikologis terhadap anak didik.

Sudjana (2005:99) menyampaikan fungsi pokok media pembelajaran adalah menjadi berikut.

  • Penggunaan media dalam proses belajar-mengajar bukan merupakan fugnsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar-mengajar yang efektif.
  • Penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar.
  • Media dalam pengajaran, penggunaannya bersifat integral dengan tujuan dan isi pelajaran.
  • Penggunaan media dalam pengajaran sebagai alat hiburan yang digunakan untuk melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa.
  • Penggunaan media dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempecepat proses belajar-mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru.
  • Penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar-mengajar.

Sedangkan Levie dan Lentz dalam Azhar Arsyad (2011:16) mengemukakan 4 fungsi media pembelajaran, yaitu:

a. Fungsi atensi

Fungsi atensi yaitu menarik dan mengarahkan pehatian murid untuk berkonsentrasi dalam isi pelajaran yang berkaitan menggunakan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.

B. Fungsi afektif

Fungsi afektif media visual dapat terlihat menurut tingkat kenikmatan murid saat belajar atau membaca eks yang bergambar.

C. Fungsi kognitif

Fungsi kognitif media visual terlihat berdasarkan temuan-temuan penelitian yang menyampaikan bahwa lambang-lambang atau gambar memperlancar pencapaian tujuan buat tahu & mengingat berita atau pesan yg terkandung pada gambar.

D. Fungsi kompensatoris

Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual memberikan konteks buat tahu teks membantu murid yang lemah pada membaca buat mengorganisasikan liputan pada teks & mengingatnya kembali.

Manfaat Media Pembelajaran

Menurut Kemp & Dayton pada Arsyad (2011:21)

  • Penyampaian pembelajaran menjadi lebih baku
  • Pembelajaran bisa lebih menarik
  • Pembelajaran menjadi lebih interaktif
  • Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat
  • Kualitas hasil belajar dapat di tingkatkan
  • Pembelajaran dapat diberikan kapan dimana diinginkan atau diperlukan
  • Sikap positif siswa terhadap apa yang di pelajari
  • Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif.

Menurut Arsyad (2011:25)

  • Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar
  • Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar.
  • Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.
  • Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka.

Baca pula:Teks Diskusi (Pengertian, Tujuan, Struktur, Contoh, Ciri-ciri, Jenis)

Demikianlah artikel kali ini tentang Pengertian, Jenis, Tujuan, Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran. Semoga bermanfaat bagi Anda. Sekian dan terimakasih.

Friday, May 22, 2020

Teks Berita (Pengertian, Struktur, Kaidah, Syarat, Unsur)

Teks Berita (Pengertian, Sruktur, Kaidah, Syarat dan Unsur) - Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang pengertian teks berita, struktur teks berita, kaidah teks berita, syarat teks berita dan unsur teks berita.

Berita menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan keterangan atau berita mengenai insiden atau insiden yang hangat. Topik yang tak jarang sebagai keterangan umumnya topik yang sedang hangat dibicarakan khalayak umum.

Berita menurut Mochtar Lubis merupakan  apa saja yang ingin diketahui banyak orang dan membacanya.

Teks Berita (Pengertian, Struktur, Kaidah, Syarat, Unsur)

Pengertian/Definisi Teks Berita

Teks informasi adalah suatu teks yg berisi insiden atau insiden yg sedang hangat diperbincangkan sang khalayak umum. Suatu fakta bisa disampaikan secara ekspresi misalnya menurut radio, televisi, sedangkan berita disampaikan secara tulisan misalnya surat liputan, majalah atau wahana tulisan lainnya. Dengan kita membaca suatu fakta maka kita akan mendapatkan kabar modern yg bisa menambah wawasan kita.

Struktur Teks Berita

Teks keterangan terdiri atas 3 struktur yaitu orientasi, insiden & sumber kabar.

1. Orientasi

Pembukaan tentang hal yang akan diberitakan. Bagian ini awal atau pembukaan dari suatu kejadian yang akan diberitakan.

dua. Peristiwa

Tahap inti berita, struktur memuat 5w + 1h. Bagian ini berisi tentang inti pokok yang di bahas di dalam berita. Pada bagian ini menjelaskan jalannya kejadian dari awal hingga akhir.

3. Sumber liputan Referensi berdasarkan narasumber pada pada warta. Bagian ini umumnya terletak pada akhir kabar, tetapi terkadang jua peletakannya pada dalam fakta itu sendiri.

Kaidah Teks Berita

1. Konjungsi yg menerangkan fakta/temporal

  • Waktu
  • Tempat (kata depan di, dari, ke, sampai)
  • Cara (dengan, melalui, secara)
  • Penyebab (karena, lantaran)
  • Tujuan (untuk, guna, bagi, buat, demi)
  • Aposisi (tanda pengapit, tanda koma, tanda kurung)

2. Kalimat aktif dan kalimat pasif

a. Kalimat aktif

Kalimat aktif adalah kalimat verba yg subjeknya melakukan pekerjaan yang dinyatakan sang predikatnya. Kalimat jenis ini bersubjek pelaku pekerjaan atau subjek bermakna melakukan pekerjaan. Lantaran itu, subjek yang bermakna misalnya itu diklaim unsur aktor, dan predikatnya diklaim unsur aksi. Verba pada kalimat aktif biasanya berimbuhan meN-,meN-i, meN-kan, dan ber-. (sumber: Yadi Mulyadi, dkk., pada Intisari Tata Bahasa Indonesia untuk SMP & Sekolah Menengah Atas (2016:159)).

B. Kalimat pasif

Kalimat pasif adalah kalimat verba yang subjeknya dikenai pekerjaan yang dinyatakan predikat. Subjek dalam kalimat pasif merupakan subjek penderita. Pada kalimat pasif, imbuhan yang dipakai berupa imbuhan di-, ter-, ke-an, dan bentuk persona. (sumber: Yadi Mulyadi, dkk., pada Intisari Tata Bahasa Indonesia untuk SMP & SMA (2016:160)).

3. Kalimat pribadi & kalimat nir langsung

a. Kalimat pribadi

Kalimat langsung merupakan kalimat yang berupa petikan langsung menurut ucapan seorang. Dalam penulisannya, kalimat langsung menggunakan indikasi petik.

B. Kalimat nir langsung

Kalimat nir langsung merupakan kalimat yang bukan adalah petikan eksklusif menurut ucapan seorang. Dalam penulisannya, kalimat tidak langsung memakai konjungsi bahwa atau konjungsi tanya.(sumber: Yadi Mulyadi, dkk., dalam Intisari Tata Bahasa Indonesia buat Sekolah Menengah pertama dan Sekolah Menengah Atas (2016:177)).

4. Verba transitif

Yaitu verba yang memerlukan dua nomina. Satu sebagai subjek dan satunya lagi sebagai objek dalam kalimat aktif.

lima. Verba pewarta

Yaitu kata yang digunakan untuk mengidentifikasi suatu percakapan.

Syarat Berita

Syarat berita dalam bangkusekolah.com adalah sebagai berikut

Berupa keterangan

berita haruslah berdasarkan kejadian atau peristiwa yang benar-benar nyata.

Merupakan kejadian modern

artinya jarak penyiaran berita dengan waktu kejadian tidak telalu jauh.

Lengkap

berita haruslah memenuhi unsur-unsur berita sebagaimana akan kita bahas di bawah ini.

Menarik dan berguna

artinya berita harus mampu menarik minat pembaca atau pendengarnya. Berita dapat dikatakan menarik, bila bermanfaat bagi pembaca atau pendengarnya.

Sistematis

berita seharusnya disusun secara sistematis, urutannya jelas sehingga pembaca tidak kebingungan dalam menangkap isi berita.

Seimbang

artinya berita harus ditulis dan disampaikan dengan seimbang, tidak memihak kepada salah satu pihak.

Unsur Berita

Menurut Juni Hartono (2017), unsur-unsur utama pada warta dapat dirumuskan pada 5W 1H.

A. What (apa): menanyakan mengenai insiden yang terjadi, tema yang diangkat pada informasi, atau hal yang dibahas dalam keterangan tadi

b. Who(siapa): menanyakan pihak yang terlibat pada insiden yg terjadi.

C. Why (mengapa): menanyakan alasan terjadinya insiden.

D. When (kapan): menanyakan ketika terjadinya peristiwa.

E. Where (dimana): menanyakan lokasi terjadinya peristiwa.

F. How (bagaimana): menanyakan suasana & proses terjadinya insiden.

Baca pula:Teks Cerita Sejarah (Pengertian, Jenis-jenis, Struktur, Ciri-ciri, Kaidah)

Demikianlah artikel kali ini tentang Teks Berita (Pengertian, Struktur, Kaidah, Syarat, Unsur). Semoga bermanfaat bagi Anda. Sekian dan terimakasih.

3 Contoh Hikayat Abu Nawas Beserta Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik

3  Contoh Hikayat Abu Nawas Beserta Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik - Pada artikel hari ini kita akan membahas contoh dari Hikayat Abu Nawas Berdoa Minta Jodoh, Hikayat Abu Nawas Pesan Bagi Hakim, Hikayat Abu Nawas dan Lelaki Kikir.

Apa itu hikayat? Menurut Wikipedia, hikayat adalah salah satu bentuk karya sastra prosa melayu lama yang berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng.

Pada pembahasan kali ini kita akan mengetahui unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik Hikayat Abu Nawas. Untuk lebih jelasnya, marilah kita simak materi ini.

Baca juga:Struktur Teks Hikayat atau Unsur-Unsur pada Hikayat

#1 Hikayat Ketika Abu Nawas Berdoa Minta Jodoh Beserta Unsur Instrinsik dan Unsur Ekstrinsik

Hikayat Ketika Abu Nawas Berdoa Minta Jodoh Beserta Unsur Instrinsik dan Unsur Ekstrinsik.

