Pada suatu malam Bima bermimpi bertemu dengan Pandu, ayahnya yg sudah usang berada di alam baka. Bima sangat murung melihat Pandu beserta Madrim, isterinya, tersiksa pada neraka.
Ketika terbangun Bima merenung. Jiwanya bergejolak, menduga para tuhan nir adil, lantaran ketika hidupnya Prabu Pandu sudah banyak pengorbanannya dan berjuang buat kedamaian & ketenteraman dunia.Timbul hasratnya ingin membebas- kan ke 2 orang tuanya dari siksa
neraka.
Niatnya itu kemudian disampaikan kepada Semar, seorang abdi Pandawa dan sekaligus berperan menjadi pamong agung. Semar lalu menyarankan supaya Bima memenuhi Batara Guru pada kahyangan.
Bima lalu masuk ke pada sanggar pemujaan untuk melakukan samadi. Beberapa usang lalu sukma Bima sudah dapat keluar & melesat berdasarkan raganya & segera menuju kahyangan. Bima langsung menghadap Batara Pengajar.
"Bima. Ketahuilah bahwa meskipun Pandu ayahmu itu telah banyak jasanya pada menjaga ketenteraman dunia ini, tetapi pula ada dosanya yang cukup akbar. Pandu pernah membunuh kijang yang sedang berkasih-kasihan dengan betinanya.
Sedangkan yg sebenarnya fauna kijang itu merupakan penjelmaan berdasarkan seseorang brahmana sakti yg bernama Kimindama. Dan ayahmu kena kutuk menurut sang brahmana tadi, yg kutukannya kelak akan disiksa dalam neraka." Demikian kabar berdasarkan Batara Guru kepada sang Bima.
"Sudah relatif lama ayahku Pandu & mak Madrim tersiksa pada pada neraka yg panas membara. Kukira semua ini sudah seimbang antara penderitaannya menggunakan dosa yg diperbuatnya semasa hidupnya.
Sekarang aku minta ayah & bunda Madrim buat segera dibebaskan berdasarkan siksa neraka & dinaikkan ke loka yang terhormat yaitu sorga." Jawab Bima tegas.
"Tetapi bukan itu saja dosa ayahmu. Pandu itu semasa hidupnya jua pernah meminjam Lembu Andini. Lembu itu bukannya dihormati sebagai hewan suci berdasarkan kahyangan akan tetapi malah kebalikannya bahkan ditungganginya buat bersenang-bahagia berbulan madu berdua bersama menggunakan Madrim kekasihnya.
"Ya, dosa itupun telah ditebus dengan penderitaan yg maha berat di pada siksa neraka yg sangat panas.
Jadi perkenankan ayah & ibu Madrim mengakhiri segala derita yang ia jalani itu dan segera diangkat ke alam swargaloka." Seru Bima.
"Baiklah, akan namun hanya kau menjadi anaknya yang berbakti yg bisa mengangkat ke 2 orang tuamu menurut neraka."
Bima kemudian pulang ke kaldera Candradimuka. Lumpur barah pada alam kaldera bergolak dengan dahsyatnya, seolah-olah akan menelan apa saja yg masuk ke dalamnya. Tampak pada dalam kaldera Pandu & Madrim mengalami siksaan yg maha berat yg nir sementara waktu bahkan berbulan-bulan selama berbulan-bulan.
Hancur luluh hati perasaan hati Bima menyaksikan derita ke 2 orang tuanya yang dicintainya itu tersiksa.
Dan pada saat itu juga berkobar tekadnya buat dapat membebaskan keduanya dengan segala cara.
Tanpa ragu-ragu lagi Bima melompat ke dalam kaldera Candradimuka yg panas & bergejolak itu.
Keajaibanpun segera terjadi. Begitu Bima mencebur ke pada kawah, kobaran api kaldera itu seketika menjadi reda dan usang kelamaan padam sama sekali, hilang panasnya sama sekali. Kawah Candradimuka berubah sejuk.
Pandu dan Madrim waktu melihat anaknya Bima, menghampirinya segera dipeluknya dengan penuh kerinduan.
Dan dalam ketika itu jua para bidadari segera berdatangan menjemput Pandu & Madrim. Keduanya lalu dibimbing keluar berdasarkan kaldera Candradimuka & diiringkan menuju swargaloka.
Tidak terlukiskan betapa sukacitanya rasa hati Bima menyaksikan insiden itu. Perjuangannya membebaskan penderitaan kedua orang tuanya berhasil sudah.
Dengan rasa lega & puas Bima kemudian kembali ke kerajaan dan eksklusif menuju sanggar pemujaan. Sukmanya telah menyatu & balik dengan raganya.
Bima kemudian masuk ke istana Amarta, menemui Kunti, ibu kandungnya beserta saudara-saudara Pandawa lainnya. Segala pengalamannya kemudian diceritakan kepada mereka.
Semuanya mendengarkan kisah Bima dengan penuh ketegangan dan disertai kekaguman yg luar biasa atas perjuangan Bima.
Di kerajaan Amarta para Pandawa lalu menyelenggarakan upacara kudus, berdoa beserta & bersyukur atas karunia Sang Maha Pencipta.
Mereka memuji ketabahan Bima pada memperjuangkan nasib ke 2 orang tuanya sebagai akibatnya terbebas menurut derita neraka.
Sejak itu para Pandawa semakin merasakan kedamaian & ketentraman. Tugas dan kewajibannya menjadi satria buat melindungi dunia berdasarkan musuh-musuh yg angkara marah semakin dipergiat.
Demi kesejahteraan umat insan & ketentraman jagad raya.
Diambil berdasarkan : http://maswahyu.Blogspot.Com/2003/11/pandu-swarga.Html