Alkisah, suatu waktu seluruh senjata pada kerajaan Amarta, tempatnya para Pandawa, mendadak raib tanpa bekas. Sudah dicari kemana-mana nir jua ditemukan. Sampai akhirnya mereka meminta bantuan kepada saudara mereka, yakni para Kurawa.
Kurawa, atas impak Durna, bukannya membantu malah menduga keadaan ini sebagai kesempatan buat menyerang Pandawa. Maka disusunlah planning penyerangan. Meskipun Pandawa menjadi sakti karena persenjataan yang dimiliki, namun poly juga ksatria Amarta yang sakti meski tanpa senjata, misalnya Antasena dan Antareja menggunakan kekuatannya. Karenanya perlu dipersiapkan kekuatan secara fisik buat menghadapi Pandawa.
Di tengah persiapan penyerangan itu, di negara lain yang bernama Cundorante, sedang terjadi bencana penyakit parah. Berbagai cara telah dicari, dan akhirnya diketahui bahwa bala tadi dapat dihilangkan menggunakan penyerahan tumbal. Maka dikirimlah 2 jin, Pesatnyowo & Sambernyowo, menjadi utusan buat mencari tumbal yang dimaksud, yakni Durna dan Patih Sengkuni menurut Astina.
Durna & Sengkuni yg sedang menyiapkan pasukan Kurawa di hutan Kurumanggolo, berhasil diculik oleh 2 utusan Cundorante. Gegerlah Kurawa, lantaran tanpa kedua wayang itu mereka akan lemah.
Eswatama, anak dari Durna, meminta donasi kepada Adipati Karna. Segera Adipati Karna berhasil mengejar kedua jin & berhasil mendesak mereka. Lantaran hampir kalah, jin meminta donasi ular besar bernama Nogorangsang, yang lalu berhasil menciptakan buta ke 2 mata Adipati Karna.
Dalam keadaan buta, Adipati Karna ditolong oleh Baladewa dan dibawa ke Kresna buat diobati. Mereka berjalan melewati lembah dan gunung buat ke loka Kresna.
Sementara Arjuna yg sedang bertapa pada rangka mencari senjata Pandawa yang hilang, mendengar rintihan Sengkuni yg dibawa lari sang jin Pesatnyowo. Segera dia pakai minyak Jayengkaton pemberian ayahnya. Dengan mengoleskan minyak Jayengkaton ke matanya, dia bisa melihat segala mahluk halus di sekitarnya.
Petruk sempat melarang Arjuna yg hendak menolong Durna & Sengkuni, lantaran pada masa bertapa, wayang tidak boleh melakukan aksi apapun, sebab hal tadi dapat membatalkan pertapaan.
Namun Arjuna menolak nasehat Petruk, dan nekat mencegat dua jin tadi. Maka terjadilah pertempuran sengit. Sayangnya Arjuna kalah & meninggal.
Petruk menjadi abdi Arjuna, mencari cara buat menyembuhkan tuannya. Dengan keprihatinan yg mendalam, Petruk akhirnya sampai pada kerajaan para jin, pada gua Seluman. Dengan tipu dayanya, Petruk berhasil membawa senjata bernama kembang Condro Urawan milik raja jin dan dibawanya buat menyembuhkan Arjuna.
Setelah sembuh, Petruk berpesan kepada Arjuna agar nir usah menolong Durna, akan tetapi fokus saja mencari senjata Pandawa yang hilang. Arjuna setuju & meminta maaf, kemudian pulang melanjutkan pencarian senjata.
Tetapi mendadak ada Eswatama, anaknya Durna. Eswatama menjanjikan Kurawa akan mengembalikan kerajaan Astina kepada Pandawa tanpa perang Baratayudha, apabila Arjuna berhasil menyelamatkan Durna.
Mendengar janji itu, Arjuna segera mengejar dua jin tadi, menyusul hingga ke Cundorante, perang lagi, dan Arjuna mati lagi.
Petruk yang jengkel akhirnya pulang, & menggunakan senjata sakti milik raja jin, dia membuka praktek pengobatan yang manjur. Dia jadi dukun dan bertambah kaya.
Semar, Gareng & Bagong yg galau lantaran Arjuna mangkat lagi, segera memberi fakta ke Amarta buat datang membantu. Bantuan datang, dan berhasil mengobrak-abrik kerajaan Cundorante, tetapi kedatangan ular Nogorangsang berhasil membunuh Gatutkoco, Setyaki, Werkudoro, dan ksatria lainnya.
Para ksatria Pandawa yang meninggal, ditambah menggunakan Adipati Karna yg dibawa oleh Baladewa, dibawa ke tempat Petruk. Satu per satu berhasil dihidupkan & disembuhkan.
Selanjutnya Petruk didaulat menjadi senopati buat memimpin penyerangan ke Cundorante, mengalahkan Nogorangsang, membebaskan Durna dan Sengkuni.
Setelah dikalahkan Petruk, Nogorangsang berubah sebagai senjata Cakra milik Kresna yang hilang.
Si kembar Pesatnyowo & Sambernyowo yg berhasil dibunuh Petruk berubah sebagai senjata Pasopati. Dan para ksatria Cundorante yang lain jua poly yg ternyata jelmaan senjata Pandawa.
Raja jin berdasarkan gua Seluman ternyata merupakan Nakula & Sadewa, yg ikut menghilang bersama hilangnya senjata Pandawa.
Dan senjata yg dipegang Petruk ternyata adalah senjata kembang Wijayakusuma milik Kresna.
Keadaan segera dipulihkan. Pandawa menerima kembali semua senjata miliknya, & Durna dan Sengkuni meratapi perbuatannya.