Ada saja cara Abu Nawas berdoa supaya dirinya mendapatkan jodoh & menikah. Karena kecerdasan & semangat dalam dirinya, akhirnya Abu Nawas menerima istri yang anggun dan shalihah. Sehebat apapun kecerdasan Abu Nawas, ia tetaplah insan biasa. Kala masih bujangan, seperti pemuda lainnya, beliau juga ingin segera menerima jodoh kemudian menikah dan memiliki sebuah keluarga.

Pada suatu saat dia sangat tergila-gila pada seorang perempuan . Wanita itu benar-benar manis, pandai serta termasuk wanita yg pakar ibadah. Abu Nawas berkeinginan untuk memperistri wanita salihah itu. Lantaran cintanya begitu membara, ia pun berdoa dengan khusyuk kepada Allah SWT.

?Ya Allah, bila memang gadis itu baik buat saya, dekatkanlah kepadaku. Tetapi apabila memang menurutmu beliau buruk buatku, tolong Ya Allah, sekali lagi tolong pertimbangkan lagi ya Allah,? Ucap doanya dengan menyebut nama gadis itu & terkesan memaksa kehendak Allah.

Abu Nawas melakukan doa itu setiap selesai shalat 5 waktu. Selama berbulan-bulan beliau menunggu indikasi-tanda dikabulkan doanya. Berjalan lebih 3 bulan, Abu Nawas merasa doanya tidak dikabulkan Allah. Ia pun introspeksi diri.

?Mungkin Allah tidak mengabulkan doaku lantaran aku kurang pasrah atas pilihan jodohku,? Katanya dalam hati.

Kemudian Abu Nawas pun bermunajat lagi. Tapi kali ini ganti strategi, doa itu tidak diembel-embeli spesifik pakai nama si gadis, apalagi berani ?Maksa? Pada Allah seperti doa sebelumnya.

?Ya Allah berikanlah istri yg terbaik untukku,? Begitu suara doanya.

Berbulan-bulan beliau terus memohon pada Allah, tetapi Allah tidak juga mendekatkan Abu Nawas menggunakan gadis pujaannya. Bahkan Allah pula nir mempertemukan Abu Nawas menggunakan perempuan yang mau diperistri. Lama-lama beliau mulai risi jua.

Takut sebagai bujangan tua yang lapuk dimakan usia.

Ia pun memutar otak lagi bagaimana caranya berdoa dan mampu cepat terkabul. Abu Nawas memang cerdas. Tak kehabisan akal, dia pun merasa perlu sedikit ?Diplomatis? Dengan Allah. Ia pun mengubah doanya.

?Ya Allah, sekarang aku tidak minta lagi buat diriku. Aku hanya minta perempuan menjadi menantu Ibuku yang sudah tua & sangat aku cintai Ya Allah. Sekali lagi bukan untukku Ya Tuhan. Maka, berikanlah dia menantu,? Begitu doa Abu Nawas.

Barangkali karena keikhlasan & ?Keluguan? Abu Nawas tadi, Allah pun menjawab doanya.

Akhirnya Allah menakdirkan wanita cantik dan salihah itu sebagai istri Abu Nawas. Abu Nawas bersyukur sekali mampu mempersunting gadis pujaannya. Keluarganya pun berjalan mawaddah warahmah.

Analisis Unsur Intrinsik

Tema

Tentang bepergian hayati : Doa dan usaha Abu Nawas untuk mendapatkan pendamping hidup.

Alur

Alur yang digunakan Mundur, karena terdapat flashback.

  • Perkenalan: Ada saja cara Abu Nawas berdoa agar dirinya mendapatkan jodoh dan menikah. Karena kecerdasan dan semangat dalam dirinya, (paragraf 1)
  • Penyelesaian: akhirnya Abu Nawas mendapatkan istri yang cantik dan shalihah. Sehebat apapun kecerdasan Abu Nawas, ia tetaplah manusia biasa. (paragraf 1)
  • Masalah: Pada suatu ketika ia sangat tergila-gila pada seorang wanita. Wanita itu sungguh cantik, pintar serta termasuk wanita yang ahli ibadah. Abu Nawas berkeinginan untuk memperistri wanita salihah itu (paragraf 2)
  • Klimaks: Berbulan-bulan beliau terus memohon pada Allah, tetapi Allah tidak juga mendekatkan Abu Nawas menggunakan gadis pujaannya. Bahkan Allah pula nir mempertemukan Abu Nawas menggunakan perempuan yang mau diperistri. Lama-lama beliau mulai risi jua. Takut menjadi bujangan tua yang lapuk dimakan usia (paragraf 8)
  • Falling action: Ia pun memutar otak lagi bagaimana caranya berdoa dan bisa cepat terkabul.Abu Nawas memang cerdas. Tak kehabisan akal, ia pun merasa perlu sedikit “diplomatis” dengan Allah. Ia pun mengubah doanya. Akhirnya Allah menakdirkan wanita cantik dan salihah itu menjadi istri Abu Nawas. Abu Nawas bersyukur sekali bisa mempersunting gadis pujaannya. Keluarganya pun berjalan mawaddah warahmah (paragraf terakhir).

Penokohan

Abu Nawas: Ambisius, cerdas, cerdik, semangat, & tidak pantang menyerah/ tidak mudah putus harapan.

  • Bukti: Para paragraf 1 (pertama): "Ada saja cara Abu Nawas berdoa agar dirinya mendapatkan jodoh & menikah. Karena kecerdasan & semangat dalam dirinya,"

Sudut Pandang

Orang ketiga serba tahu, karena pengarang tahu hinggai si hati si tokoh Abu Nawas.

  • Bukti: Pada kalimat "Ia pun memutar otak lagi bagaimana caranya berdoa & sanggup cepat terkabul. Abu Nawas memang cerdas. Tak kehabisan akal, beliau pun merasa perlu sedikit ?Diplomatis? Menggunakan Allah. Ia pun mengubah doanyadanquot;.

Latar/Setting

Waktu: Pagi, siang, & malam hari dalam waktu berbulan-bulan.

  • Bukti: Abu Nawas melakukan doa itu setiap selesai shalat lima waktu. Selama berbulan-bulan ia menunggu tanda-tanda dikabulkan doanya. Berjalan lebih tiga bulan.

Tempat: Rumah atau Tempat Ibadah.

  • Bukti: Abu Nawas melakukan doa itu setiap selesai shalat lima waktu. Selama berbulan-bulan ia menunggu tanda-tanda dikabulkan doanya.

Suasana: Khusyuk dan Bahagia.

  • Bukti Khusyuk: Karena cintanya begitu membara, ia pun berdoa dengan khusyuk kepada Allah SWT.
  • Bukti Bahagia: Akhirnya Allah menakdirkan wanita cantik dan salihah itu sebagai istri Abu Nawas. Abu Nawas bersyukur sekali mampu mempersunting gadis pujaannya. Keluarganya pun berjalan mawaddah warahmah.

Amanat

Doa, usaha, ikthiar, dan tawakal lah, maka Allah SWT akan memberi apa yang kita mau/inginkan. Jodoh sudah berada ditangan Allah SWT.

Analisis Unsur Ekstrinsik

Nilai-nilai

  1. Nilai Moral, terdapat pada kalimat: Karena kecerdasan dan semangat dalam dirinya, akhirnya Abu Nawas mendapatkan istri yang cantik dan shalihah. Sehebat apapun kecerdasan Abu Nawas, ia tetaplah manusia biasa.
  2. Nilai Religius, terdapat pada kalimat: Abu Nawas melakukan doa itu setiap selesai shalat lima waktu.
  3. Nilai Sosial Budaya, terdapat pada kalimat: Aku hanya minta wanita sebagai menantu Ibuku yang sudah tua dan sangat aku cintai Ya Allah. Sekali lagi bukan untukku Ya Tuhan. Maka, berikanlah ia menantu

#dua Hikayat Abu Nawas: Pesan Bagi Hakim Beserta Unsur Instrinsik & Ekstrinsik

Hikayat Abu Nawas: Pesan Bagi Hakim Beserta Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik

Bapaknya Abu Nawas merupakan Penghulu Kerajaan Baghdad bernama Maulana. Pada suatu hari bapaknya Abu Nawas yg telah tua itu sakit parah dan akhirnya mangkat global.

Abu Nawas dipanggil ke istana. La diperintah Sultan (Raja) buat mengubur jenazah bapaknya itu sebagaimana tata cara Syeikh Maulana. Apa yang dilakukan Abu Nawas hampir tiada bedanya dengan Kadi Maulana baik mengenai tata cara memandikan jenazah hingga mengkafani, menyalati & men-do?Akannya. Maka Sultan bermaksud mengangkat Abu Nawas sebagai Kadi atau penghulu menggantikan kedudukan bapaknya.

Namun..,demi mendengar planning sang Sultan. Tiba-datang saja Abu Nawas yang cerdas itu datang-tiba nampak berubah sebagai gila.

Usai upacara pemakaman bapaknya. Abu Nawas merogoh btg sepotong btg pisang & diperlakukannya seperti kuda, dia menunggang kuda dari btg pisang itu sambil berlari-lari menurut kuburan bapaknya menuju rumahnya. Orang yang melihat menjadi terheran-heran dibuatnya.

Pada hari yang lain beliau mengajak anak-anak mini dalam jumlah yg cukup banyak untuk pulang ke makam bapaknya. Dan pada atas makam bapaknya itu ia mengajak anak-anak bermain rebana & bersuka cita.

Kini seluruh orang semakin heran atas kelakuan Abu Nawas itu, mereka menduga Abu Nawas telah menjadi gila lantaran ditinggal tewas oleh bapaknya.

Pada suatu hari ada beberapa orang utusan berdasarkan Sultan Harun Al Rasyid datang menemui Abu Nawas.

?Hai Abu Nawas kau dipanggil Sultan buat menghadap ke istana.? Kata wazir utusan Sultan.

?Buat apa sultan memanggilku, aku nir terdapat keperluan dengannya.? Jawab Abu Nawas menggunakan entengnya seperti tanpa beban.

?Hai Abu Nawas kau tidak boleh mengungkapkan seperti itu pada rajamu.?

