Kangsa Adu Jago (pedhalangan gaya Yogyakarta)
Latar Belakang :
Pada ketika Prabu Basudewa sedang berburu dihutan didampingi adiknya Haryaprabu Rukma, sangg Prabu menerima firasat buruk. Lalu disuruhnya Rukma buat kembali ke Kraton MAndura. Disaat yang sama, Prabu Gorawangsa yang tahu keraton MAndura sedang ditinggal Basudewa kemudian menyamar menjadi Basudewa & meniduri si Dewi Maerah.
Betapa kagetnya, Rukma waktu beliau menemukan Prabu Basudewa sudah terdapat di Kraton MAndura, lalu terjadilah perng tanding, Prabu Gorawangsa lari.
Kejadian itu kemudian dilaporkan ke Prabu BAsudewa, Prabu basudewa kemudian memutuskan bahwa Dewi Maerah wajib pada hukum tewas pada hutan. Rukma yang diberi tugas tadi nir hingga hati kemudian meninggalkan dewi Maerah pada tengah hutan. Disana Dewi MAerah melahirkan putra raksasa atas bantuan pertapa super besar, Resi KAla.
Di tempat lain Prabu Gorawangsa yang hendak pergi ke Guwabarong bertemu dgn Prabu Pandu, ketika itu terjadi pertempurn & Prabu Gorawangsa mangkat . Setelah dewasa,Kangsa hendak pulang mencari ayahnya & diberi tahu bahwa ayahnya adalah raja mandura, Prabu BAsudewa.
Ditengah bepergian Kangsa bertemu menggunakan MAhapatih GUwabarong, Ditya Kala Suratimantra yang jua adik dari Prabu Gorawangsa. Dan mereka pun kemudian menuju ke MAndura.
Akhirnya Prabu Basudewa bersikap lunak dan menaruh Sengkapura dan mengangkat KAngsa menjadi Prabu Anom. Untuk menghindari hal2 yang nir diinginkan, maka putra-putra mandura diasingkan ke Widarakandang & didik oleh Demang Sagupa
Jejer Sengkapura
Prabu Anom Kangsa dihadap sang Suratimantra. Kangsa sangan risau karena beliau ingin membunuh putra mahkota MAndura, Kakrasana dan NArayana tetapi nir ketemu-ketemu. PAtih Suratimantra mengusulkan mengadakan adu jago untuk memancing putra mahkota keluar dan juga untuk melakukan Coup d'etat.
Jejer Mandura
Prabu Basudewa dihadap Harya Prabu Rukma, Ugrasena dan patih. Yg dibicarakan merupakan ulah kangsa yang meresahkan & jua keamanan putra-putra mandura. Tiba2 datanglah KAngsa diiringi Suratimantra dan mengungkapkan tentang usul adu jago apabila Prabu Basudewa menolak lengser.
Jejer III Adegan Widarakandang
Demang Sagopa dihadap NAryana, Kakrasana, Nyai Sagupi, Udawa dan Dewi Rara Ireng. Kesemuanya membicarakan keadaan MAndura yang semakin gawat setelah Kangsa mengadakan acara adu JAgo. Setelah itu Demang antagopa menaruh masukan-masukan & nasihat kepada para putra MAndura.
Adegan Guwabarong
Suratimantra menyiapkan pasukan raksasa untuk bersiaga di tapal batas kerajaan mandura selama adu jago berlangsung dengan tujuan NArayana & Kakrasana nir lari.
Ditengah Hutan
Para Pandawa sedang menghadap Dewi Kunti bertemu dengan Udawa. & Udawa kemudian menyampaikan maksut kedatangannya buat meminta bantuan Bima menjadi jago Kerajaan Mandura. BIma menyangupi & lalu pulang bersama Arjuna.
Di tengah jalan keduanya dihadang sang super besar menurut Guwabarong yang diperintahkan sang Suratimantra menjada tapal batas kerajaan, namun kesemuanya bisa di kalahkan.
Alun-Alun Mandura
Alun alun telah dipenuhi penonton yang kebanyakan mnengharapkan jago mandura menang. Kangsa mengajukan Suratimantra sebagai JAgonya. & Bima maju sebagai jago MAndura.
Pertempuran sengit terjadi. Berkali2 Suratimantra mati, tubuhnya dimasukkan ke air panguripan lalu hayati lagi.
Di loka lain Arjuan yang sedang manyaksikan pertempuran itu sebagai cemas lantaran Suratimantra selalu hayati terus. Atas NAsehat Semar Arjuna kemudian memasukkan Pusaka Pulanggeninya ke kaldera panuripan tersebut sebagai akibatnya air tadi sebagai air keras.
KAli ini setelah meninggal dan oleh kangsa dimasukkan ke Kawah panguripan yang tterjadi bukannya Suratimantra hidup lagi tapi malah tubuhnya hancur.
Kangsa lalu mengamuk pada alun-alun, & kali ini lawannya adalah Kakrasana & NAryana. Sesudah melalui pertempuran sengit akhirnya kangsa bisa dibunuh oleh Negala dan Cakra milik Baladewa & Kresna.
Para super besar yg tiba menyerang dapat dikalahkan sang Kakrasana, BIma, Arjuna & NArayana.
Adegan Mandura.
Prabu BAsudewa dihadap KAkrasana, Narayana, Bima dan Arjuna. PRabu BAsudewa membicarakan trimakasihnya kepada Bima dan Arjuna yang telah menyelamatkan kerajaan MAndura menurut kekacauan. Dan pula Prabu BAsudewa menyatakan dirinya akan mundur menjadi raja MAndura & diantikan oleh putra mahkota, Kakrasana menggunakan gelar Prabu Baladewa.
Tancep Kayon
sumber : http://www.Pitoyo.Com/