Pages

Tuesday, August 3, 2021

Ramayana : Kematian Ramabargawa

Sebelumnya : http:// .Blogspot.Com/2012/11/sayembara-sinta.Html

Pendeta itu tiada lain adalah Rama Parasu atau Rama bargawa putra Bagawan Jamadagni yg dahulu membunuh Prabu Arjuna Sasrabahu. Pendeta itu menghadang dan menantang.

Ramabargawa menerjang barisan terdepan dan langsung mendekati Ramabadra berada. Ia menantang perang . mendengar ini Dewi Sinta takut bukan kepalang. Prabu Dasarata menenangkannya. Teriak   Ramabargawa, “ hee Ramabadra, hayoo berperang melawanku. Siapa yang lengah mati.” Prabu Dasarata turun dari kereta karena merasa kasihan kapada putra dan putrid menantunya yang masih berusia muda. Ia melakukan sembah kepada pendeta tinggi besar itu . katanya, “ duh sang wiku, kasihanilah putra dan putri menantuku. Mereka masih begitu muda.Tidak mungkin melawan paduka.”

Mendengar ucapan Prabu Dasarata tersebut Ramabargawa sama sekali tidak menghiraukannya. Ia pribadi menuju ke tempat Rama berada. Diberikan gendewa super besar yg dipegangnya kepada Rama sambil mengungkapkan. ? Hee Rama, peganglah gendewaku ini. Traiklah jikalau engkau mampu atau kuat. Kalau gendewa ku ini tertarik olehmu, saya kalah. Tetapi kalau engkau tak sanggup menariknya maka kamu kalah.?

Mendengar tantangan tadi setiap orang yg mendengarnya merasa ngeri. Semuanya menarik nafas panjang. Satu-satunya yg permanen damai adalah Rama. Ia cepat mendapat gendewa. Ditariknya dengan mudah, bahkan sampai gendewa itu patah. Menyaksikan ini Ramabargawa terkejut, mukanya pucat,menunduk dan berkata perlahan, ? Panahlah leher ini, bukankah saya sudah kalah olehmu. Engkaulah yang akan menjadi wahana kematianku. Engkaulah yg akan menjadi sarana aku pulang ke Kaendran.?

Rama dengan tersenyum melaksanakan permintaan Ramabargawa tersebut. Anak panah mengenai leher Ramabargawa putra Resi Jamadagni itu . Pendeta yg gagah perkasa berwajah tampan ke mana-mana selalu menjinjing gandewa super besar dan pernah membunuh Prabu Arjuna Sasrabahu dulu itu musnah beserta tubuhnya. Langsung naik ke Suralaya & menjadi ilahi yg nantinya dikenal menggunakan nama Dewa Resi Ramaparasu.

Menyaksikan peristiwa tadi semua yang hadir merasa lega. Prabu Dasarata memerintahkan supaya iring-iringan berhenti beristirahat sebentar & berpesta makan bersama. Para anggota pasukan bersuka ria. Setelah itu iring-iringan melanjutkan bepergian.

Tidak usang lalu mereka datang titepi kota. Rakyat seluruh negeri Ayodya sudah mendengar bahwa gusti mereka Ramawijaya atau Ramabadra telah memboyong putri Mantili Dewi Sinta.

Sudah beberapa hari ini terjadi kesibukan yang luar biasa pada Ayodya. Kesibukan itu terutama berlangsung di istana. Rakyat Ayodya tuamuda, leai-wanita, besar -kecil berdiri rapi dikiri ?Kanan jalan yg akan dilalui pengantin dan mengelu-elukannya.

Prabu Dasarata beriku putra nda putri menantunya terus saja menuju istana. Kedua pengantin itu mendapat sambutan mesra menurut mak -bunda mereka Dewi Sukasalya, Dewi Kekayi & Dewi Sumitra. Sluruh istana bahkan seluruh penduduk Ayodya mengasihi putri Mantili Dewi Sinta yg manis, ramah & selalu tersenyum.

Keuda pengantin baru itu lalu memasuki tempat tinggal khusus keemasan yang latif sekali yang memang disedikan untuk mereka. Dari tempat tinggal inilah kedua mempelai itu mulai membangun kasih. Mereka hayati senang saling mencintai..

Untuk membaca kisah lengkap Ramayana silakan Klik Disini.

No comments:

Post a Comment