?Hai wazir, kau jangan poly cakap. Cepat ambil ini kudaku ini dan mandikan pada sungai supaya higienis & segar.? Kata Abu Nawas sembari menyodorkan sebatang pohon pisang yg dijadikan kuda-kudaan.

Si wazir hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Abu Nawas. ?Abu Nawas kau mau apa nir menghadap Sultan?? Istilah wazir.

?Katakan pada rajamu, aku sudah tahu maka aku tidak mau.? Istilah

Abu Nawas.

?Apa maksudnya Abu Nawas?? Tanya wazir dengan rasa penasaran.

?Sudah pergi sana, bilang saja begitu kepada rajamu.? Sergah Abu Nawas sembari menyaruk debu & dilempar ke arah si wazir & sahabat-temannya.

Si wazir segera menyingkir berdasarkan halaman tempat tinggal Abu Nawas. Mereka laporkan keadaan Abu Nawas yang misalnya tidak waras itu pada Sultan Harun Al Rasyid.

Dengan geram Sultan berkata,?Kalian kolot semua, hanya menghadapkan Abu Nawas kemari saja tidak becus! Ayo pulang sana ke tempat tinggal Abu Nawas bawa beliau kemari dengan suka rela ataupun terpaksa.?

Si wazir segera mengajak beberapa prajurit istana. Dan menggunakan paksa Abu Nawas di hadirkan pada hadapan raja.

Tetapi lagi-lagi di depan raja Abu Nawas berlagak pilon bahkan tingkah-nya ugal-ugalan tidak selayaknya berada di hadapan seorang raja.

?Abu Nawas bersikaplah sopan!? Tegur Baginda. ?Ya Baginda, tahukah Anda????

?Apa Abu Nawas???

?Baginda?Terasi itu asalnya dari udang !?

?Kurang ajar kau menghinaku Nawas !?

?Tidak Baginda! Siapa bilang udang asal dari terasi??

Baginda merasa dilecehkan, ia naik pitam & segera memberi perintah kepada para pengawalnya.

?Hajar dia ! Pukuli beliau sebesar 2 puluh 5 kali.?

Wah-wah! Abu Nawas yg kurus kering itu akhirnya lemas tak berdaya dipukuli tentara yang bertubuh kekar.

Usai dipukuli Abu Nawas disuruh keluar istana. Ketika sampai pada pintu gerbang kota, beliau dicegat oleh penjaga.

?Hai Abu Nawas! Tempo hari waktu kau hendak masuk kekota ini kita telah mengadakan perjanjian. Masak kau lupa dalam janjimu itu? Apabila engkau diberi hadiah oleh Baginda maka kamu berkata: Aku bagi 2; engkau satu bagian, aku satu bagian. Nah, sekarang mana bagianku itu??

?Hai penjaga pintu gerbang, apakah kau benar-sahih menginginkan hadiah Baginda yang diberikan kepadaku tersebut??

?Lya, tentu itu kan sudah merupakan perjanjian kita??

?Balk, saya berikan semuanya, bukan hanya satu bagian!?

?Wah ternyata kau baik hati Abu Nawas. Memang harusnya begitu, kau kan sudah acapkali mendapat hibah berdasarkan Baginda.?

Tanpa banyak cakap lagi Abu Nawas mengambil sebatang kayu yg agak akbar lalu orang itu dipukulinya sebesar 2 puluh 5 kali.Tentu saja orang itu menjerit-jerit kesakitan dan menduga Abu Nawas telah sebagai gila.

Setelah penunggu gerbang kota itu klenger Abu Nawas meninggalkannya begitu saja, dia terus melangkah pulang ke rumahnya.

Sementara itu si penjaga pintu gerbang mengadukan nasibnya kepada Sultan Harun Al Rasyid.

?Ya, Tuanku Syah Alam, ampun beribu ampun. Hamba datang kemari mengadukan Abu Nawas yg sudah memukul hamba sebesar dua puluh lima kali tanpa suatu kesalahan. Hamba mohom keadilan berdasarkan Tuanku Baginda.?

Baginda segera memerintahkan pengawal untuk memanggil Abu Nawas. Setelah Abu Nawas berada di hadapan Baginda dia ditanya.?Hai Abu Nawas! Benarkah kau telah memukuli penunggu pintu gerbang kota ini sebesar 2 puluh lima kali pukulan??

Berkata Abu Nawas, ?Ampun Tuanku, sudah sepatutnya dia mendapat pukulan itu

?Apa maksudmu? Coba kau jelaskan seb orang itu?? Tanya Baginda.

?Tuanku,?Kata Abu Nawas.?Hamba & p. Mengadakan perjanjian bahwa bila?Hamba diberi hadiah tersebut akan dibagi 2. Satu bagian saya. Nah pagi tersebut hamba menerima hadial maka aku berikan pula hadiah dua puluh limi kali.

?Hai penunggu pintu gerbang, benarkah kau berjanji misalnya itu dengan Abu Nawas?? Tanya Baginda.

?Benar Tuanku,?Jawab penunggu pintu gerbang menerka bila Baginda memberikan bantuan gratis dalam abunawas.

?Hahahahaha??.!Dasar tukang peras,

sahut Baginda.?Abu Nawas tiada bersalah bahwa penjaga pintu gerbang kota Baghdad suka memeras orang! Kalau kau nir berubah saya akan memecat dan menghukum engkau !?

?Ampun Tuanku,?Sahut penjaga pintu gerbang.

Abu Nawas mengatakan,?Tuanku, hamba sue tiba-tiba diwajibkan hadir di tempat ini, pai Hamba mohon ganti rugi. Sebab jatah ketika lantaran panggilan Tuanku. Padahal besok r buat famili hamba.?

Sejenak Baginda melengak, terkejut ate datang-datang beliau tertawa terbahak-bahak,? Hahahah

Baginda lalu memerintahkan bem sekantong uang perak pada Abu Nawas. A hati gembira.

Tetapi sesampai pada rumahnya Abu Naw bahkan semakin nyentrik misalnya orang gila J

Pada suatu hari Raja Harun Al Rasyid rm menterinya.

?Apa pendapat kalian mengenai Abu N. Menjadi kadi??3

Wazir atau perdana meneteri berkata,?Melihat keadaan Abu Nawas yang semakin parah otaknya maka usahakan Tuanku mengangkat orang lain saja menjadi kadi.?

Menteri-menteri yang lain juga mengutarakan pendapat yg sama. ?Tuanku, Abu Nawas sudah menjadi gila karenanya dia tak layak menjadi kadi.?

?Baiklah, kita tunggu dulu sampai dua puluh satu hari, lantaran bapaknya baru saja mati. Jika tidak sembuh-sembuh jua bolehlah kita mencari kadi yang lain saja.?

Setelah lewat satu bulan Abu Nawas masih dinggap gila, maka Sultan Harun Al Rasyid mengangkat orang lain sebagai kadi atau penghulu kerajaan Baghdad.

Konon dalam seuatu pertemuan besar terdapat seseorang bernama Polan yg semenjak lama berambisi menjadi Kadi, la mensugesti orang-orang di kurang lebih Baginda buat menyetujui jika beliau diangkat menjadi Kadi, maka tatkala dia mengajukan dirinya sebagai Kadi kepada Baginda maka dengan mudah Baginda menyetujuinya.

Begitu mendengar Polan diangkat menjadi kadi maka Abu Nawas mengucapkan syukur pada Tuhan. ?Alhamdulillah?.. Saya sudah terlepas dari balak yg mengerikan.Tapi?.Sayang sekali kenapa hams Polan yang menjadi Kadi, kenapa tidak yang lain saja.?

Mengapa Abu Nawas bersikap seperti orang gila? Ceritanya begini: Pada suatu hari waktu ayahnya sakit parah dan hendak mati global ia panggil Abu Nawas untuk menghadap. Abu Nawas pun datang mendapati bapaknya yang sudah lemah lunglai.

Berkata bapaknya, ?Hai anakku, aku telah hampir mangkat . Sekarang ciumlah indera pendengaran kanan dan telinga kiriku.?

Abu Nawas segera menuruti permintaan terakhir bapaknya. La cium pendengaran kanan bapaknya, ternyata berbau harum, sedangkan yang sebelah kiri berbau sangat busuk.

?Bagamaina anakku? Sudah kau cium?? ?Benar Bapak!?

?Ceritakan menggunakan sejujurnya, baunya ke 2 telingaku ini.? ?Aduh Pak, benar-benar mengherankan, pendengaran Bapak yang sebelah kanan berbau harum sekali. Tapi? Yg sebelah kiri kok baunya amat busuk??

?Hai anakku Abu Nawas, tahukah apa sebabnya sanggup terjadi begini?? ?Wahai bapakku, cobalah ceritakan pada anakmu ini.?;

Berkata Syeikh Maulana.Tada suatu hari datang dua orang mengadukan masalahnya kepadaku. Yang seseorang aku dengarkan keluhannya. Tapi yg seorang lagi lantaran aku tak senang maka tidak kudengar pengaduannya. Inilah resiko sebagai Kadi (Penghulu). Apabila kelak kau suka sebagai Kadi maka kau akan mengalami hal yang sama, tetapi apabila kau nir suka sebagai Kadi maka buatlah alasan yang wajar agar kau tidak dipilih sebagai Kadi o!Eh Sultan Harun Al Rasyid. Tapi tidak mampu nir Sultan Harun AI.Rasyid pastilah permanen memilihmu menjadi Kadi.?

Nah, itulah sebabnya Abu Nawas pretensi sebagai gila. Hanya buat menghindarkan diri agar tidak diangkat sebagai kadi, seorang kadi atau penghulu dalam masa itu kedudukannya misalnya hakim yang memutus suatu kasus. Waiaupun Abu Nawas nir sebagai Kadi tetapi dia seringkali diajak konsultasi sang sang Raja buat memutus suatu kasus. Bahkan beliau kerap kali dipaksa tiba ke istana hanya sekedar buat menjawab pertanyaan Baginda Raja yg aneh-aneh dan nir wajar.

Analisis Unsur Instrinsik

Tema

Tentang Keadilan

Alur

Menggunakan alur maju-mundur. Karena si penulis menceritakan cerita yang tidak berurutan dari awal hingga akhir.

Setting/Latar

  • Latar tempat: Negeri Antah Berantah, Kerajaan Raja Baghdad, Rumah Abunawas, Rumah kadi.
  • Latar suasana: Bahagia, menegangkan, dan ramai.

Sudut Pandang

Sudut pandang pengarang adalah orang ketiga serba memahami.

Amanat

  • Kita harus banyak-banyak bersyukur.
  • Jangan selalu melihat ke atas, sekali-kali lihatlah kebawah, karena masih banyak orang yang hidupnya lebih menderita dari kita.
  • Hadapilah semua rintangan dan cobaan dalam hidup dengan sabar dan rendah hati.
  • Jangan memandang seseorang dari tampak luarnya saja, tapi lihatlah ke dalam hatinya.
  • Hendaknya kita dapat menolong sesama yang mengalami kesukaran.
  • Janganlah kita mudah menyerah dalam menghadapi suatu hal.
  • Hidup dan kematian, bahagia dan kesedihan, semua berada di tanan Tuhan, manusia hanya dapat menjalani takdir yang telah ditentukan.
  • Kita harus selalu bersikap adil

Analisis Unsur Ekstrinsik

Nilai-nilai

  1. Nilai Moral: Janganlah kita terlalu memaksakan kehendak yang kita mau kalau sebenarnya tidak mampu.
  2. Kita harus bersikap secara bijaksana dalam menghadapi segala sesuatu di dalam hidup kita.
  3. Nilai Budaya: Sebagai seorang raja kita harus bisa memberikan contoh teladan kepada rakyat kita.
  4. Nilai Sosial: Kita harus saling tolong-menolong terhadap sesama dan khusus untuk orang yang membutuhkan tanpa ada rasa pamrih.
  5. Hendaknya kita mau untuk berbagi supaya meringankan beban orang yang membutuhkan.
  6. Nilai Religius: Percayalah hanya kepada Tuhan bahwa Dialah yang menentukan nasib manusia.
  7. Jangan memeprcayai ramalan yang belum jelas kebenarannya.
  8. Nilai Pendidikan: Kita harus saling tolong-menolong terhadap sesama manusia dan pada orang yang membutuhkan tanpa mengharapkan balasan.

#3 Hikayat Abu Nawas dan Lelaki Kikir beserta Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik

Hikayat Abu Nawas dan Lelaki Kikir beserta Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik

Syahdan,disuatu masa hayati seorang laki2 yang punya sifat kikir (pelit).Beliau memiliki sebuah rumah yang relatif besar .Didalam rumah itu beliau tinggal beserta seorang istri & 3 orang anaknya yg masih kecil2.Laki2 ini merasa rumahnya sudah sangat sempit menggunakan keberadaannya dan keluarganya.Tetapi,untuk memperluas rumahnya,oleh lelaki merasa sayang buat mengeluarkan uang.Dia putar otak bagaimana caranya supaya ia bisa memperluas rumahnya tanpa mengeluarkan banyak.Akhirnya,ia mendatangi abunawas,seorang cerdik dikampungnya.Pergilah beliau menuju rumah abu nawas.

Si lelaki : ?Salam hai abunawas,semoga kamu selamat sejahtera.?

Abu nawas : ?Salam pula untukmu hai orang asing,terdapat apa gerangan engkau mendatangi kediamanku yang reot ini ??

Si lelaki kemudian menceritakan kasus yang dia hadapi.Abunawas mendengar menggunakan seksama.Setelah si lelaki selesai bercerita,abunawas tampak tepekur sesaat,tersenyum,kemudian beliau berkata :

?Hai fulan,jika kamu menghendaki kediaman yg lebih luas,belilah sepasang ayam,jantan & betina,lalu buatkan sangkar didalam rumahmu.Tiga hari lagi kau lapor padaku bagaimana keadaan rumahmu.?

Si lelaki bingung,apa hubungannya ayam menggunakan luas rumah,tapi ia tak membantah.Sepulang dari rumah abunawas,beliau membeli sepasang ayam,kemudian menyebarkan sangkar buat ayamnya didalam rumah.

Tiga hari lalu,beliau kembali kekediaman abunawas,menggunakan wajah berkerut.

Abunawas : ?Bagaimana fulan,telah bertambah luaskah kediamanmu??

Si lelaki : ?Boro boro ya abu.Apa engkau konfiden idemu ini nir galat?Rumahku tambah kacau menggunakan adanya ke 2 ekor ayam itu.Mereka membuat keributan & kotorannya berbau tak sedap.?

Abu nawas : ?( sembari tersenyum ) bila begitu masukkan sepasang bebek & buatkan sangkar didalam rumahmu.Kemudian balik 3 hari lagi.?

Silelaki terperanjat.Kemarin ayam kini bebek,memangnya rumahnya peternakan?.Atau sicerdik abunawas ini sedang kumat jahilnya?Tetapi seperti pertama kali,ia tak berani membantah,karena jangan lupa reputasi abunawas yang selalu berhasil memecahkan aneka macam perkara.Pergilah dia ke pasar,dibelinya sepasang bebek,lalu dibuatkannya kandang didalam rumahnya.

Sesudah 3 hari beliau pulang menemuai abunawas.

Abu nawas : ?Bagaimana fulan,kediamanmu sedah mulai terasa luas atau belum ??

Si lelaki : ?Aduh abu,ampun,jangan kau menegerjai saya.Waktu ini adalah ketika paling parah selama saya tinggal dirumah itu.Rumahku kini sangat seperti pasar unggas,sempit,padat,dan baunya bukan main.?

Abunawas : ?Waah,bagus jikalau begitu.Tambahkan seekor kambing lagi.Buatkan dia kandang didalam rumahmu jua.Lalu pulang kesini 3 hari lagi.?

Si lelaki : ?Apa kau telah gila abu ?Kemarin ayam,bebek dan sekarang kambing.Apa nir terdapat cara lain yang lebih normal??

Abunawas : ?Lakukan saja,jangan membantah.?

Lelaki itu tertunduk indolen,bagaimanapun juga yang memberi ilham merupakan abunawas,sicerdik pandai yang tersohor.Maka menggunakan pasrah pergilah ia ke pasar & membeli seekor kambing,lalu dia membuatkan kandang didalam rumahnya.

Tiga hari kemudian dia balik menemui abunawas

abunawas : ?Bagaimana fulan ? Telah membesarkah kediamanmu ??

Si lelaki : ?Rumahku sekarang benar2 sudah jadi neraka.Istriku mengomel sepanjang hari,anak2 menangis, seluruh hewan2 berkotek & mengembik,bau,panas,sumpek,betul2 parah ya abu.Tolong aku abu,jangan suruh saya beli sapi & mengandangkannya dirumahku,aku tidak sanggup ya abu.?

Abu nawas : ?Baiklah,kalau begitu,pulanglah kamu,kemudian juallah kambingmu kepasar,besok kau kembali buat menceritakan keadaan rumahmu.?

Si lelaki pergi sambil bertanya2 pada hatinya,kemarin disuruh beli,sekarang disuruh jual,apa maunya si abunawas.Tetapi,ia permanen menjual kambingnya kepasar.Keesokan harinya dia pulang kerumah abunawas.

Abu nawas : ?Bagaimana kondisi rumahmu hari ini ??

Si lelaki :?Yah,tidak mengecewakan lah abu,paling tidak bau berdasarkan kambing dan suara embikannya yg berisik telah tidak kudengar lagi.?

Abu nawas : ?Jika begitu juallah bebek2mu hari ini,besok kau balik kemari?

Si lelaki pulang kerumahnya & menjual bebek2nya kepasar.Esok harinya beliau pulang kerumah abunawas

abunawas : ?Jadi,bagaimana kondisi rumahmu hari ini??

Si lelaki : ?Syukurlah abu,menggunakan perginya bebek2 itu,rumahku jadi jauh lebih damai dan tidak terlalu sumpek & bau lagi.Anak2ku juga telah mulai berhenti menangis.?

Abunawas.Bagus.?Sekarang juallah ayam2mu kepasar & pulang besok ?

Si lelaki pulang dan menjual ayam2nya kepasar.Keesokan harinya dia balik dengan paras yg berseri2 kerumah abunawas

abunawas : ?Kulihat wajahmu cerah hai fulan,bagaimana kondisi rumahmu waktu ini??

Si lelaki :?Alhamdulillah ya abu,kini cita rasanya rumahku sangat lega karena ayam & kandangnya telah nir ada.Kini istriku sudah nir marah2 lagi,anak2ku pula telah tidak rewel.?

Abunawas : ?(sembari tersenyum) nah nah,kau lihat kan,kini rumahmu telah menjadi luas padahal kau nir menambah bangunan apapun atau memperluas tanah banguanmu.Sesungguhnya rumahmu itu relatif luas,hanya hatimu sempit sehingga kau tak melihat betapa luasnya rumahmu.Mulai kini kau harus lebih poly bersyukur karena masih banyak orang yg rumahnya lebih sempit darimu.Kini pulanglah kamu,& atur rumah tanggamu,dan banyak2lah bersyukur atas apa yg dirizkikan ilahi padamu,dan jangan banyak mengeluh.?

Silelaki pun termenung sadar atas segala kekeliruannya,dia terpana akan kecendikiaan sang tokoh & mengucap terima kasih dalam abunawas?

Analisis Unsur Instrinsik

Tema

Tentang bersyukur dengan apa yang telah kita miliki

Alur

Menggunakan alur maju, karena si penulis menceritakan peristiwa tersebut dari awal permasalahan sampai akhir permasalahan tanpa adanya flashback.

Setting/Latar

  • Latar tempat: Negeri Antah Berantah, Rumah lelaki kikir, Pasar, Rumah Abunawas.
  • Latar suasana: Bahagia, menegangkan, dan ramai.

Sudut Pandang

Sudut pandang pengarang adalah orang ketiga serba memahami.

Amanat

  • Kita harus banyak-banyak bersyukur.
  • Jangan selalu melihat ke atas, sekali-kali lihatlah kebawah, karena masih banyak orang yang hidupnya lebih menderita dari kita.
  • Hadapilah semua rintangan dan cobaan dalam hidup dengan sabar dan rendah hati.
  • Jangan memandang seseorang dari tampak luarnya saja, tapi lihatlah ke dalam hatinya.
  • Hendaknya kita dapat menolong sesama yang mengalami kesukaran.
  • Janganlah kita mudah menyerah dalam menghadapi suatu hal.

Analisis Unsur Ekstrinsik

Nilai-nilai

  1. Nilai Moral: Kita harus bersikap bijaksana dalam menghadapi segala persoalan di dalam hidup kita. Jangan kita terlalu memaksakan kehendak kita kalau sebenarnya itu tidak perlu.
  2. Nilai Budaya: Sebagai seorang ayah sebaiknya memberikan contoh tauladan yang baik kepada anak-anak dan istri.
  3. Nilai Sosial: Kita harus saling tolong-menolong terhadap sesama manusia dan kepada orang yang lebih membutuhkan tanpa rasa pamrih.
  4. Nilai Religius: Percayalah hanya kepada Tuhan bahwa Dialah yang menentukan nasib manusia.
  5. Jangan memeprcayai ramalan yang belum jelas kebenarannya.
  6. Nilai Pendidikan: Kita harus saling tolong-menolong terhadap sesama manusia dan pada orang yang membutuhkan tanpa mengharapkan balasan.

Baca pula:Hikayat [LENGKAP]: Pengertian, Jenis, Ciri, dan Struktur

Demikianlah artikel hari ini tentang 3 Contoh Hikayat Abu Nawas Beserta Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik . Semoga bermanfaat bagi Anda. Untuk membantu blog ini agar berkembang, kami mohon untuk share dan komentar ya. Sekian dan terimakasih.

Thursday, May 21, 2020

Teks Pantun (Pengertian, Ciri-ciri, Struktur, Jenis-jenis dan Contohnya)

Ensiklopediasli - Materi yang akan kita bahas kali ini mengenai pelajaran Bahasa Indonesia tentang Teks Pantun. Adapun yang akan dijelaskan yaitu pengertian pantun, ciri-ciri pantun, struktur pantun, jenis-jenis pantun, contoh pantun.

Arti kata pantun menurut KBBI yaitu bentuk puisi Indonesia (Melayu), tiap bait biasanya terdiri atas empat baris yang bersajak (a-b-a-b), tiap larik biasanya terdiri atas empat kata, baris pertama dan baris kedua biasanya untuk tumpuan (sampiran) saja dan baris ketiga dan keempat merupakan isi.

Teks Pantun (Pengertian, Ciri-ciri, Struktur, Jenis-jenis dan Contohnya)

Pengertian Teks Pantun

Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Pantun terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, bersajak akhir dengan pola a-b-a-b dan a-a-a-a.

Semua bentuk pantuk terdiri atas sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, sedangkan dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.

Ciri-ciri Pantun

1. Pada umumnya terdiri dari 4 baris/larik.

2. Satu bait terdiri dari 8-12 suku kata.

3. Baris pertama dan kedua merupakan sampiran

4. Baris ketiga dan keempat merupakan isi

5. Bersajak a-b-a-b atau a-a-a-a.

6. Sampiran dan isi merupakan inti yang terpisah.

7. Pantun merupakan sebuah karya yang bersifat anonim (pengarangnya tidak diketahui)

Struktur Pantun

Struktur Pantun Biasa

Baris pertama dan kedua merupakan sampiran, baris ketiga dan keempat merupakan isi.

1. Sampiran (pola a)

2. Sampiran (pola a atau b)

3. Isi (pola a)

4. Isi (pola a atau b)

Struktur Pantun Karmina

Baris pertama adalah sampiran, baris kedua adalah isi.

1. Sampiran

2. Isi

Stuktur Pantun Talibun

1. Sampiran

2. Sampiran

3. Sampiran

4. Isi

5. Isi

6. Isi

Jenis-jenis Pantun dan Contohnya

Jenis Pantun Berdasarkan keterkaitan Sampiran dan Isi

1. Pantun mulia

Dinamakan pantuk mulia apabila sampiran pada baris 1-2 fungsinya selain mempersiapkan lafal untuk isi sekaligus sebagai syarat dari isi pada baris ke 3-4.

Contoh:

Pabila kita menanam padi

Jangan menggarap bermalas malas

Pabila kita menanam budi

Jangan mengharap mendapat balas

2. Pantun tak mulia

Dinamakan pantun tak mulia apabila sampiran pada baris 1-2 fungsinya mempersiapkan lafal untuk isi, kata-kata dalam sampiran tidak berhubungan dengan isi pada baris 3-4.

Contoh:

Ke pasar membeli gitar

Jangan lupa beli sukun

Jika kamu ingin pintar

Belajarlah dengan tekun

Jenis Pantun Berdasarkan Isi

1. Pantun Anak-anak

Pantun bersuka cita : ungkapan perasaan kegembiraan atau kebahagiaan.

Pantun berduka cita : ungkapan kesedihan atau duka.

Contoh:

Lumba-lumba ikan pintar

Pandai bermain lingkaran api

Jika sudah tumbuh besar

Harus taat mami papi

2. Pantun Nasib atau Pantun Dagang

Pantun yang menggambarkan keadaan seseorang.

Contoh:

Pukul gendang kulit biawak

Sedikit tidak berdentum lagi

Hendak kemana untung ku bawa

Sedikitpun tidak beruntung lagi

3. Pantun Perkenalan

Pantun yang mengungkapkan pengenalan kepada seseorang dan ucapan ketika berkenalan.

Contoh:

Anak sekolah harus membaca buku

Biar lancar pelajaran di sekolahnya

Kalau belum tau namaku

Kenapa kamu tidak bertanya

4. Pantun Persahabatan

Pantun yang bertema persahabatan atau hubungan dengan teman.

Contoh:

Paling enak makan soto babat

Apalagi ditambah kecap

Paling demen punya sahabat

Rajin menolong tak banyak cakap

5. Pantun Adat

Pantun yang isisnya mengandung tentang adat istiadat dan kebudayaan.

Contoh:

Laksamana berbaju besi

Masuk ke hutan melanda-landa

Hidup berdiri dengan saksi

Adat berdiri dengan tanda

6. Pantun Agama

Pantun yang berisi tentang hal-hal yang berhubungan dengan keagamaan.

Contoh:

Banyak bulan perkara bulan

Bulan puasa bulan kita

Banyak Tuhan perkara Tuhan

Tuhan yang esa Tuhan kita

7. Pantun Budi

Pantun yang berisi tentang kesopanan, sikap dan perilaku.

Contoh:

Biarlah orang bertanam buluh

Mari kita bertanam padi

Biarlah orang bertanam musuh

Mari kita menanam budi

8. Pantun Jenaka/Lucu

Pantun yang bertujuan untuk menghibur pendengar.

Contoh:

Anjing bermain dengan tali

Kera duduk membaca koran

Bagaimana hati tak geli

Kepala botak suka sisiran

9. Pantun Kepahlawanan

Pantun yang berisi tentang semangat kepahlawanan, patriotisme dan kebangsaan.

Contoh:

Perahu paying layarnya merah

Berlayar menuju arah utara

Kris dipegang bermandikan darah

Adat pahlawan membela Negara

10. Pantun Kias

Pantun yang mengandung makna konotasi, perumpamaan dan biasanya memakai majas metafora.

Contoh:

Berburu ke padang datar

Dapatkan rusa belang kaki

Berguru kepalang ajar

Bagaikan bunga kembang tak jadi

11. Pantun Nasehat

Pantun yang berisi anjuran, himbauan dan nasihat yang baiknya dilaksanakan.

Contoh:

Kancil menulis di daun lontar

Ketika mentari telah bersinar

Belajar tak sekedar pintar

Namun menjadi pribadi benar

12. Pantun Cinta/Percintaan

Pantun yang isinya tentang cinta, kasih dan sayang.

Contoh:

Pasa Banjar ada di kota

Pergi belanja bawa uang saku

Bila kamu dikejar cinta

Sembunyi saja di dalam hatiku

13.Pantun Peribahasa

Pantun yang berisi tentang ungkapan yang pada umumnya memiliki susunan tetap.

Contoh:

Gunung Daik  bercabang  tiga

Nampak dari Kuala Deli

Buat  baik   berpada-pada

Buat  jaht  jangan  sekali

14. Pantun Teka-teki

Pantun yang berisi tentang terkaan atau tebakan terhadap pantun tersebut.

Contoh:

Diukur dijangka-jangka,

Burung merak burung angkasa,

Dengar tuan saya meneka,

Layang-layang gagah perkasa.

(Jawabannya: Kapal terbang)

15. Pantun Perpisahan

Pantun yang berisi tentang seseorang yang akan pergi ataupun ditinggalkan orang lain.

Contoh:

Bila ada sumur di ladang

Bisa saya menumpang mandi

Bila ada umur yang panjang

Bisa kita bersua lagi

Jenis Pantun Berdasarkan Suku Daerah

1. Pantun Sunda

Pantun Sunda merupakan seni pertunjukan berupa cerita tutur berbentuk sastra Sunda yang disajikan secara prolog, dialog, dan sering dinyanyikan.

Contoh:

Lamun ulin ka talaga

balikna sok barang bawa

lamun urang hayang surga

jalana nyaeta takwa

2. Pantun Banjar

Pantun Banjar adalah puisi rakyat berjenis hiburan yang dituliskan dan dilisankan dalam bahasa Banjar dengan bentuk mental dan bentuk fisik tertentu sesuai konvensi khusus yang elah berlaku dalam literatur folklor Banjar.

Contoh:

burung dara dalam sangkar

hiasi sangkarnya lawan pita

banyak banar binian nang langkar

hanya pian ding'ae nang ulun cinta

3. Pantun Betawi

Pantun betawi adalah pantun yang kuat karakteristiknya yang menunjukkan ekspresi spontan.

Contoh:

Banyak arus tapi banyak ikan

Ambil saringan di atas loteng

Abang kurus bukan kurang makan

Tapi karna keseringan mikirin eneng

Baca juga:Teks Berita (Pengertian, Struktur, Kaidah, Syarat, Unsur)

Demikianlah materi tentang Teks Pantun (Pengertian, Ciri-ciri, Struktur, Jenis-jenis dan Contohnya) . Semoga bermanfaat bagi Anda. Sekian dan Terimakasih.

Wednesday, May 20, 2020

Syair (Pengertian, Jenis-jenis, Ciri-ciri, dan Contoh)

Ensiklopediasli - Materi yang akan kita bahas kali ini mengenai pelajaran Bahasa Indonesia tentang Syair. Adapun yang akan dijelaskan yaitu pengertian syair, ciri-ciri syair, jenis-jenis syair, dan contoh syair.

Arti kata syair dari KBBI yaitu puisi usang yang tiap-tiap bait terdiri atas empat larik (baris) yg berakhir menggunakan bunyi yang sama.

Syair (Pengertian, Jenis-jenis, Ciri-ciri, dan Contoh)

Pengertian Syair

Syair adalah galat satu jenis puisi usang yg tiap-tiap bait terdiri atas empat baris (larik) yang berakhir menggunakan bunyi yg sama. Penyair yang berperan besar pada menciptakan syair spesial Melayu adalah Hamzah Fansuri menggunakan karyanya, diantaranya: Syair Perahu, Syair Burung Pingai, Syair Sidang Fakir, dan Syair Dagang.

Jenis-jenis Syair

1. Syair Agama

Syair Agama mulai diketahui di Indonesia ketika masuknya Agama Islam ke Indonesia. Terdapat beberapa jenis Syair Agama, yaitu: Syair Sufi, Syair ajaran Islam, Syair cerita Nabi, dan Syair nasihat.

dua. Syair Kiasan

Kiasan dalam syair ini digunakan sebagai sindiran atas peristiwa atau kejadian tertentu. Kiasan yang digunakan umumnya memaki peradaian objek tertentu seperti fauna, bunga, atau buah.

Tiga. Syair Panji

Syair ini bercerita tentang keadaan, insiden dan orang-orang yang berada pada dalam istana.

4. Syair Romantis

Syair ini bercerita kisah-kisah percintaan & kasih sayang, & jua merupakan kisah cerita masyarakat atau hikayat.

lima. Syair Sejarah

Syair sejarah dibuat dari suatu insiden, tokoh, atau tempat-tempat yg bersejarah.

Ciri-karakteristik Syair

  • Pada syair, irama terjadi pada setiap pertengahan baris (antara 4-6 suku kata)
  • Syair biasanya berisi tentang dongeng, cerita, petuah dan nasihat
  • Bahasa syair berbentuk kiasan
  • Makna dari syair ditentukan oleh bait-bait selanjutnya
  • Syair terdiri atas empat baris/larik dalam setiap baitnya
  • Setiap baris terdiri dari 8-14 suku kata
  • Dalam setiap bait syair, memberi arti sebagai satu kesatuan
  • Syair bersajak a-a-a-a
  • Syair ini tidak mempunyai sampiran, layaknya pantun. Jadi dalam syair, semua baris mengandung isi dan mempunyai makna

Contoh Syair Menurut Jenisnya

1. Syair Agama

?Janganlah engkau berbuat maksiat

Janganlah kamu berbuat dursila

Segeralah engkau bertaubat

Agar selamat dunia akhirat?

Oleh: Rizki Muhamad Iqbal & Ninda Ika Julyanti

dua. Syair Kiasan

Paksi Simbangan konon namanya

Cantik dan anggun sekalian lakunya

Matanya intan cemerlang cahayanya

Paruhnya gemala tiada taranya

Terbangnya Simbangan berperi-peri

Lintas pada Kampung Bayan Johari

Terlihatlah pada putrinya Nuri

Mukanya cemerlang manis berseri

Simbangan mengerling ke atas geta

Samalah sama berjumpa mata

Berkobaran arwah leburlah cinta

Letih & indolen rasa anggauta

Oleh: Sultan Badaroedin

Tiga. Syair Panji

Syair Ken Tambuhan

Jika tuan sebagai air

Kakang sebagai ikan dipasir

Kata nin tiada kakanda mungkir

Kasih kakang batin & lahir

Jika tuan menjadi bulan

Kakang menjadi pungguk merawan

Aria ningsun emas tempawan

Janganlah bercerai apalah tuan

Tuan laksana bunga kembang

Kakanda menjadi seekor kumbang

Tuanlah membari kakanda bimbang

Tiadalah kasihan tuan akan kakak

apabila tuan sebagai kayu rampak

Kakanda menjadi seekor merak

Tiadalah mau kakanda berjarak

Seketika pun tiada bisa beranjak

4. Syair Romantis

Sudah lama rasa ini terpendam pada hatiku

akan tetapi kau tak menganggap diriku

mungkin hatimu sudah tertutup untukku

ini memang jalan takdirku

diri ini terus terjatuh

karena kau pergi menjauh

akan tetapi ku tak mengeluh

& ku terus terjatuh

ku tau kau pergi tanpa alasan

meski jarak memisahkan

walau ku tau itu menyakitkan

wajib ku hadapi tanpa tangisan

aku memang bukan yg terbaik untukmu

& aku memang bukan yg terindah bagimu

walau hati terkoyak untukmu

ku permanen berdiri tegar tanpamu

lima. Syair Sejarah

Berhentilah kisah raja Hindustan,

Tersebutlah juga suatu perkataan,

Abdul Hamit Syah padaku Sultan,

Duduklah Baginda bersuka-sukaan

Abdul muluk putra Baginda,

Besarlah sudah cantik bangsawan belia,

anggun majelis usulnya syahdam

Tiga belas tahun umurnya terdapat.

Paras cantik amat sempurna,

Petah manjelis bijak laksana,

memberi hati bimbang gulana,

Kasih kepadanya mulya & hina.

Baca jua:Teks Pantun (Pengertian, Ciri-karakteristik, Struktur, Jenis-jenis dan Contohnya)

Demikanlah materi tentang Syair (Pengertian, Jenis-jenis, Ciri-ciri, dan Contoh) . Semoga bermanfaat bagi Anda. Sekian dan Terimakasih.

Urbanisasi (Pengertian, Tujuan, Penyebab, Dampak, Faktor)

Ensiklopediasli - Materi yang kita bahas kali ini tentang Urbanisasi. Adapun yang akan dijelaskan pada materi ini yaitu Pengertian Urbanisasi, Tujuan Urbanisasi, Penyebab Urbanisasi, Dampak Positif dan Negatif Urbanisasi, Faktor Pendorong dan Penarik Urbanisasi.

Arti Urbanisasi secara garis akbar yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota. Sedangkan arti Urbanisasi berdasarkan KBBI adalah perpindahan penduduk secara berduyun-duyun berdasarkan desa ke kota akbar.

Urbanisasi (Pengertian, Tujuan, Penyebab, Dampak, Faktor)

Pengertian Urbanisasi

Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Persebaran penduduk yg tidak merata antara desa dan kota membuat peningkatan penduduk yg asal berdasarkan kota menjadi sangat signifikan tanpa diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas generik, perumahan, aparat penegak aturan, penyedian pangan & lain sebagainya, hal ini tentunya menjadi suatu perkara yg harus diatasi & dicarikan jalan keluarnya.

Perpindahan itu sendiri dikategorikan menjadi 2 macam, yakni migrasi penduduk dan gerak penduduk. Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk menurut desa ke kota yg bertujuan buat menetap pada kota, sedangkan Mobilitas penduduk merupakan perpindahan penduduk yg hanya bersifat ad interim atau tidak menetap.

Tujuan Urbanisasi

1. Memperbaiki Perekonomian dalam Keluarga

dua. Meningkatkan Pengetahuan menggunakan menempuh pendidikan di kota

3. Mendapatkan fasilitas yg baik/memadai pada kota

4. Mewujudkan kesetaraan hak yang patut didapatkan sang warga negara

lima. Menekan nomor pertumbuhan pada desa

6. Memperoleh pekerjaan di kota

Penyebab Urbanisasi

1. Lapangan kerja di kota lebih banyak daripada pada desa

dua. Sarana & prasarana pada kota lebih lengkap/memadai daripada pada desa

3. Upah energi kerja di kota lebih tinggi daripada di desa

4. Kehidupan di kota lebih layak dan modern

lima. Pendidikan pada kota lebih berkualitas daripada pada desa

6. Banyak terdapat universitas ternama di kota

Dampak Urbanisasi di Kota dan Desa

Dampak Positif Urbanisasi bagi Pedesaan

  • Mengurangi jumlah pengangguran di pedesaan
  • Meningkatnya kesejahteraan masyarakat pedesaaan

Dampak Negatif Urbanisasi bagi Pedesaan

  • Kurangnya tenaga kerja dan potensi usia produktif di pedesaan
  • Berubahnya nilai dan norma masyarakat pedesaan

Dampak Positif Urbanisasi bagi Perkotaan

  • Terpenuhinya jumlah tenaga kerja
  • Meningkatnya kemajuan dan taraf hidup masyarakat di perkotaan

Dampak Negatif Urbanisasi bagi Perkotaan

  • Berkurangnya lahan atau pemanfaatan lahan yang kurang tepat
  • Pengangguran dan meningkatnya kerawanan sosial
  • Banyak terdapat kawasan kumuh
  • Kemacetan
  • Masalah kesehatan dan bertambahnya limbah

Faktor-Faktor Penyebab Urbanisasi

Faktor Pendorong Urbanisasi

  • Memiliki impian yang sangat kuat yaitu menjadi orang kaya
  • Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan yang bisa didapatkan di desa
  • Lahan pertanian semakin kecil/sempit
  • Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya
  • Terbatasnya sarana dan prasarana yang ada di desa
  • Diusir dari desa asal tempat tinggal

Faktor Penarik Urbanisasi

  • Banyaknya lapangan pekerjaan di kota
  • Sarana dan prasarana lebih lengkap
  • Kehidupan di kota lebih modern
  • Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi di kota lebih baik dan berkualitas.

Baca jua:Pengertian Urbanisasi, Transmigrasi, Imigrasi, Emigrasi, Sirkulasi, Ruralisasi

Demikianlah materi tentang Urbanisasi (Pengertian, Tujuan, Penyebab, Dampak, Faktor). Semoga bermanfaat bagi Anda. Sekian dan Terimakasih.

Identitas Nasional: Pengertian, Unsur, Bentuk, Peran, Hakikat, Dimensi

Identitas Nasional -Beberapa materi pokok untuk memahami identitas nasional meliputi: pengertian, unsur-unsur pembentuk, hakikat, peran, dimensi, faktor pembentuk, fungsi, dan tujuan identitas nasional.

Materi tentang identitas nasional/bangsa ini akan mengantarkan kalian kepada pemahaman tentang identitas nasional, pluralitas bangsa, filosofi bhineka tunggal ika, serta mengetahui unsur-unsur pembentuk identitas nasional berupa suku bangsa, kebudayaan bangsa, dan kondisi geografis.

Dipandang dari padanan katanya, identitas nasional yang terdiri dari istilah identitas yang berasal dari identity dan nasional yang berangkat dari kata nation, yang mana identitas (identity) dapat diterjemahkan sebagai karakter, ciri, tanda, jati diri ataupun sifat khas, sementara nasional (nation) yang artinya bangsa; maka identitas nasional itu merupakan sifat khas kepribadian/karakter suatu bangsa.

Konsep mengenai identas nasional sebuah konsep yang multidimensional dimana dikembangkan dan dianalisis oleh berbagai disiplin ilmu dan relevan dengan berbagai bidang penelitian.

Psikologi merupakan salah satu cabang ilmu yang mengkaji Identias Nasional sebagai kajian psikologi sosial.

Identitas Nasional: Pengertian, Unsur, Bentuk, Peran, Hakikat, Dimensi

Pengertian/Definisi Identitas Nasional

Istilah identitas nasional dapat disamakan dengan identitas kebangsaan. Secara etimologis, istilah identitas nasional berasal dari kata “identitas” dan “nasional”.

Kata "identitas" berasal dari kata identity yang memiliki pengertian harfiah ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang, kelompok atau sesuatu sehingga membedakan dengan yang lain. Mengacu pada pengertian tersebut, identitas tidak hanya merujuk pada individu atau perseorangan, tetapi juga pada kelompok.

Sedangkan kata “nasional” merupakan padanan dari kata nation yang artinya bangsa. Bangsa dalam pengertian sosiologis antropologis adalah persekutuan hidup masyarakat yang berdiri sendiri yang masing-masing anggota persekutuan hidup tersebut merasa satu kesatuan ras, bahasa, agama, dan adat istiadat.

Dengan demikian, “Nasional” menunjuk pada sifat khas kelompok yang memiliki ciri-ciri kesamaan, baik fisik seperti, budaya, agama, bahasa, maupun non-fisik seperti, keinginan, cita-cita, dan tujuan.

Dari uraian tersebut, dapat diperoleh pemahaman bahwa

Identitas nasional merupakan jati diri suatu bangsa atau kelompok masyarakat yang bersamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarahnya, yang dapat membedakannya dengan bangsa yang lain.

Unsur-Unsur Pembentuk Identitas Nasional

Unsur, Bentuk, Peran Identitas Nasional

Identitas nasional Indonesia pada saat ini terbentuk dari enam unsur yaitu sejarah perkembangan bangsa Indonesia, kebudayaan bangsa Indonesia, suku bangsa, agama, dan budaya unggul. Berikut ini gambaran umum mengenai unsur-unsur pembentuk tersebut:

1. Sejarah

Bangsa Indonesia mengalami kehidupan dalam beberapa situasi dan kondisi sosial yang berbeda sesuai perubahan jaman. Bangsa Indonesia secara ekonomis dan politik pernah mencapai era kejayaan di wilayah Asia Tenggara.

Kejayaan dalam bidang ekonomi bangsa Indonesia pada era pemerintahan kerajaan Majapahit dan Sriwijaya, rakyat mengalami kehidupan ekonomi yang sejahtera.

Sedangkan dalam bidang politik memiliki kekuasaan negara hingga seluruh wilayah nusantara yang meliputi wilayah jajahan Belanda (sekarang wilayah NKRI) hingga wilayah negara Filipina, Singapura, Malaysia, bahkan sebagian wilayah

Thailand.

2. Kebudayaan

Aspek kebudayaan yang menjadi unsur pembentuk identitas nasional adalah meliputi tiga unsur, yaitu akal budi, peradaban (civility), dan pengetahuan (knowledge).

  • Akal budi adalah sikap dan perilaku yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dalam interaksinya antara sesama (horizontal) maupun antara pimpinan dengan staf, anak dengan orang tua (vertikal), atau sebaliknya.
  • Peradaban (civility), peradaban yang menjadi identitas nasional bangsa Indonesia adalah dapat dilihat dari beberapa aspek yang meliputi aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan hankam.
  • Pengetahuan (knowledge). pengetahuan yang menjadi unsur pembentuk identitas nasional meliputi: prestasi anak bangsa dalam bidang olahraga bulutangkis dunia, karya anak bangsa dalam bidang teknologi pesawat terbang, yaitu pembuatan pesawat terbang CN 235, di IPTN Bandung, Jawa Barat, karya anak bangsa dalam bidang teknologi kapal laut, yaitu pembuatan kapal laut Phinisi, prestasi anak bangsa dalam menjuarai lomba olimpiade fisika dan kimia, dan sebagainya

3. Budaya Unggul

Budaya unggul adalah semangat dan kultur kita untuk mencapai kemajuan dengan cara ”kita harus mengubah, kita harus berbuat terbaik, kalau orang lain mampu, mengapa kita tidak mampu”.

4. Suku Bangsa

Identitas nasional dalam aspek suku bangsa adalah adanya suku bangsa yang majemuk. Majemuk atau aneka ragamnya suku bangsa dimaksud adalah terlihat dari jumlah suku bangsa lebih kurang 300 suku bangsa dengan bahasa dan dialek yang berbeda.

5. Agama

Identitas nasional dalam aspek agama adalah masyarakat agamis dan memiliki hubungan antarumat seagama dan antarumat beragama yang rukun. Indonesia merupakan negara multiagama, karena itu Indonesia dikatakan negara yang rawan disintegrasi bangsa. Untuk itu menurut Magnis Suseno, salah satu jalan untuk mengurangi risiko konflik antaragama perlu diciptakan tradisi saling menghormati

antara umat agama yang ada. Indonesia adalah negara yang agamis.

6. Bahasa

Bahasa adalah salah satu atribut bangsa di samping sebagai identitas nasional. Bahasa Indonesia dikenal sebagai bahasa melayu yang merupakan bahasa penghubung (lingua franca) berbagai etnis yang mendiami kepulauan nusantara.

Identitas nasional Indonesia dapat dirumuskan pembidangannya dalam tiga bidang sebagai berikut:

  1. Identitas Fundamental: yakni pancasila sebagai filsafat bangsa, hukum dasar, pandangan hidup, etika politik, paradigma pembangunan.
  2. Identitas Instrumental: yang meliputi UUD 1945 sebagai konstitusi negara, bahasa Indonesia sebagai persatuan, Garuda Pancasila sebagai lambang negara, Sang Saka Merah Putih sebagai bendera negara, Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan negara, dan Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan.
  3. Identitas Ilmiah: meliputi Indonesia sebagai negara kepulauan dan kemajemukan terhadap sukunya, agamanya, budayanya.

Bentuk Identitas Nasional

Setelah bangsa Indonesia bernegara, mulailah dibentuk dan disepakati segala sesuatu yang dapat menjadi identitas nasional Indonesia. Beberapa bentuk identitas nasional Indonesia adalah sebagai berikut.

1. Bahasa nasional

Bahasa nasional Indonesia adalah bahasa Indonesia, merupakan bahasa yang mempersatukan masyarakat Indonesia yang mempunyai bahasa kesukubangsaan yang beraneka ragam.

2. Bendera negara

Bendera negara Indonesia adalah bendera yang berwarna merah-putih. Merah melambangkan keberanian dan putih melambangkan kesucian.

3. Lagu kebangsaan

Indonesia Raya adalah lagu kebangsaan Indonesia yang diciptakan oleh Wage Rudolf Soepratman. Dinyanyikan pertama kali pada tanggal 28 Oktober 1928 saat dilaksanakan kongres pemuda II di Batavia.

4. Lambang negara

Lambang negara Indonesia adalah Garuda Pancasila. Lambang negara Indonesia berbentuk burung Garuda yang kepalanya menoleh ke sebelah kanan (dari sudut pandang Garuda), perisai berbentuk menyerupai jantung yang digantung dengan rantai pada leher Garuda. Lambang ini dirancang oleh Sultan Hamid II dari Pontianak, yang kemudian disempurnakan oleh Presiden Soekarno, dan diresmikan pemakaiannya sebagai lambang negara pertama kali pada Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat tanggal 11 Februari 1950.

5. Semboyan bangsa

Semboyan bangsa adalah Bhineka Tunggal Ika. Semboyan Bhineka Tunggal Ika adalah kutipan dari Kakawin Sutasoma karya Mpu Tantular.

6. Dasar falsafah negara

Dasar falsafah negara adalah Pancasila. Berisi lima nilai dasar yang dijadikan sebagai dasar filsafat dan ideologi dari negara Indonesia Pancasila merupakan identitas nasional yang berkedudukan sebagai dasar negara dan ideologi nasional Indonesia.

7. Konstitusi hukum dasar

Negara Indonesia adalah negara demokrasi yang berdasarkan atas hukum, oleh karena itu segala aspek dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara diatur dalam suatu sistem peraturan perundang-undangan.

8. Bentuk negara

Dalam UUD 1945 pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa negara Indonesia negara kesatuan yang berbentuk republik.

9. Konsepsi wawasan nusantara

Konsepsi wawasan nusantara sebagai cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang beragam dan memiliki nilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.

10. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai kebudayaan nasional

Berbagai kebudayaan dari kelompok-kelompok suku bangsa di Indonesia yang memiliki cita rasa tinggi, dapat dinikmati dan diterima oleh masyarakat luas merupakan kebudayaan nasional. Kebudayaan nasional adalah puncak-puncak kebudayaan daerah.

Peran Identitas Nasional

  1. Sarana untuk menumbuhkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
  2. Perekat dalam pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
  3. Penghargaan atas hasil karya monumental para pendiri bangsa.

Hakikat Identitas Nasional

Hakikat, Dimensi, Faktor Identitas Nasional

Kata nasional merujuk konsep kebangsaan. Kata nasional tersebut merupakan kelompok-kelompok persekutuan hidup yang lebih besar dari sekadar pengelompokan berdasar pada ras, agama, budaya, bahasa, dan sebagainya. Oleh karena itu, identitas bangsa lebih cenderung pada pengertian politik (political unity). Adapun faktor lahirnya identitas bersama atau kelompok.

1. Primordial

Faktor primordial meliputi ikatan kekerabatan (darah dan keuarga), kesamaan suku bangsa, derah asal, bahasa, dan adat istiadat. Faktor  primordial merupakan identitas yang menytukan masyarakat sehingga mereka dapat membentuk bangsa-negara. Contoh, Yahudi membentuk negara Israel.

2. Sakral

Faktor sakral dapat berupa kesamaan agama yang dipeluk masyarakat atau ideologi yang diakui masyarakat yang bersangkutan. Agama dan ideologi merupakan faktor sakral yang dapat membentuk bangsa-negara.

3. Tokoh

Kepemimpinan para tokoh yang disegani dan dihormati masyarakat pada suatu tempat, berpengaruh besar tehadap masyarakat tersebut. Karena seorang pemimpin dianggap sosok yang patut dipatuhi dalam setiap perkataan baiknya yang menyangkut kemaslahatan bersama dalam kehidupan bermasyarakat.

4. Kesatuan dalam pluralitas kehidupan

Kesatuan di Indonesia dilambangkan dalam kalimat bhineka tungal ika atau dalam istilah asingnya adalah unity in diversity. Kesatuan dalam pluralitas disini maksudnya adalah Kesetiaan suatu warga bangsa pada lembaga negara sebagai pemerintahnya tanpa menghilangkan keterikatan suku bangsa adat, ras, dan agamanya.

5. Sejarah

Pandangan yang sama diantara warga tentang sejarah mereka dapat menyatukan diri dalam satu bangsa. Seperti rasa senasib sepenanggungan yang menimbulkan rasa kedekatan tersendiri dalam masyarakat.

6. Perkembangan ekonomi

Perkembangan ekonomi akan melahirkan spesialisasi pekerjaan dan profesi sesuai dengan macam kebutuhan masyarakat seiring perkembangan era.

7. Kelembagaan

Berupa lembaga pemerintahan dan politik, seperti birokrasi, angkatan bersenjata, pengadilan, dan partai politik. Lembaga tersebut didirikan dengan tujuan untuk melayani dan mempertemukan warga tanpa membeda-bedakan asal-usul dan golongannya dalam masyarakat kerja. Dengan demikian perilaku lembaga dapat mempersatukan warga sebagai satu bangsa.

Dimensi Identitas Nasional

Secara umum terdapat beberapa dimensi yang menjelaskan kekhasan suatu bangsa. Unsur-unsur identitas itu secara normatif, berbentuk sebagai nilai, adat istiadat, bahasa, dan letak geografis. Beberapa dimensi dalam identitas nasional antara lain:

1. Pola perilaku

Pola perilaku adalah gambaran yang terwujud dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya: hormat kepada orangtua, gotong royong dan lain sebagainya.

2. Lambang-lambang

Lambang adalah sesuatu yang menggambarkan tujuan dan fungsi negara. Misalnya: bendera, bahasa, dan lagu kebangsaan.

3. Alat-alat perlengkapan

Sejumlah perangkat atau alat-alat perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan yang berupa bangunan, peralatan dan teknologi. Misalnya: Masjid, Gereja.

4. Tujuan yang ingin dicapai

Tujuan ini bersifat dinamis dan tidak tetap seperti: budaya unggul, presentasi dalam bidang tertentu.

Faktor-faktor Pembentuk Identitas Nasional

Suatu penelitian dari Institut Teknologi Bandung (ITB) di akhir tahun 2004 menemukan bahwa ada enam faktor yang menentukan keberhasilan, yaitu:

  1. Kreativitas;
  2. Percaya diri/memegang prinsip;
  3. Mentalisme berkelimpahan;
  4. Integritas;
  5. Idealisme; dan
  6. Kompetensi.

Kelahiran identitas nasional suatu bangsa ditentukan oleh beberapa faktor yang mendukung. Adapun hal (keadaan, peristiwa) yang memengaruhi lahir/terbentuknya identitas nasional yaitu:

  1. Faktor objektif yang meliputi faktor geografis-ekologis dan demografi;
  2. Faktor subjektif yang meliputi faktor historis, sosial, politik dan kebudayaan.

Menurut Ramlan Surbakti (1999) meliputi primordial, sakral, tokoh, kesediaan bersatu dalam perbedaan, sejarah, perkembangan ekonomi, dan kelembagaan.

  1. Faktor primodial merupakan identitas yang khas untuk menyatukan masyarakat Indonesia sehingga mereka dapat membentuk bangsa negara.
  2. Faktor sakral dapat berupa kesamaan agama yang dipeluk masyarakat atau ideologi doktriner yang diakui oleh masyarakat yang bersangkutan.
  3. Tokoh. Kepemimpinan dari para tokoh yang disegani dan dihormati oleh masyarakat dapat pula menjadi faktor yang menyatukan bangsa negara.
  4. Prinsip kesediaan warga bangsa bersatu dalam perbedaan (unity in deversity). Yang disebut bersatu dalam perbedaan adalah kesediaan warga bangsa untuk setia pada lembaga yang disebut negara dan pemerintahnya tanpa menghilangkan keterikatannya pada suku bangsa, adat, ras, agamanya.
  5. Sejarah. Persepsi yang sama diantara warga masyarakat tentang sejarah mereka dapat menyatukan diri dalam satu bangsa.
  6. Perkembangan ekonomi (industrialisasi) akan melahirkan spesialisasi pekerjaan profesi sesuai dengan aneka kebutuhan masyarakat. Semakin tinggi mutu dan variasi kebutuhan masyarakat, semakin saling tergantung diantara jenis pekerjaan.
  7. Lembaga-lembaga pemerintahan dan politik. Lembaga-lembaga itu seperti birokrasi, angkatan bersenjata, pengadilan, dan partai politik. Lembaga-lembaga itu melayani dan mempertemukan warga tanpa membeda-bedakan asal usul dan golongannya dalam masyarakat. Kerja dan perilaku lembaga politik dapat mempersatukan orang sebagai satu bangsa.

Tujuan Identitas Nasional

Tujuan utama dari identitas nasional tentunya adalah untuk memupuk rasa nasionalisme yang ada pada suatu bangsa. Sehingga tercipta kerukunan didalam suatu bangsa. Semakin jelas identitas suatu bangsa maka semakin bertambah pula nasionalisme yang mengalir pada bangsa tersebut.

Seperti yang sudah diketahui bahwa identitas/jatidiri nasional itu adalah jatidiri yang dimiliki oleh warganegara / sukubangsa dari suatu negara/Indonesia.

Sebagaimana identitas itu muncul dan ada dalam interaksi yang menimbulkan kebudayaan. Maka kebudayaan itu menjadi pedoman bagi manusia untuk berbuat dan bertingkah laku.

Seorang yang memiliki identitas nasional, ia harus bangga mengakui Indonesia sebagai negaranya. Karena salah sau cirri identitas / jatidiri nasional orang Indonesia adalah orang yang memiliki peradaban tinggi.

Jika kita merasa bahwa diri kita adalah bagian dari bangsa Indonesia maka konsekuensinya kita harus berbuat apa terhadap Indonesia, apa yang harus kita lakukan agar Indonesia baik dimata semua orang dan dunia.

Fungsi Identitas Nasional

Adapun fungsi identitas nasional secara umum, sebagai berikut:

  • Sebagai pemersatu bangsa.
  • Sebagai ciri khas yang membedakan sebuah bangsa dari bangsa yang lain.
  • Sebagai pegangan atau landasan bagi sebuah negara untuk berkembang atau mewujudkan potensi yang dimiliki.

Baca juga: 7 Sejarah Perkembangan Pers di Indonesia

Demikianlah artikel hari ini tentang Identitas Nasional: Pengertian, Unsur, Bentuk, Peran, Hakikat, Dimensi. Semoga bermanfaat bagi Anda. Untuk membantu blog ini agar berkembang, kami mohon untuk share dan komentar ya. Sekian dan terimakasih.

Referensi: hxxp://safaat.lecture.ub.ac.id/files/2016/09/IDENTITAS-NASIONAL-I.pdf

hxxp://lp4.itb.ac.id/wp-content/uploads/3.-Identitas-Nasional.pdf

hxxp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42405/3/Chapter%20II.pdf

hxxps://scazda.wordpress.com/2012/03/26/identitas-nasional/

hxxp://learningmoslemway.blogspot.co.id/2009/06/hakikat-dan-dimensi-identitas-nasional.html

hxxps://www.pendidikanku.org/2016/11/pengertian-identitas-nasional.html

hxxp://klinikppkn.blogspot.co.id/2016/04/faktor-faktor-pembentuk.html

hxxp://agustinapratamasari.blogspot.co.id/2011/11/cirri-bentuk-identitas-nasional.html

hxxp://likulros.blogspot.co.id/2012/10/identitas-nasional.html

hxxp://i-nasional.blogspot.co.id/2013/05/pengertian-identitas-nasional-secara.html